Pompeii: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yuuudiii (bicara | kontrib)
Yuuudiii (bicara | kontrib)
Baris 73:
[[Berkas:Pompeii Garden of the Fugitives 02.jpg|thumb|180px|right|Para korban letusan]]
 
Para [[geologi|geolog]]wan telah menggunakan sifat-sifat magnetik dari batu-batu dan serpihan-serpihan yang ditemukan di Pompeii untuk memperkirakan temperatur aliran piroklaktik yang mengubur kota itu. Ketika batu yang meleleh itu membeku kembali, mineral magnetik dalam batu itu mencatat arah [[bidang magnet]] Bumi. Bila bahan itu dipanaskan melampaui temperatur tertentu, yang dikenal sebagai [[Titik Curie|temperatur Curie]], bidang magnetnya mungkin akan dimodivikasi atau sama sekali diatur kembali.
 
Analisis terhadap lebih dari 200 buah batu vulkanik dan serpihan-serpihan, seperti atap genting, menunjukkan bahwa awan debu itu panasnya hingga 850 °C ketika muncul dari mulut Vesuvius. Awan itu mendingin hingga kurang dari 350 °C pada saat tiba di kota itu. Banyak dari bahan-bahan yang dianalisis mengalami temperatur antara 240 °C hingga 340 °C. Beberapa daerah memperlihatkan temperatur yang lebih rendah, hanya 180 °C. Ada teori yang mengatakan bahwa guncangan mungkin telah menyebabkan tercampurnya udara dingin ke dalam awan debu itu. (Cioni, ''et al.'', 2004)