Sunda Kelapa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pai Walisongo (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 180.251.135.134) dan mengembalikan revisi 7324408 oleh Sagita Melati
Baris 40:
=== Abad ke-20 ===
Pada masa pendudukan oleh bala tentara [[Jepang|Dai Nippon]] yang mulai pada tahun [[1942]], Batavia diubah namanya menjadi Jakarta. Setelah bala tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa [[Orde Baru]], nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal [[6 Maret]] [[1974]], nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar.
 
=== Abad ke-18 ===
Pada masa sunda kelapa masih dalam keadaan tentram dan rakyat-nya masih beragama hindu, pada masa menuju abad ke-69 datang dua orang dari jeddah menggunakan perahu kecil dan menyebar semua agama di pelosok indonesia kala itu ada sebuah habib di daerah luar batang dan didirikan Masjid persis dekat pelabuhan sunda kelapa bernama " Masjid Luar Batang " dan kerajaan fatahillah pun juga mencekam masjid yang didirikan oleh habib luar batang itu para pasukan islam pun menyerang fatahillah dengan keterkaitan agama hindu dan agama islam dan wilayah yang di kuasai tanpa seperjanjian dan pengetahuan fatahillah dan Habib Luar Batang Meninggal pada tahun 1778 di daerah luar batang
 
== Sunda Kelapa dewasa ini ==