Marga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul ) |
k clean up, replaced: merubah → mengubah using AWB |
||
Baris 4:
== Marga dalam Suku Batak ==
{{gabung|Marga Batak}}
Marga menjadi identitas dalam masyarakat dan adat. Marga diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya (''[[patriarchal]]'').<ref name="Rob"/> Marga turun-temurun dari /jika Batak maka ''oppu''/kakek kepada ''ama''/bapak, kepada anak, kepada ''pahompu''/cucu, kepada ''nini''/cicit dst.<ref name="Rob">
Teman semarga (satu marga) di sebut “''dongan tubu''/golongan-golongan seperut” atau satu keturunan, yang ikatan persekutuanya secara terus menyatukan diri dalam komunitas marganya,
Menurut adat orang batak setiap orang harus mengenal silsilah/''tarombo'' marganya sendiri (marga dan nomor urut dari silsilah marga tersebut), selain itu ia juga wajib mempelajari silsilah marga istrinya.<ref name="B">B Pasaribu, 2003, ''Adat Batak'', Jakarta: Yayasan Obor. ISBN-979-98046-0-4. hal 46-47.</ref>. Karena prinsipnya semua orang yang semarga dengan istrinya adalah ''hula-hula''/semarga dengan istri, supaya ia tahu dan memahami di mana kedudukanya.<ref name="Tobing"/> Adalah hal yang memalukan jika menyalahi ketentuan adat, seperti memerintah hula-hula mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan boru (ibu)-nya.<ref name="Tobing">Lumban Tobing, 1992''Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak'' Jakarta: BPK Gunung Mulia. hal.32</ref>.
== Etimologi Marga ==
Secara [[etimologi]], kata
<br/>
Me = sangat, lebih, ataupun unggul.<br/>
Baris 29:
mbaca = menjadi baca<br/>
<br/>
Dalam turi-turin([[tradisi]]) Karo dikatakan, [[suku Karo|
Namun, muncul pertanyaan. Mengapa etimologi “marga” diambil dari Cakap Karo (merga) dan “merga” berubah menjadi marga? Asumsi: kata merga yang awalnya berasal dari kata meherga(h-nya hilang), ataupun mehaga(bunyi r dan h hampir sama: Prof. H. G. T), sehingga menjadi merga juga, seiring waktu dan dialek-dialek diberbagai wilayah diyakini turut dalam
<br/>
Mengenai cakap Karo, bahasa ini belum banyak mengalami perubahan, sehingga masih belum terasing dari bahasa Indonesia([[Melayu]]) asli ([[R. Brandstetter, Ph. D]] : “[[Root and Word]]”). Perhatikan berikut ini!
Baris 57:
[[bekerah]] di Karo = berubah dan menghilang bunyi h-nya di Toba menjadi Bakara<br/>
<br/>
Mungkin akibat dari ini, kata meherga di Karo yang berarti berkuasa(keturunan) menjadi marga di Toba(Batak). Dimana bunyi [[e]] di Indo/Karo berubah menjadi [[a]] atau terkadang [[o]] di Toba, serta bunyi [[h]] yang asli di Indo/Melayu masih ada di Karo, tetapi hilang di Toba.
Dan, mengapa kajian ini diperbandingkan antara bahasa Karo dan Toba? Ya, mengingat dikedua kelompok(Karo dan Toba) inilah paling kuat tradisi akan asal usul dari merga/marga yang dalam pergaulan sehari-hari dipandang sebagai klan-klan hubungan darah dalam konteks satuan etnis.
Baris 71:
1. binatang liar/marga satwa(tidak diternakan)
2. kelompok kekerabatan yg eksogam dan unilinear, baik secara matrilineal maupun patrilineal;
3. bagian daerah (sekumpulan dusun) yg agak luas (di Sumatra Selatan);
-- ketip marga yg bertugas membacakan doa (di Lampung)
Baris 77:
source: kbbi3
n Bio
4. satuan taksonomi di antara suku dan jenis, serta merupakan wadah yg mempersatukan jenis-jenis yg erat hubungannya, huruf depan nama marga ditulis dng huruf kapital dan selalu tercantum dl nama jenis;
-- khusus marga yg sengaja diciptakan untuk menampung sebagian dr jenis khusus; -- monotipe marga yg hanya mempunyai satu jenis
Baris 84:
noun
5. jalan; dasar (yg dipakai sbg pegangan hidup, bekerja, dsb)
http://wiki-indonesia.club/wiki/Marga
Baris 114 ⟶ 113:
* [[Marga Minahasa]]
* [[Marga di Lampung]]
{{sosio-stub}}▼
[[Kategori:Sosiologi]]
▲{{sosio-stub}}
{{Link FA|vi}}
|