Boenga Roos dari Tjikembang (novel): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Farras (bicara | kontrib)
Baris 103:
Beberapa terjemahan novel ini telah dibuat. Pada tahun 2007 ''Boenga Roos Dari Tjikembang'' diterjemahkan ke bahasa Belanda sebagai ''De roos uit Tjikembang'' oleh Sutedja-Liem; edisi ini diterbitkan oleh [[Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde|KITLV]].{{sfn|Sutedja-Liem|2007|p=269}} Pada tahun 2013 [[Yayasan Lontar]] menerbitkan sebuah terjemahan bahasa Inggris oleh Fowler dengan judul ''The Rose of Cikembang''.{{sfn|Kwee|Fowler|2013|p=cover}}
 
==PenerimaanTanggapan==
[[berkas:Dardanella advertisement, Boenga Roos dari Tjikembang.jpg|thumb|alt=Advertensi koran|Sebuah iklan untuk penampilan ''Boenga Roos dari Tjikembang'' di ''[[Royal Bioscoop]]'', [[Medan]] oleh grup sandiwara [[Dardanella]], 1930.]]
Nio menguraikan buku ini sebagai "cerita tragis yang indah" yang "menawan hati."{{sfn|Nio|1962|pp=31, 77}} Fowler menulis bahwa cinta antara Aij Tjeng dan Marsiti ditangani dengan "kehalusan dan kelembutan yang tidak biasa" walaupun adanya pengucilan sosial yang dihadapi oleh para "nyai" kala itu.{{sfn|Fowler|2013a|p=xxvi}} Peneliti sastra Indonesia Jakob Sumardjo menulis bahwa, meskipun dalam kebanyakan karyanya, Kwee tampaknya sangat mengedepankan sudut pandangnya pada pembacanya sampai ke titik dimana "merobek keseimbangan struktural novel", cacat ini tidak hadir dalam ''Boenga Roos dari Tjikembang''; melainkan Sumardjo menemukan novel ini "''... benar-benar bagus dalam bentuk dan tekniknya, meskipun dari segi gagasan mungkin tidak begitu besar artinya.''"{{sfn|Sumardjo|1989|p=99}}