Lemidi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Wie146 (bicara | kontrib)
Baris 37:
Daun-daun yang muda berwarna kemerahan, mengingatkan pada warna [[udang]] yang dimasak; karenanya dinamai juga '''paku merah''' atau '''paku udang''' (''paku hurang''). Daun muda dan pucuknya yang masih bergelung dimasak sebagai sayuran, setelah sebelumnya dilayukan terlebih dulu.<ref name=heyne_86/> Di [[Sambas]], daun lemiding merupakan salah satu bahan penting pembuatan bubur kesum atau bubur pedas.
 
Di [[Jawa]], lemidi''pakis bang'' atau ''paku huranhurang'' kurang dikenal kegunaannya. Di [[Sumatera]], lemidi dimakan sebagai [[sayuran]].<ref name=paku_indonesia/> Di [[Sulawesi]], setelah diolah, batang menjalar ''wewesu'' dimanfaatkan untuk menggantikan [[rotan]] sebagai bahan pengikat, dianyam untuk membuat alat penangkap [[ikan]], dianyam untuk ikat pinggang, bahkan juga untuk membuat tambang [[jangkar]] [[perahu]]. Menurut [[Rumphius]], batang ini sangat kuat dan sukar diputus, dan dalam air laut lebih awet daripada rotan. Di masa lalu, setelah dipotong-potong seragam, batang ini banyak diperdagangkan; baik di [[Bone]] maupun di [[Karimun]].<ref name=heyne_86/> [[Batang]]nya yang keras dipakai di [[Kepulauan Karimun]], [[Jawa]], dan [[Malaya]] sebagai perangkap [[ikan]]. Selain itu pula, lemidi pernah digunakan sebagai [[barang dagangan]] di Karimun dan [[Filipina]]. Di Filipina sendiri, kadang-kadang dipakai untuk membuat bagian dalaman [[keranjang]].<ref name=paku_indonesia/>
 
==Catatan kaki==