Kota Surakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 267:
Selain Pasar Klewer, Solo juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya [[Pasar Gedhe]] (Pasar Besar), Pasar Legi, dan Pasar Kembang. Pasar-pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama [[pasaran]] (hari) dalam bahasa Jawa: Pasar [[Pon]], Pasar [[Legi]], sementara Pasar Kliwon saat ini menjadi nama kecamatan dan nama pasarnya sendiri berubah menjadi Pasar [[Sangkrah]]. Selain itu ada pula pasar barang antik yang menjadi tujuan wisata, yaitu Pasar Triwindu/Windu Jenar (setiap Sabtu malam diubah menjadi Pasar Ngarsopuro) serta Pasar Keris dan Cenderamata Alun-Alun Utara Keraton Solo.
Pusat bisnis kota Solo terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini<!-- termasuk Graha Soloraya, Loji Gandrung (rumah dinas wali kota)-->. Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup untuk kendaraan bermotor (Solo Car Free Day) sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. Beberapa mal modern di Solo antara lain [[Solo Square]], [[Solo Grand Mall]] (SGM), [[Solo Paragon Lifestyle Mall]], Solo Center Point (SCP), [[Singosaren Plaza]], [[Pusat Grosir Solo]] (PGS), [[Beteng Trade Center]] (BTC) [[Hartono Lifestyle Mall]] Solo Baru, Luwes ( Ratu, Sami, Sangkrah, Gading, Nusukan, Mojosongo, Palur ).
Solo memiliki beberapa pabrik yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah yang besar antara lain [[Sritex]], [[Konimex]], dan [[Jamu Air Mancur]]. Selain itu masih ada banyak pabrik-pabrik lain di zona industri [[Palur]]. Industri [[#batik|batik]] juga menjadi salah satu industri khas Solo.
|