Suku Badui: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) |
Kembangraps (bicara | kontrib) →Kepercayaan: edit and hide irrelevant text |
||
Baris 14:
==Kepercayaan==
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai [[Sunda Wiwitan]] berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang ([[animisme]]) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh [[agama Budha]], [[Hindu]], dan [[Islam]]. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep
:''Lojor heunteu beunang dipotong, pèndèk heunteu beunang disambung.''
Objek kepercayaan terpenting bagi Masyarakat Kanekes adalah [[Arca Domas]], yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. Orang Kanekes mengunjungi lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima, yang pada tahun 2003 bertepatan dengan bulan Juli. Hanya ''puun'' yang merupakan ketua adat tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti rombongan pemujaan tersebut. Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu lumpang yang menyimpan air hujan. Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih, maka bagi masyarakat Kanekes itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun, dan panen akan berhasil baik. Sebaliknya, apabila batu lumpang kering atau berair keruh, maka merupakan pertanda kegagalan panen (Permana, 2003a).▼
Tabu tersebut dalam kehidupan sehari-hari diinterpretasikan secara harafiah. Di bidang [[pertanian]], bentuk pikukuh tersebut adalah dengan tidak mengubah kontur lahan bagi ladang, sehingga cara berladangnya sangat sederhana, tidak mengolah lahan dengan [[bajak]], tidak membuat [[terasering]], hanya menanam dengan [[tugal]], yaitu sepotong [[bambu]] yang diruncingkan. Pada pembangunan rumah juga kontur permukaan tanah dibiarkan apa adanya, sehingga tiang penyangga rumah Kanekes seringkali tidak sama panjang. Perkataan dan tindakan mereka pun jujur, polos, tanpa basa-basi, bahkan dalam berdagang mereka tidak melakukan tawar-menawar.
▲Objek kepercayaan terpenting bagi
Bagi sebagian kalangan, berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya, kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya [[Islam]].
<!--tidak ada patung atau benda apapun yang disembah, bagaimana bisa berkesimpulan bahwa pengaruh hindu animisme sangat kuat, gusti nu maha suci = tuhan yang maha suci (konsep monoteis), ada banyak pertanyaan yang harus dijawab, apakah bangsa nusantara adalah sekadar masyarakat eksplorasi kolonialisasi eropa, atau jauh sebelum itu bangsa nusantara adalah bangsa yang sudah cukup maju lalu mengalami kemunduran secara alami (seperti Rome) tetapi dengan kelemahan bukti tulisan tulisan sejarah yang sangat minimal atau hampir tidak ada, bilapun ada dalam bentuk prasasti para ilmuwan salah mengartikan artinya atau salah meng klasifikasikan bahasa atau cara tutur kata yang dimaksud,
-->
==Kelompok-kelompok dalam masyarakat Kanekes==
|