Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Den Mazze (bicara | kontrib)
Den Mazze (bicara | kontrib)
Baris 9:
 
=== Umum ===
Bagian-bagian keraton dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag (sudah tidak ada), Gapura Pangurakan nJawi/luar, Gapura Pangurakan Lebet/dalam, Alun-alun Utara, Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil, Gerbang Brojonolo, Kompleks Kamandhungan Lor/utara, Gerbang Sri Manganti, Kompleks Sri Manganti, Gerbang Donopratopo, Kompleks Kedhaton (kediaman resmi dan pusat istana), Gerbang Kamagangan, Kompleks Kamagangan, Gerbang Gadhung Melati, Kompleks Kamandhungan Kidul/selatan, Gerbang Kamandhungan, Sapit Urang/pamengkang, Kompleks Siti Hinggil Kidul/selatan (sekarang disebut Sasana Hinggil), Alun-alun Selatan, Gerbang Besar Nirbaya (Biasa disebut Plengkung Gadhing). Di sekeliling Kraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding.
 
===Tembok/Dinding Kraton===
Tembok atau dinding pertahanan di Kraton terdapat dua bagian/macam. Pertama adalah dinding luar/dinding kota tua. Pertahanan ini disebut dengan Benteng Baluwerti (bermakna hujan peluru). Kedua adalah dinding istana biasa disebut dengan Benteng Cepuri (bermakna dinding istana).
====Baluwerti====
Dinding ini dibangun atas prakarsa Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangku Negoro yang kelak menjadi Hamengkubuwono II pada 1785-1787. Dinding ini melingkari kota tua beserta istana di dalamnya dengan luas kira-kira 3,5 mil persegi. Baluwerti memanjang dari Alun-alun Utara ke timur sampai Gondomanan dan berbelok ke selatan sampai Pujokusuman. Kemudian ke arah barat sampai nDaengan dan membelok ke utara sampai Suronatan/Notoprajan dan mengakhiri ke arah timur sampai sebelah barat Alun-alun Utara. Tinggi Baluwerti bervariasi kira-kira 3-4,5 meter. Ketebalannya pun beragam antara 3-5 meter. Dinding ini memiliki anjungan yang cukup untuk dilewati oleh kuda maupun senjata berat artileri. Pada keempat sudutnya memiliki bastion. Saat ini tinggal 3 buah dan dalam keadaan rusak. Sebuah bastion di timur laut (Gondomanan) telah hancur di ledakkan oleh Inggris pada 1812.
 
Baluwerti memiliki 5 Pintu Gerbang Kota atau sering disebut Plengkung. Sebelah utara ada dua yaitu Gerbang Jogosuro di sebelah barat Alun-alun Utara dan Gerbang Tarunosuro di sebelah timur Alun-alun Utara. Gerbang Jogosuro sering juga disebut dengan Plengkung Ngasem. Gerbang ini mulai pemerintahan Hamengkubuwana VIII telah berubah bentuk menjadi gapura bentar. Gerbang Tarunosuro sering dikenal dengan Plengkung Wijilan dan masih utuh hingga sekarang (april 2007). Pada zamannya gerbang ini adalah pintu resmi istana putra mahkota nDalem Sawojajar. Di sebelah barat terdapat Gerbang Jogoboyo atau disebut Plengkung Taman Sari. Gerbang ini juga telah berubah bentuk menjadi gapura bentar. Disebelah timur terdapat Gerbang Madyosuro. Gerbang ini sering disebut dengan Pelngkung Buntet/tersumbat. Gerbang ini pernah ditutup oleh Hamengkubuwana II semasa serangan Inggris tahun 1812. Dan pada pemerintahan Hamengkubuwana VIII dibuka kembali. Sekarang sudah hampir tidak ada bekas yang tersisa dari gerbang ini. Sebelah selatan terdapat Gerbang Nirboyo atau dikenal dengan plengkung Gadhing. Gerbang ini merupakan tempat keluarnya jenazah sultan yang wafat untuk dimakamkan di Imogiri. Gerbang ini termasuk gerbang yang asih utuh.
 
===Pintu Gerbang Donopratopo===