Kecipir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul )
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Baris 70:
==Asal-usul dan agihan==
[[Berkas:Wingedbean roots.JPG|thumb|left|200px|Umbi kecipir dijual di pasar lokal di [[Burma]].]]
Para ahli berbeda pendapat mengenai asal usul kecipir; terutama karena tidak didapati jenis liarnya, semua merupakan jenis yang telah dibudidayakan. Keanekaragaman kecipir yang tertinggi didapati di [[Papua]], wilayah perbukitan di timur laut [[India]], serta di wilayah [[Burma]] yang bertetangga; sehingga diduga wilayah-wilayah itu merupakan pusat-pusat domestikasinya.<ref name="prota"/> Namun demikian, menurut [[Setijati Sastrapradja]], asal kecipir adalah berasal dari [[Indonesia]] dan [[Papua Nugini]]. Kecipir banyak didapati di [[Asia Tenggara]] dan menyukai tanah yang baik serta sinar [[matahari]] yang cukup. Tumbuh baik hingga pada ketinggian 1000 [[mdpl]]. Ditanam sebagai tanaman sampingan pada [[musim hujan]].<ref name=Sas./> Pada tahun '80-an di [[Indonesia]], kecipir dipakai sebagai [[tanaman sela]] di antara [[tanaman pekarangan]]. [[Petani]]-petani ini sadar akan nilai tinggi kecipir, tapi karena pemasarannya tidak seramai [[kubis]] dan [[kangkung]], akhirnya tumbuhan ini tidak terlalu diusahakan secara komersial.<ref name=Soeseno/> Sebagian pakar menduga bahwa kecipir diturunkan dari jenis-jenis ''Psophocarpus'' yang lain dari [[Afrika]] (misalnya ''P. grandiflorus'' atau ''P. scandens''); sementara pakar yang lain beranggapan bahwa kecipir berasal dari jenis liar [[Asia]] yang kini telah punah.<ref name="prota"/>
 
Pada tahun '60an, kecipir dipromosikan secara internasional sebagai tanaman serbaguna.<ref name="prota"/> Kini jenis polong ini ditanam di berbagai wilayah [[tropis]] dan [[ugahari]] di dunia.<ref>ILDIS: [http://www.ildis.org/LegumeWeb?genus=Psophocarpus&species=tetragonolobus ''Psophocarpus tetragonolobus'']</ref> Pada tahun 1980, penelitian kecipir sudah mulai berkembang terutama pada [[negara berkembang]] dan Indonesia sendiri, menurut Sastrapradja dkk., "Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara yang menangani penelitian kecipir, bahkan menyediakan bibit bagi negara-negara lain yang memerlukannya."<ref name=Sas./>