Ki Empu Djeno Harumbrodjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Aji Wiyoko (bicara | kontrib) |
||
Baris 7:
==Proses Pembuatan Keris==
Sebagai benda yang dipercaya memiliki kekuatan kesaktian, sebuah keris dapat memiliki kekuatan magis yang ditentukan oleh permintaan si pembuat keris dan pemiliknya. Dalam setahun, Empu Djeno hanya dapat membuat kurang lebih dua keris. Saat membuat keris, Empu Djeno memerlukan data pelanggan yang di antaranya meliputi hari dan tanggal lahir, pekerjaan, dan akan lebih baik bila dia dapat bertemu dengan pelanggan langsung sehingga dapat mengetahui karakter pelanggannya. Dua hal yang harus dipersiapkan dalam pembuatan keris adalah persiapan material dan spiritual. Persiapan material meliputi 12 kg [[besi]], 0.5 kg [[nikel]], 100 gram [[meteorit]], dan 50 kantong arang kayu jati. Setelah diolah menjadi ''kodokan'' (bentuk dasar) keris, bahan-bahan tersebut menyusut menjadi sekitar 1 kg akibat proses pemanasan dan penempaan. <ref name="l6">[http://news.liputan6.com/read/9713/empu-djeno-dan-keris-bertuah Empu Djeno dan Keris Bertuah.] 18 Maret 2001. Tim Potret. Diakses pada 4 Mei 2013.</ref> Bentuk keris yang telah selesai, beratnya tinggal ± 300 gram. Secara spiritual, persiapan yang harus dilakukan adalah [[puasa]], [[meditasi]], tidak tidur selama beberapa hari, dan tindakan spiritual lainnya, seperti ''tapa brata'' dan upacara sesaji. Intinya, berdoa kepada Tuhan YME agar proses kerja dan hasilnya sesuai dengan
Pada proses awal pembuatan keris, potongan besi akan dibakar hingga memanjang mencapai ukuran tertentu dan kemudian dilipat menjadi dua. Proses penempaan dan pelipatan ini diulang berkali-kali hingga mencapai jumlah lipatan yang diinginkan atau tergantung dari model (disebut juga ''tangguh'') keris itu sendiri. Untuk menciptakan model (''tangguh'') ''Blambangan'', Empu Djeno perlu membuat 16 lipatan, sedangkan untuk ''tangguh Mataram'' dibutuhkan 256 lipatan, dan untuk ''tangguh
Beberapa pameran yang pernah diikuti oleh Empu Djeno adalah pameran di Keraton Yogyakarta (1984-1988), Sumberagung (1977), [[Sekaten|Universitas Gajah Mada]] (1980), [[Institut Seni Indonesia]] Yogyakarta dan [[Institut Teknologi Bandung]] (September 1999). Selain itu, dia juga pernah memamerkan karyanya di H. Ambarukmo, SMP Muh. Gedongan, [[Museum Sonobudoyo]], [[TMII]], dan secara rutim dalam [[Sekaten|perayaan Sekaten]] di Keraton Yogyakarta.<ref name="tb"/>
|