Alam Surambi Sungai Pagu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul )
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
 
== Sejarah ==
Alam Surambi Sungai Pagu yang dikenal dahulunya dengan [[Kerajaan Sungai Pagu]] merupakan ''Ikua Darek'' Kerajaan Minangkabau di [[Pagaruyung]].
 
Beberapa peninggalan sejarah hingga kini masih dapat ditelusuri dan menarik untuk terus diteliti lebih jauh, seperti terdapatnya Istana Puti Sigintir, Istana Tuangku Rajo Malenggang dan Rajo Putiah di Pasir Talang, dan Istana Tuanku Rajo Bagindo di Balun. Peninggalan sejarah semasa awal masuk [[Islam]] di Minangkabau seperti Masjid Kurang Aso 60 di Pasir Talang dan Masjid Raya serta surau Menara di Koto Baru. Dengan keunikan-keunikan tersebut KASSP sekarang akan dijadikan warisan budaya dunia.
Baris 36:
 
Mudjadid (1999) mencatat sekarang KASSP , adatnya basandi syarak, dihitung struktur lembaga adatnya dipimpin 117 penghulu yang terdistribusi pada kelembagaan empat kelompok suku yang secara kategoris sudah terurai dalam sumber lokal seperti tulisan Marsadis Dt. St. Mamamt (1980), Hasmurdi (2000), Mudjadid (1999), IKASUPA (2003) dll. Dari sumber ini ditambah lisan orang tua-tua dapat didiskripsikan 4 kelompok suku di KASSP ini sebagai berikut:
# Suku Melayu.
Suku Melayu ini berasal dari 4 ninik dari Ninik nan salapan. Juga 17 nini dari ninik 59 (kurang aso 60). Balahan (unit kelompok sosial) sukunya: (a) suku Melayu empat paruik, (b) suku bariang empat paruik, (c) suku koto kaciak empat paruik dan (d) suku durian 5 ruang. Suku melayu ini menjadi basis Raja Daaulat Yang dipertuan Bagindo Sutan Besar Tuangku Rajo Disambah. Kebesarannya (Hasmurdi, 2000)sebagai payung sakaki tombak sabatang, payung panji KASSP. Penghulu induknya 17 sultan dari nan 59 dengan puluhan datuk pecahannya yang mempunyai hak kebulatan untuk rajo nan-4.
# Suku Panai.
Suku Panai di antaranya turun dari 3 ibu dan nan-59. Dalam pengembangannya memiliki balahan suku (a) suku panai tanjung (b) suku panai tangah, (c) suku panai lundang. Pada suku ini berbasisi Tuanku Rajo Batuah, dengan kebesarannya “tabung baparuik dan mamagang cupak usali yaitu syarak basandi kitabullah”. Penghulu induknya 3 sultan dari nan-59 dengan belasan datuk pecahannya yang punya hak kebulatan untuk rajo nan-4.
# Suku Tigo Lareh bakapanjangan.
Di [[Bandar Sepuluh]] suku ini juga disebut sebagai kelompok Suku Lareh Nan Tigo yang merupakan gabungan dari Suku [[Caniago]], [[Sikumbang]] dan [[Jambak]].
Suku ini di antaranya turun dari 15 ibu dari ninik 59. Pecahan sukunya (a) suku sikumbang 4 ibu, (b) suku caniago nan-6, (c) suku jambak nan-5,(d) suku balai mansiang 4 piak dan (e) suku koto 3 ibu. Marsadis Dt St. Mamat (1980) untuk dua suku terakhir disebut turunan inyiak Talawi dan Inyiak Perpatih nan Sabatang. Suku ini basis rajo: Tuanku Rajo Malenggang. Penghulu induknya 15 sultan dari ninik 59 dan puluhan datuk yang mempunyai hak kebulatan untuk raja nan-4.
# Suku Kampai.
Suku ini di antaranya turunyan dari 24 dari ninik 59. Pecahan sukunya: (a) suku bendang nan-4 (b) suku kampai tangah nyiur gading nan -8, (c) suku kampai air hangat nan-5, dan suku kampai sawah laweh nan-7. Suku kampai ini berbasisi rajo adat: Tuanku Rajo Bagindo dengan kebedaran “kain langko puris/ pemegangkitab tambo alam /pemegang adat jo limbago”. Sekarang ialah Bustam Dt. Sj Bagindo. Penghulu induknya 24 dari ninik 59 dengan puluhan datuk yang memiliki hak kebulatan untuk raja nan-4. Gelar Tuanku Rajo Bagindo, Rajo nan-4 di dalam Kelarasan Sungai Pagu(Kecamatan Sungai Pagu dan XII Koto, Keresidenan Padang Darat) pernah mendapat pengakuan kebesaran tuan Gubernur dan dihormati dengan dibebaskan dari kewajiban rodi (Kutipan SK. Tuan Gub. SB di Padang; n. 564 tanggal 17 September 1888).