Abu Al-Aswad Ad-Du'ali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibensis (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Abul Aswad Ad-Du'alialiy''' merupakan penggagas ilmu [[nahwu]] dan [[Filologi|pakar tata bahasa]] bahasa Arab dari bani kinanah dan dijuluki sebagai bapak bahasa Arab. Nama aslinya adalah Zhalim bin Amr, lebih dikenal atau dengan julukannya Abu Al-Aswad Ad-Du’ali (atau Ad-Dili), orang yang diambil ilmunya dan yang memiliki keutamaan, dan Hakim ([[Qadhi]]) di [[Basra|Bashrah]]. Dia dilahirkan pada masa kenabian Muhammad {{saw}}. Ia dianggap sebagai orang yang pertama kali mendefinisikan tata bahasa Arab. Dan yang pertama kali meletakkan titik pada huruf hijaiyah.<ref>Ibnu Khallikan. Wafaayat al-'Ayaan. vol. 1 p. 663.</ref>. Dia meninggal karena wabah ganas yang terjadi pada tahun 69 H (670-an M) dalam usia 85 tahun.
 
== Kompetensi ==
[[Ali bin Abi Thalib]] radhiallahu ‘anhu adalah yang pertama kali mencetus kodifikasi ilmu Bahasa Arab, dia menyusun pembagian kalimat, bab inna wa akhowatuha, idhofah, imalah, ta’ajjub, istifham dan lain-lain, kemudian dia memerintahkan kepada Abul Aswad Ad-Dualiy untuk mengembangkannya sambil berkata: " “انح هذا النجو; Unhu hadzan nahwa!” (ikutilah yang semisal ini)". Maka istilah ilmu Nahwu diambil dari perkataan Ali bin Abi thalib ini. Abul Aswad Ad-Duali diperintahkan untuk mengembangkan bahasa Arab oleh Ali bin Abi thalib karena pada masa itu Islam telah berkembang ke berbagai negara dan orang asing (ajam/non arab) banyak yang salah berbahasa Arab dan kesulitan memahami Al-Quran, serta masuknya orang ajam ke negeri Islam lalu mencampur bahasa mereka.<ref>Qowa’idul asasiyah lillughotil arobiyah hal 6, Sayyid Ahmad Al Hasyimi, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah</ref>
Dikisahkan bahwa yang membuat Abul Aswad Ad-Du’aliy semakin semangat mengembangkan bahasa Arab adalah suatu malam ia berjalan dengan putrinya, kemudian putrinya berkata:" “ما أجمل السماء; Maa ajma'''lus''' sama’i” (Apa yang paling Indah di langit?), kemudian Abul Aswad Ad-Du’aliy berkata:" “نجومها; nujumuha” (bintang-bintangnya), kemudian putrinya berkata, “Saya bermaksud mengungkapkan ketakjuban (kekaguman)”. Maka Abul Aswad Ad-Du’aliy berkata membenarkan, katakanlah:"“ما أجمل السماء; “Maa ajma'''las''' sama’a”, (betapa indahnya langit)<ref>Huruf hijaiyahnya (Arab) sama, akan tetapi cara membacanya (harakatnya) berbeda, sehingga artinya berbeda.</ref>.
 
==Perkataan para ulama tentangnya ==