Tampirwetan, Candimulyo, Magelang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Edit kalimat. |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia |
||
Baris 12:
|kepadatan =-
}}
'''Tampirwetan''' adalah sebuah desa di kecamatan [[Candimulyo, Magelang|Candimulyo]], kabupaten [[Kabupaten Magelang|Magelang]], provinsi [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Nama desa Tampirwetan konon berasal dari nama seorang [[kyai]] cikal bakal [[dusun]] Tampirwetan yaitu kyai Sampir yang oleh [[masyarakat]] Tampirwetan secara turun temurun diyakini sebagai penyebar [[agama]] [[Islam]]. Tidak ditemukan bukti lain mengenai sejarah kyai Sampir selain bukti berupa [[makam]]
[[Desa]] ini mudah dijangkau karena selain tersedianya angkutan umum, jalanan menuju desa ini sudah dilapisi [[aspal]]. Desa Tampirwetan dapat ditempuh sejauh kurang lebih 4
Dalam hal kebudayaan, terdapat beberapa [[tradisi]] yang dilakukan warganya, seperti di antaranya nyadran dan padusan. Nyadran adalah ritual mengirim do'a untuk arwah para leluhur yang umumnya dilakukan penduduk desa secara bersama-sama di sekitar area [[pemakaman]] saat menjelang bulan [[Ramadan]], sedangkan padusan ialah ritual mensucikan badan dengan cara mandi keramas untuk mengawali ritual puasa Ramadan. [[Tradisi]] nyadran dan padusan sebenarnya tidak hanya ada di desa Tampirwetan, tetapi juga dilakukan masyarakat di desa-desa lain di [[Kabupaten Magelang|Magelang]]. Selain itu di desa ini juga terdapat beberapa macam seni [[budaya]] berupa kesenian tradisional, di antaranya yaitu [[Kuda Lumping]] dan [[Topeng Ireng]] yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dari kalangan anak-anak hingga orang tua.
Karena letak desa yang strategis yakni berada di persimpangan jalan raya Blabak-Candimulyo dan Mertoyudan-Candimulyo menjadikan [[desa]] ini cukup dikenal di [[Kabupaten Magelang|Magelang]]. Singgah di desa ini jangan lupa untuk mencicipi satu jajanan kulinernya yang sudah terkenal dan telah menjadi ikon jajanan kuliner di Tampirwetan, yaitu ricarica kambing balap Mbah Bagong dengan ciri khas rasanya yang pedas.
Secara geografis letak desa ini berada di sebelah baratdaya lereng gunung [[Merbabu]] dengan radius sekitar 25
Sebagian besar wilayah desa Tampirwetan merupakan area pertanian berupa [[ladang]] dan [[sawah]] dengan sistem [[irigasi]] bersumber dari mata air Ngudal yang mengalir sepanjang tahun. [[Desa]] Tampirwetan terdiri dari beberapa dusun, yaitu Tampirwetan I, Tampirwetan II, Karangampel dan Trisip. Mata pencaharian penduduk umumnya bertani, sebagian lain bekerja sebagai buruh, [[pedagang]] dan sebagian kecil pegawai negeri. Selain itu banyak pula warga dari desa ini yang merantau ke luar kota, seperti ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Semarang]], [[Surabaya]] dan [[Jakarta]].
{{Candimulyo, Magelang}}
{{kelurahan-stub}}
|