Roekiah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
pindahkan dari Miss Roekiah |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 31:
Setelah film tersebut sukses secara komersial, Roekiah, Kartolo, dan sebagian besar pemeran dan kru ''Terang Boelan'' dikontrak oleh [[Tan's Film]], dan pertama kali bermain dalam film ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' yang diproduksi oleh perusahaan tersebut pada tahun 1938. Roekiah dan Mochtar kembali beradu akting dalam dua film sebelum Mochtar hengkang dari Tan's Film pada tahun 1940; melalui film-film ini, Roekiah dan Mochtar menjadi pasangan layar lebar pertama di Hindia Belanda. Pengganti Mochtar, [[Djoemala|Rd Djoemala]], beradu akting dengan Roekiah dalam empat film, meskipun film-film tersebut tidak begitu sukses. Setelah [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Indonesia]] pada tahun 1942, Roekiah hanya bermain dalam satu film menjelang kematiannya; sebagian besar waktunya ia habiskan untuk menghibur para tentara Jepang.
==Kehidupan awal==
Baris 47:
Setelah kesuksesan ''Terang Boelan'', ''Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat'' yang memproduksi film tersebut memutuskan untuk berhenti memproduksi [[film fiksi]].{{sfn|Biran|2009|p = 172}} Menurut wartawan W. Imong, akibat tidak memiliki pekerjaan dan depresi setelah kematian ibunya, Roekiah "suka diam dan bermenung seperti orang yang mengidap gangguan jiwa".{{efn|Asli: "''... soeka diam-diam, bermenoeng-menoeng sebagai seorang jang mengandoeng sakit djiwa.''"}}{{sfn|Imong 1941, Riwajat Roekiah–Kartolo|p = 26}} Untuk mengalihkan perhatian istrinya, Kartolo mengumpulkan para pemeran ''Terang Boelan'' lainnya dan mendirikan Terang Boelan Troupe. Grup ini menggelar tur ke Singapura dan akhirnya berhasil membuat Roekiah melupakan kesedihannya.{{sfn|Imong 1941, Riwajat Roekiah–Kartolo|p = 26}} Setelah rombongan ini kembali ke Hindia, sebagian besar pemeran bergabung dengan [[Tan's Film]],{{sfn|Biran|2009|p = 174}} termasuk Roekiah dan Kartolo; pasangan ini juga bergabung dengan grup musik keroncong [[Lief Java]].{{efn|Grup ini menyediakan musik bagi film-film Tan pada tahun 1940 dan 1941.}}{{sfn|Imong 1941, Riwajat Roekiah–Kartolo|p=26}}
Bersama Tan's Film, para pemeran ''Terang Boelan'' bermain dalam film sukses ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' pada tahun 1938, yang dibintangi oleh Roekiah dan Rd Mochtar. Dalam film ini, Roekiah memainkan peran utama – seorang gadis muda yang menolak rayuan seorang pemimpin geng karena jatuh cinta pada seorang [[nelayan]] (Rd Mochtar). ''Fatima'' secara teliti mengikuti pola produksi yang diterapkan pada ''Terang Boelan''.{{efn|Pola ini akhirnya diikuti oleh semua film-film yang dibintangi Roekiah.}}{{sfn|Filmindonesia.or.id, Fatima}} Akting Roekiah dalam film ini dipuji secara luas. Salah seorang pengulas dari ''Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië'' menulis bahwa "pemeranan Roekiah yang sederhana mengenai ketidakadilan dalam pernikahan [[adat]] Melayu bahkan telah memikat para penonton Eropa",{{efn|Asli: "''Haar sobere verpersoonlijking van het onrecht in de Maleische huwelijks adat boeit en pakt zelfs den Europeeschen toeschouwer.''"}}{{sfn|Het Nieuws 1939, Nieuwe Films}} sedangkan pengulas lainnya dari ''[[Bataviaasch Nieuwsblad]]'' menyatakan bahwa penampilan Roekiah diapresiasi oleh semua orang.{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1939, Fatima}}
''Fatima'' sukses besar secara komersial; dengan anggaran 7.000 [[gulden]], film ini berhasil meraup 200.000 gulden.{{sfn|Biran|2009|p=175}} Setelah kesuksesan film ini, Tan's terus memasangkan Roekiah dan Rd Mochtar dalam film-filmnya.{{sfn|Biran|2009|p=176}} Mereka berdua menjadi pasangan [[selebriti]] layar lebar pertama di Hindia Belanda, dan dijuluki dengan [[Charles Farrell]]–[[Janet Gaynor]] Indonesia.{{sfn|Moderna 1969, Miss Roekiah|p=30}} Kepopuleran Roekiah-Rd Mochtar sebagai pasangan layar lebar menyebabkan studio-studio lainnya mengikuti jejak Tan's dengan membentuk pasangan romantis ciptaan mereka sendiri. [[The Teng Chun]] misalnya, memasangkan [[Mohamad Mochtar]] dan [[Hadidjah]] dalam film ''[[Alang-Alang (film)|Alang-Alang]]'' pada tahun 1939.{{sfn|Imanjaya|2006|p=109}}
|