Prabowo Subianto: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 149:
}}</ref> menjelang [[Pemilihan Umum]] tahun 1997 dan Sidang Umum [[MPR|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] tahun 1998. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan [[Tim Mawar]] untuk melakukan penangkapan kepada sembilan orang aktivis sesuai perintah atasan dan menganggapnya sebagai tindakan yang benar dalam pandangan rezim saat itu. Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut walau sebagian anggota [[Tim Mawar]] sudah dijebloskan ke penjara
 
Walau pun soal penculikan baru sebatas praduga, sebagian korban dan keluarga korban penculikan 1998 masih menganggap Prabowo dalang penculikan dan belum memaafkan Prabowo dan masih terus melanjutkan upaya hukum. Sebagian berupaya menuntut keadilan dengan mengadakan aksi 'diam hitam kamisan', aksi demonstrasi diam di depan Istana Negara setiap hari Kamis<ref>http://www.kontras.org/index.php?hal=kamisan</ref>. Sebagian lagi telah bergabung dengan kepengurusan [[Partai Gerakan Indonesia Raya]], bahkan duduk di DPR RI. [[Haryanto Taslam]] yang telah menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, mengatakan "Prabowo sudah minta maaf pada saya. Dia juga mengajak saya bergabung untuk membangun negara ini. Saya adalah korban Prabowo dan Prabowo adalah korban politik saat itu. Dia juga korban. Prabowo hanya merupakan tentara yang mematuhi perintah atasannya. Ide penculikan bukan dari Prabowo. Rezim Orde Baru saat itu pun represif. Jika bukan Prabowo pasti orang lain yang akan diperintah untuk menculik."<ref>http://news.detik.com/read/2011/11/14/111757/1766824/159/3/jenderal-08-tak-kapok-dipecundangi</ref>
 
Pada Mei [[1998]], menurut kesaksian Presiden [[Habibie]] dan purnawirawan [[Sintong Panjaitan]]<ref>Subroto, Hendro. ''Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando''.2009. Jakarta: KPG</ref>, Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman [[Habibie]] untuk kudeta. Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Panglima [[Kostrad]] oleh [[Wiranto]] atas instruksi [[Habibie]].