Kerajaan Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sirmaarif (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Datuk Bandar Kajum''' Riwayat menceritakan, bahwa ada seseorang dari Pagurawan bernama Datuk Bandar Kajum meninggalkan kampungnya melawat ke daerah Padang (Kota Te...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
Sirmaarif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Datuk Bandar Kajum'''
<br />
 
Riwayat menceritakan, bahwa ada seseorang dari Pagurawan bernama Datuk Bandar Kajum meninggalkan kampungnya melawat ke daerah Padang (Kota Tebing Tinggi dan sekitarnya), bersama-sama keluarga dan pengikut-pengikutnya, karena diserang kerajaan lain.
Mula-mula mereka menempati sebuah kampung yang bernama Tanjung Marulak di wilayah Tuan Rambutan – daerah Kebun Rambutan. Di Tanjung Marulak inipun mereka mendapat serangan dari Kerajaan Raya, kemudian Datuk Bandar Kajum mencari tempat tinggal di atas dataran tinggi di pinggir sungai Padang.
Baris 9:
 
'''[[Kerajaan Padang]]'''
<br />
Jauh sebelum kedatangan Datuk Bandar Kajum, di Tebing Tinggi dan sekitarnya telah berdiri kerajaan Padang. Bahkan Datuk Bandar Kajum di-Datuk-kan oleh Kerajaan Padang dimasa Raja Goraha memerintah. Kerajaan Padang adalah kerajaan Melayu yang kini menjadi Kota Tebing Tinggi dan sekitarnya.
Jika mengikuti silsilah Saragih Garingging yang pernah dituliskan Taralamsyah Saragih serta hikayat versi marga ini, Adalah Dasalak dimulai dari putra Raja Nengel yaitu Tuan Mortiha. Menurut ‘hikayat’ yang lain Dasalak adalah nama, yaitu berita Raja menemukan seorang bayi di atas rumpun Bambu saat sedang berburu ke hutan, yang disebut juga “Jolma napultak humbai buluh”. Lalu anak bayi itu diberi nama : Dasalak lahir tahun berkisar 1690, selisih umur 1 tahun dengan Raja Bolon. Permaisuri sangat sibuk dengan pekerjaan mengurus kedua bayi yang masih kecil itu, walaupun dibantu dengan kalangan istana. Pertumbuhan kedua anak itu berjalan dengan baik,terlihat kemiripan mereka seolah olah kembar, karena kecerdasan dan perawakan mereka hampir sama. Sejak berumur 9 tahun kedua anak itu masing-masing diberikan permainan Gasing. Raja Bolon diberi Gasing yang terbuat dari emas,sedangkan si Dasalak terbuat dari perak. Dengan demikian,dari jauh sudah bisa dibedakan yang mana Raja Bolon dan yang mana Dasalak.
Baris 16 ⟶ 17:
Jika dikatakan bahwa Kesawan pernah dirampas Kejeruan Padang, yang turunan kelimanya adalah Panglima Amal, kita hitung saja satu generasi adalah 30 tahun dengan patokan tahun eksistensi Panglima Amal adalah 1814, maka 1814 – (5 x 30) = 1664. Jadi berkisar tahun 1664 Kejeruan Padang di Tebing Tinggi sudah ada dan sudah dikenal. Kita tidak menemukan nama kejeruan Padang seperti penjelasan WHM Schadee, selain Padang di Tebing Tinggi sekitarnya ini.
Menurut penuturan orang-orang tua tempatan, berbagai rujukan dan catatan Putra Praja (1-1-1964), kisah Kerajaan Padang di Tebing Tinggi dimulai dari Raja:
1.
# Baris isi
Tuan Oemar Baginda Saleh Komar
2.
# Baris isi
Marah Sudin
3.
# Baris isi
Raja Saladin
4. Raja Adam
# Baris isi
5. Raja Syahdewa
6. Raja SidinAdam
75. Raja Tebing Pangeran (1806-1823)
# Baris isi
8. Marah Hakim (Raja Geraha 1823-1870)
5. Raja Syahdewa
9. Maharaja Muda Haji Muhammad Nurdin (Wazir Negeri Padang 1870-1914)
106. Raja Alamsyah (1928-1931)
# Baris isi
11. Raja Ismail (1931-1933)
Raja Sidin
12. Raja Hassim (1933-1946)
7.
# Baris isi
Raja Tebing Pangeran (1806-1823)
8.
# Baris isi
8. Marah Hakim (Raja Geraha 1823-1870)
9.
# Baris isi
9. Maharaja Muda Haji Muhammad Nurdin (Wazir Negeri Padang 1870-1914)
10.
# Baris isi
Raja Alamsyah (1928-1931)
11.
# Baris isi
11. Raja Ismail (1931-1933)
12.
# Baris isi
12. Raja Hassim (1933-1946)
Tuan Oemar Baginda Saleh Komar yang membuat istana di Bajenis – Tebing Tinggi. Tuan Oemar Baginda Saleh Komar memiliki 4 putra yaitu Marah Ledin, Marah Sudin, Marah Alimaludin, Marah Adam; serta seorang putri, yaitu Puang Jaenap. Setelah Tuan Oemar Baginda Saleh Komar mangkat, abad 16, Raja beralih kepada Marah Sudin. Marah Alimaludin memperluas wilayah di sekitar Pabatu hingga watas Dolog Marlawan. Putra Marah Sudin, yaitu Marah Saleh Safar membentuk wilayah Mandaris hingga watas Tanjung Kasau. Putra yang lain, Sutan Ali menguasai wilayah Bulian. berikutnya beraja pula Marah Saladin yang terpusat di Bulian. dizamannya terkisah banyak jejayaan, meski umur beliau tidak panjang. Setelah itu dirajakan Marah Adam, dan 1780 berganti ke Syahdewa, selanjutnya Raja Sidin, Raja Pangeran. Di zaman Raja Pangeran dan dibantu Raja Syahbokar ini, banyak berdatangan orang luar Tebing Tinggi untuk berdagang di Tebing Tinggi, seperti berdagang Getah Balata, Rotan dan lainnya. Di zaman ini pula dibangun pelabuhan armada laut di Bandar Khalifah. Karena Kerajaan Padang yang berpusat di Bulian – Tebing Tinggi menjadi makmur, Deli mulai ingin mengadakan ekspansi. Melayu atau Raja Pangeran / Syahbokar memanggil putra Melayu gelar Raja Tebing Pangeran dengan istri pertamanya yaitu Raja Jamta Melayu untuk membantu beliau mengatasi upaya ekspansi Deli.
Deli dengan bantuan Bedagai melakukan penyerangan, yang juga melibatkan Panglima Daud, seorang bangsawan ksatria berdarah Bugis.