Epoché: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP75Jajang (bicara | kontrib)
Menambahkan beberapa kalimat
Tag: BP2014
BP75Jajang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1:
{{InuseBP | BP75Jajang | 11 April | 1 April 2014}}
==Epoché==
'''Epoché''' adalah salah satu prinsip dalam penelitian [[fenomena]] keagamaan dengan cara menangguhkan terlebih dahulu [[persepsi]] awal, penilaian [[normatif]] [[agama]] dan sudut pandang peneliti sebagai pemeluk agama, guna memperoleh hasil penelitian yang [[objektif]].<ref name="Editor">Editor: Burhanuddin Daya, H. L. Beck. ''Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia dan Belanda: Kumpulan Makalah Seminar''. Jakarta: INIS. 1992. Hlm 54.</ref> Secara [[etimologi]], epoché berasal dari bahasa [[Yunani]] ([[wikt:ἐποχή|ἐποχή]] dibaca ''epoché'') yang berarti [[waktu]], dalam [[konteks]] ini diartikan sebagai ''suspension of judgement'' atau penangguhan keputusan dalam arti [[bahasa Indonesia]].<ref> {{en}}[http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3De%29poxh%2F ἐποχή] in Liddell and Scott's ''Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon''.</ref>)
 
==Sejarah==
Epoché pada mulanya digunakan oleh aliran [[Pyrrhonism]], yaitu aliran filsafat Yunani sekitar abad 272 SM yang dibangun oleh seorang [[filsuf]] yang bernama Pyrrhon untuk mengungkapkan keraguan dalam ilmu pengetahuan, Phyrronia umumnyajuga dianggap sebagai pendiri [[Skeptisismeskeptisisme]] kuno Yunani.<ref>{{en}}''Encyclopædia Britannica Online'' [http://www.britannica.com/EBchecked/topic/485099/Pyrrhonism "Pyrrhonism."] diakses 3 April 2014.</ref> Ia juga dikenal sebagai pria bijak yang selalu berusaha menghindari perselisihan dalam ilmu pengetahuan tertentu dengan cara menangguhkan penilaian (praktek Epocheepoche) untuk diteliti terlebih dahulu. Pyrrhonism sangat memengaruhi pemikiran para filsuf Eropa abad ke-17. Terbukti dengan adanya istilah ini dalam tulisan-tulisan [[Kant]] pada tahun 1765.<ref name="Rusli">Rusli. ''Pendekatan Fenomenologi di dalam Studi Agama''. Surabaya: UIN Sunan Ampel. 2008. Hlm 3.</ref> Kemudian dipopulerkan oleh [[Edmund Husserl]] seorang filsuf [[Jerman]] dalam metode penelitian fenomena keagamaan sebagai respon terhadap penilaian-penilaian subjektif umat beragama waktu itu dan relevan hingga saat ini dalam Fenomenologi Agama.<ref name="Rusli"/>
 
=Epoché dan Fenomenologi Agama=
==Karakteristik==
Epoché digagaskan pertama kali dalam kajian [[fenomenologi agama]] oleh Husserl pada abad ke-19,<ref name="Edmund">{{en}} Edmund Husserl. [http://books.google.co.id/books?id=u70mkJA3ZfAC&printsec=frontcover&dq=Edmund+Husserl&hl=en&sa=X&ei=-lg9U8rwLIP1iQf99IDgBw&redir_esc=y#v=onepage&q=Epoche&f=false ''Phenomenology and the Foundations of the Sciences.''] diakses 3 April 2014.</ref> salah satu karyanya adalah "Phenomenology and the Foundations of the Sciences". <ref name="Edmund"/>
Epoché memiliki sifat [[netral]] dalam penelitian keagamaan, terhindar dari penilaian yang dikonsepkan sebelumnya oleh seorang pemeluk agama yang meneliti fenomena keagamaan.<ref name="Mariasusai"> Mariasusai Dhavamony. ''Fenomenologi Agama''. Yogyakarta: Kanisius. 1995. Hlm 34.</ref> Sehingga seorang fenomenolog dituntut untuk mendeskripsikan dan menjelaskan secara [[empiris]] suatu fenomena keagamaan, tanpa sudut pandang subjektif fenomenolog sebagai pemeluk agama.<ref name="Mariasusai"/> Epoché berada pada wilayah [[filsafat]] sekaligus [[teologi]]., <ref name="Mariasusai"/> Namunnamun fakta bahwa manusia religius memberikan penilaian-penilaian terhadap agama dapat mempengaruhimemengaruhi tindakan-tindakan dan tingkah lakunya, sehingga ketika ungkapan keagamaan tersebut muncul maka akan memasuki wilayah yang faktual. Artinya seorang fenomenolog tetap perlu mempertanyakan hakikat sebenarnya sebuah fenomena keagamaan melalui [[prinsip]] epoché tanpa harus terlibat untuk merumuskan baik-buruknya religius atau moral suatu kasus.<ref name="Mariasusai"/>
==Rujukan==