Santet: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambah poin |
|||
Baris 3:
==Di kebudayaan Nusantara==
===Suku Sunda===
Disebut
Santet atau sihir dalam bahasa Arab dinamakan ainun saqhirah, atau sesuatu yang menyilaukan mata<ref name="sumber1"/>. Lebih jauh, bermakna ''menakjubkan''<ref name="sumber1"/>. Atau sebuah kemampuan luar biasa yang sulit diterima akal sehat<ref name="sumber1"/>.
DALAM masyarakat Jawa, terdapat fenomena teluh braja<ref name="sumber1"/>. Menurut kesaksian dan cerita turun-temurun dari leluhur, teluh braja juga merupakan sinar terang benderang yang melesat amat cepat<ref name="sumber1"/>. Atau seperti ainun saqhirah<ref name="sumber1"/>. Kemunculan teluh braja biasanya disusul mewabahnya penyakit<ref name="sumber1"/>. Kalau menuju ke rumah tertentu, salah satu penghuninya biasanya lalu menderita sakit berat,tak jarang mengakibatkan kematian<ref name="sumber1"/>.
Di [[Jawa]], ada beberapa jenis tanaman bisa menangkal datangnya teluh braja sehingga tidak memakan korban<ref name="sumber1"/>. Dengan menanam pohon [[pepaya]] di muka rumah, bisa mengalihkan datangnya teluh braja ke pohon tersebut. Sehingga si empunya rumah selamat dari serangan guna-guna atau santet.
Kalau memang sedang mendapat ancaman serangan santet, ada lagi kiat untuk menangkalnya. Yakni dengan membawa [[merang padi ketan hitam]] ke mana pun pergi. Menurut paranormal, merang padi ketan hitam memiliki ''power positif'' untuk mentralisir ilmu santet.Bila seseorang terancam santet dipersilakan selalu tidur di atas [[lantai]]<ref name="sumber1"/>. [[Tanah]] atau [[bumi]] dinilai memiliki ''energi positif''<ref name="sumber1"/>. Itulah maka tidak ada [[gendruwo]] atau [[lelembut]] yang ''berani'' menginjak bumi, sebab akan terasa panas<ref name="sumber1"/>. Santet, biasanya bergerak sekitar [[50 cm]] di atas permukaan tanah<ref name="sumber1"/>. Maka bila seseorang tidur di atas lantai, tidak mungkin terkena ''tembakan'' santet<ref name="sumber1"/>.
==Referensi==
|