Dimyathi Syafi'ie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 110:
Pandangan KH Dimyathi untuk masa depan anak-anaknya adalah tawakkal dalam artian semua garis masa depan ada pada kehendak Allah SWT, KH. Dimyathi menyatakan bahwa putra-putra saya kelak bisa mengembangkan kehidupan mereka sesuai dengan dunianya masing-masing. Sebagai orang tua do'a adalah elemen penting dalam mengarahkan kehidupan anak-anaknya, untuk itu urusan anak-anaknya Beliau pasrahkan sama Allah SWT. Termasuk kepada putra Beliau '''KH. Khamadullah Dimyathi''' yang waktu itu masih berusia balita, sudah harus ditinggal oleh KH Dimyathi untuk berpulang ke rahmatullah di tanah suci [[Mekkah]] atau [[Makkah al-Mukarramah]].
 
Tokoh Kharismatik dari Blambangan selatan yang terlahir pada tahun 1912 ini yang berasal dari Desa[[Wonokromo, Pleret, Bantul|Wonokromo]], [[Pleret, Bantul|Kecamatan Pleret]], [[Kabupaten Bantul]], [[Yogyakarta]], sekitar tahun 1915-an sudah harus pindah ke kawasan Blambangan selatan beserta keluarganya yang dibawa oleh Kakaknya Kyai Maksum, dan setelah banyak belajar dari Pesantren akhirnya pada tahun 1936 KH Dimyathi mendirikan pesantren untuk berdakwah di daerah Blambangan selatan.
 
Pada tahun 1959 setelah usai merampungkan pembangunan gedung pesantrennya dan menyediakan cukup lahan untuk para santrinya menopang kehidupan dan biaya belajar selama di sana, KH Dimyathi berangkat menunaikan ibadah haji ke [[Mekkah]] atau [[Makkah al-Mukarramah]]. Namun di sanalah rupanya Beliau datang untuk menghadap kepada Rabb-nya pada usia 47 tahun. Sebuah pemakaman tanpa penghormatan militer, meskipun Beliau selalu berada di garis terdepan dalam pertempuran melawan tentara-tentara Belanda. Selamat jalan Komandan Hizbullah Blambangan selatan. Semoga generasi masa kini dapat meneruskan perjuanganmu mengusir imperialisme dari bumi Nusantara