Lockheed Martin F-22 Raptor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RobotQuistnix (bicara | kontrib)
Toukairin (bicara | kontrib)
Baris 43:
 
Pada [[September]] [[2002]], petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat merubah nama Raptor menjadi F/A-22. Penamaan ini, yang mirip dengan penamaan [[F/A-18 Hornet]] [[Angkatan Laut Amerika Serikat]], bertujuan untuk mendorong citra Raptor sebagai pesawat tempur sekaligus [[pesawat serang darat]], dikarenakan oleh perdebatan yang terjadi di pemerintahan AS tentang pentingnya pesawat tempur superioritas udara yang sangat mahal. Nama ini kemudian dikembalikan lagi menjadi F-22 saja pada [[12 Desember]] [[2005]], dan kemudian pada [[15 Desember]] 2005 F-22A secara resmi mulai dipakai.<ref name="afp_20051205">"[http://www.defensenews.com/story.php?F=1413697&C=america U.S. To Declare F-22 Fighter Operational]." [[Agence France-Presse]]. [[15 Desember]] [[2005]].</ref>
 
===Pembelian===
Awalnya Angkatan Udara Amerika Serikat berencana memesan 750 [[:en:Advanced_Tactical_Fighter|ATF]], dengan produksi dimulai pada tahun [[1994]]. Pada tahun [[1990]] Major Aircraft Review merubah rencana menjadi 648 pesawat udara yang dimulai pada tahun [[1996]]. Tujuan akhirnya berubah lagi pada tahun [[1994]], menjadi 442 pesawat memasuki masa pakai pada tahun [[2003]] or [[2004]]. Laporan Kementrian Pertahan pada tahun [[1997]] merubah pembelian menjadi 339. Pada tahun 2003, Angkatan Udara mengatakan bahwa pembatasan pembiayaan kongresional yang ada sekarang membatasi pembelian menjadi 277. Pada tahun [[2006]], Pentagon mengatakan akan membeli 183 pesawat, yang akan menghemat $15 milyar tapi akan menaikkan pembiayaan per pesawat. Rencana ini telah mendapat persetujuan ''de facto'' dari Kongres dalam bentuk rencana pembelian beberapa tahun, yang masih membuka peluang untuk pemesanan baru melewati titik tersebut. [[Lockheed Martin]] telah mengatakan bahwa pada FY(Fiscal Year/Tahun Fiskal) 2009 mereka sudah harus tahu apakah lebih banyak pesawat akan dibeli, untuk pemesanan barang-barang ''long-lead''.
 
Pada April 2006, biaya F-22A ditaksir oleh Government Accountability Office menjadi $361 juta per pesawat. Biaya ini mencerminkan total biaya program F-22A total program cost, dibagi jumlah jet yang akan dibeli oleh Angkatan Udara. Sejauh ini, Angkatan Udara telah menginvestasikan sebanyak $28 milyar dalam riset, pengembangan, dan percobaan Raptor. Uang itu, yang disebut sebagai "''[[:en:sunk cost|sunk cost]]''," telah dibelanjakan dan terpisah dari uang yang digunakan untuk pengambilan keputusan di masa depan, termasuk pembelian kopi dari jet tersebut.
 
Saat semua 183 jet telah dibeli, $34 milyar akan dibelanjakan untuk pembelian pesawat udara ini sebenarnya. Ini akan menghasilkan biaya sekitar $339 juta per pesawat udara berdasarkan biaya total program. Kenaikan biaya dari satu tambahan F-22 adalah sekitar $120 juta. Jika Angkatan Udara akan membeli 100 buah tambahan F-22 hari ini, tiap pesawat akan berharga lebih rendah dari $117 juta dan akan terus jatuh dengan tambahan pembelian pesawat.<ref name="afpn_20060623_ad">"[http://www.af.mil/news/story.asp?storyID=123022371 F-22 excels at establishing air dominance]." Lopez, C. T. [[Air Force Print News]]. [[23 June]] [[2006]].</ref>
 
F-22 bukan pesawat paling mahal yang pernah ada; kekhasan itu sepertinya berpulang pada [[:en:B-2 Spirit|B-2 Spirit]] yang secara kasar bernilai $2.2 milyar per unit; walaupun kenaikan biaya di bawah 1 milyar US Dollar. Untuk lebih adilnya, pemesanan B-2 berubah dari ratusan menjadi beberapa lusin ketika Perang Dingin berakhir sehingga harga per unitnya melangit. F-22 menggunakan lebih sedikit [[:en:radar absorbent material|bahan penyerap radar]]daripada B-2 atau [[F-117 Nighthawk]], dengan harapan biaya perawatan yang akan menjadi lebih rendah.
 
==Karakteristik==