Asep Sunandar Sunarya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 Suntingan perangkat seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 Suntingan perangkat seluler |
||
Baris 77:
Tentu banyak alasan kenapa ia memperoleh aneka penghargaan tersebut. Yang jelas tidak mungkin ada penghargaan tanpa prestasi dan tidak mungkin ada prestasi tanpa karya. Dari berkarya kemudian berprestasi tentu merupakan tangga tersendiri, dan tangga ini hanya mungkin dilalui atau dicapai apabila padanya terdapat inovasi dari ragam kreativitas yang dilakoninya. Artinya, Asep tidak hanya sekedar berkarya namun lebih jauh dari itu ia berkarya disertai inovasi dan kreativitas. Artinya pula, karya Asep tidak stagnan melainkan dinamis, terus mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman, ''ngindung kawaktu mibapa kajaman.''
Selain penghargaan Individu Peduli Tradisi, Asep memiliki penghargaan atas semua kreativitasnya itu, diantaranya [[1978]] Asep Sunandar Sunarya berhasil menyandang juara ''Dalang Pinilih I'' tingkat Jawa Barat pada Binojakrama padalangan di Bandung. selang empat tahun kemudian yakni ditahun [[1982]], terpilih kembali menjadi ''juara pinilih I'' lagi di Bandung. sejak [[1982]]-[[1985]] Asep Sunandar Sunarya rekaman kaset oleh SP'' Record'', dan Wisnu ''Record''. Dan pada tahun 1985, ia dinobatkan sebagai Dalang Juara UMUM tingkat Jawa Barat pada Binojakrama Padalangan di Subang, dan ia berhak memboyong Bokor Kencana sebagai lambang supremasi padalangan Sunda Jawa Barat.
[[1986]], Asep Sunandar Sunarya mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian, untuk terbang ke Amerika Serikat. Pada tahun yang sama, 1986, Dian Record mulai merekam karya-karya Asep Sunandar dalam bentuk kaset pita.
[[1993]], Asep Sunandar Sunarya diminta oleh ''Institut International De La Marionnette'' di Charleville,
Tahun [[1994]], Asep Sunandar Sunarya mulai pentas di luar negeri, antara lain di
Setidaknya itulah beberapa penghargaan formal yang pernah diraih Asep. Tidak terhitung aneka penghargaan nonformal, baik yang datang dari perseorangan maupun kelembagaan.
Baris 89:
Dari semua itu, pada kesehariaanya, Asep tetaplah Asep yang hidup bersahaja, mengenakan sarung, dan bersila, serta "bercengkrama" dengan domba-domba peliharaanya.
Benar tidaknya Asep Sunandar Sunarya bisa disebut sang Maestro(?), tentu bukan yang bersangkutan yang menjawabnya. Hanya masyarakat, baik itu
Fakta menunjukan bahwa jam terbang manggungnya cukup mencengangkan bahkan sekitar 1985-1990-an, ia seringkali harus manggung 40 kali perbulannya.
|