Stasiun Medan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k KA -> kereta api
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
Arsitektur Stasiun Medan telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya. Hal yang tersisa dari kompleks bangunan stasiun lama adalah adanya [[menara jam]] di bagian muka stasiun, keberadaan [[dipo lokomotif]] yang masih berarsitektur Belanda, bagian atap peron yang menaungi jalur 2 dan 3, serta jembatan gantung di ujung sebelah selatan stasiun.
 
Rel yang terdapat di Stasiun Medan membujur dari utara ke selatan. Rel yang mengarah ke selatan merupakan rel dengan arah perjalanan ke [[Stasiun Tebing Tinggi (Sumatera Utara)|Tebing Tinggi]], [[Stasiun Kisaran|Kisaran]], [[Stasiun Tanjung Balai|Tanjung Balai]], [[Stasiun Siantar|Siantar]] dan [[Stasiun Rantau Prapat|Rantau Prapat]], sedangkan rel yang mengarah ke utara merupakan arah perjalanan ke [[Stasiun Belawan|Belawan]], [[Stasiun Binjai|Binjai]] dan [[Stasiun Besitang|Besitang]], yang bercabang sekitar 850 m di utara stasiun. Dari Stasiun Medan dahulunya terdapat percabangan rel ke [[Pancur Batu, Deli Serdang|Pancur Batu]] dan Batu. Stasiun ini mempunyai city check-in untuk calon penumpang di [[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]] yang baru. Layanan in juga adalah yang pertama di seluruh Indonesia.
 
Pada tahun [[2006]], Stasiun Medan mendapat Penghargaan Prima Utama untuk pelayanan unit transportasi publik.
Baris 34:
* [[Kereta api Feeder Putri Deli|Feeder Putri Deli]]: ke [[Stasiun Binjai|Binjai]]
* [[Kereta api Feeder Sribilah|Feeder Sribilah]]: ke Binjai
* Kereta api Bandara: ke [[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]] (Mulai 25 Juli)
 
<table border="1" cellspacing="0" cellpadding="4" style="font-size:90%;">
<tr>