Pohon Natal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link FA|hr}}
Baris 5:
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk [[Benua Amerika|Amerika]], mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon ''evergreen'' untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di [[Pennsylvania]] Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun [[1830-an]].
 
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "[[evergreen]]". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "[[hidup kekal]]", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara yang selalu hijau daunnya.
 
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di [[Rockefeller Center]] di [[5th Avenue]] [[New York]] [[Amerika Serikat]].
Baris 18:
 
== Kontroversi ==
[[Berkas:Arbol Navidad 03.gif|thumb|200px||]]
Terlepas dari kebenaran [[kisah-kisah]] di atas, hingga hari ini pemasangan [[Pohon Natal]] masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat [[Kristen]]. Bagi orang-orang yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan [[Saturnalia]], mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, [[Mithras]], yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma. Demikian pula hari [[Minggu]] adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau [[Sonntag]]. Perlu diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang [[Mesir]], dilahirkan pada tanggal [[27 Desember]]. Demikian pula Dewa matahari Horus dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
 
Maka dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pohon Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari. Pemasangan pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala. Reaksi penolakan itu bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan pemerintah Jerman untuk mendenda siapa pun yang memasang pohon cemara sebagai pohon Natal.
 
Hal itu mulai berubah, saat gambar [[Ratu Victoria]] dari [[Inggris]], [[Pangeran Albert]] dari [[Jerman]], dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara, diilustrasikan di [[London News]]. Karena sosok Victoria yang sangat populer, pemuatan gambar itu di media massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan lazim sebagai pohon Natal.
Baris 33:
Setelah masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, industri pun semakin berkembang dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik [[Santa Claus]], [[tinsel]] (semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.
 
Karena penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi sukacita yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di setiap negara. [[Indonesia]] dan [[Filipina]] menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan tapi yang penting berbentuk cemara.
 
Di [[Afrika Selatan]] keberadaan pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum. Sementara masyarakat [[India]], lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.
Baris 54:
[[Kategori:Pohon|Natal]]
[[Kategori:Conifers]]
 
{{Link FA|hr}}