Thukul, begitu sapaan akrabnya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang penarik [[becak]], sementara ibunya terkadang menjual ayam bumbu untuk membantu perekonomian [[keluarga]].<ref name="KunangTempo">Kunang Helmi, dkkTempo; ''IndonesianEdisi HaritageKhusus:SeniPertunjuknTragedi Mei 1998-2013'', Jakarta: PT WidyadaraTempo, 20022013, hal. 14.90</ref> Mulai menulis [[puisi]] sejak SD, dan tertarik pada dunia teater ketika duduk di bangku SMP. Bersama kelompok [[Teater Jagat]], ia pernah [[pengamen|ngamen]] puisi keluar masuk kampung dan kota. Sempat pula menyambung hidupnya dengan berjualan koran, jadi [[calo]] karcis [[bioskop]], dan menjadi tukang [[pelitur]] di sebuah perusahaan mebel.