Sumberagung, Pracimantoro, Wonogiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: merubah → mengubah using AWB
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Gunung Cilik: penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 32:
Disebut Gunung Cilik karena bentuknya seperti gunung namun ukurannya kecil/cilik.Diatas gunung cilik banyak ditemukan barang bukti berupa kerangka bangunan terbuat dari kayu dan teridentifikasi bahwa di atas Gunung Cilik tersebut pernah berdiri sebuah surau atau masjid. Keberadaan masjid diperkirakan masih berfungsi hingga akhir abad 17, karena pada pertengahan abad 17 masjid masih berdiri dan masyarakat dusun Pakem memberi nama Masjid Gunung Cilik.
 
Pada saat Modin/Lebai (pegawai masjid) dijabat oleh Kyai Jayaniman, beliaudia adalah Modin ke-2 dari enam generasi pejabat modin yang ada di Sumberagung, masjid tersebut masih difungsikan,namun pada waktu Kyai Imam Kanapi yang menjabat sebagai Modin generasi ke-3, kondisi bangunan masjid telah rapuh dan tidak dipergunakan. Kala itu muncul gagasan dari para tokoh masyarakat untuk memindahkan kerangka masjid Gunung Cilik ke Kota Kecamatan Pracimantoro, karena diyakini bahwa kerangka masjid Gunung Cilik dianggap bertuah. Konon diceritakan pada saat kerangka bangunan dari kayu akan dipindahkan terjadi satu kejadian aneh yaitu beberapa kerangka bangunan yang akan dipindahkan tidak ada yang kuat untuk mengangkatnya bahkan menggeserpun tidak mampu ada beberapa orang yang menderita sakit. Dengan adanya kejadian tersebut rencana pemindahan dibatalkan. Selanjutnya kerangka masjid tersebut ditimbun dipinggir pekarangan Kyai Imam Kanapi.
 
Hingga saat ini lokasi penimbunan kerangka masjid tersebut masih ada dan mudah untuk diketahui meski kerangka masjidnya sudah tertimbun tanah. Selain itu di lokasi masjid yaitu di atas gunung cilik tersebut ditemukan Al Qur’an dan Kitab Kuning yang terbuat dari kulit kayu. Kedua kitab tersebut sampai saat ini masih dalam keadaan utuh dan disimpan di Masjid Al Muttaqin Dusun Pakem sebagai bukti sejarah.