Lakilaponto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 49:
}}
Lakilaponto berasal dari [[Muna]] (Wuna) karena sebelum ia memerintah di [[Buton]] ia adalah Raja Muna VII, putra Raja Muna VI [[Sugi Manuru]] dengan pasangannya [[Wa Tubapala]].
Ia selanjutnya menuju Buton karena mendengar kerajaan Buton sedang diserang oleh [[La Bolontio]] (Kapitan dari [[Banggai]], sebuah kabupaten kepulauan di [[Sulawesi Tengah]] sekarang). Dari sumber sejarah [[Kabupaten Kepulauan Selayar|Selayar]] diketahui bahwa kedatangan
Di kemudian hari La Kilaponto kemudian menobatkan dirinya sebagai Sultan [[Buton]] I dengan gelar Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatl Khamis atau lebih dikenal dengan Sultan [[Murhum]] dan mengubah bentuk pemerintahan Buton menjadi Kesultanan setelah ia memeluk agama [[Islam]]. Sejak itu Islam berkembang pesat di [[Buton]]. Nama [[Halu Oleo]] diabadikan oleh masyarkat [[Sulawesi Tenggara]] menjadi nama sebuah universitas negeri terbesar di daerah itu: [[Universitas Halu Oleo]]. Kata “Haluoleo” diambil dari nama salah seorang raja pada Kerajaan Konawe yang hidup sekitar abad tujuh belas. Haluoleo selain dikenal sebagai pemimpin yang bijak, diyakini pula sebagai ksatria yang tak kenal menyerah dan gigih membela tumpah darahnya. Secara harfiah Haluoleo berarti delapan hari dalam [[bahasa Tolaki]] – bahasa penduduk asli Kerajaan Konawe yang mendiami Kendari.
|