Pendidikan karakter: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP39Candra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
'''Pendidikan Karakter''' merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan [[edukatif]] dan [[didaktis]] yang diperuntukkan bagi generasi pertumbuh, sehingga harapannya generasi yang dididik punya pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjaga dan melangsungkan kehidupannya, dalam hal ini pendidikan karakter merupakan proses penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.<ref name="Kusuma A">Doni Kusuma A.2007. Pendidikan Karakter. Jakarta:Grasindo.3-5</ref><
==Sejarah==
Istilah karakter dalam konteks [[pendidikan]] baru muncul pada akhir abab ke 18, sebenarnya pendidikan karakter telah lama menjadi bagian dari inti sejarah pendidikan misalnya kita temukan dalam cita-cita [[humanitas romawi]], dalam hal ini akan membahas beberapa gambaran perkembangan pendidikan karakter dalam kehidupan umat manusia. <ref name="Kusuma A"></ref>
Aktivitas pendidikan sejak awal telah dijadikan sebagai cara bertidak dari sebuah masyarakat, manusia mewariskan nilai-nilai yang menjadi bagaian penting dari [[kultur]] sebuah masyarakat tempat mereka hidup kepada generasi yang lebih muda, dalam hal ini jika proses pewarisan ini tidak terjadi maka nilai-nilai tersebut terancam punah dengan ditandai kematian para anggotanya, oleh karena itu pendidikan memiliki peran penting sebab pendidikan tidak hanya menentukan keberlangsungan masyarakat namun juga mengukuhkan identitas individu dalam sebuah masayaraka.<ref name="Kusuma A"></ref><!--Bagian ini seharusnya bisa menjadi tiga kalimat.-->
<!--Awal paragraf ditulis huruf kapital-->permasalahan pokok yang dihadapi setiap kebudayaan tentang eksistensinya adalah berperang melawan resiko untuk dilupakan cara tradisonal untuk membrantas serangan lupa adalah dengan bercerita, berjuang melawan lupa dan berusaha membuat kenangan akan harta warisan kebudayaan merupakan awal kegiatan [[pendidikan]], pendidikan secara hakiki merupakan sebuah cara melalui mana harta warisan budaya itu diteruskan dari generasi satu kegenerasi.<ref name="Kusuma A"></ref><!--paragraf tidak jelas-->▼
▲permasalahan pokok yang dihadapi setiap kebudayaan tentang eksistensinya adalah berperang melawan resiko untuk dilupakan cara tradisonal untuk membrantas serangan lupa adalah dengan bercerita, berjuang melawan lupa dan berusaha membuat kenangan akan harta warisan kebudayaan merupakan awal kegiatan [[pendidikan]], pendidikan secara hakiki merupakan sebuah cara melalui mana harta warisan budaya itu diteruskan dari generasi satu kegenerasi.<ref name="Kusuma A"></ref>
Pujangga besar yunani kuno<!--Huruf kapital-->, [[Homeros]] dalam pendidikan karakter lebih menekankan pertumbuhan individu secara utuh dengan cara mengembangakan potensi dalam diri individu, dalam penekanan utama pendidikan karakter ala homerian adalah kesadaran akan diri yang berkaitan denagan berbagai macam dimensi dalam dirinya yaitu dimensi fisik dan moral, dalam puisi [[homeros]] telah terdapat 2 unsur penting dalam krikulum yunani klasik yang muncul dikemudian hari yaitu hubungan antara [[pendidikan]] manusia dengan lingkungan hidup yang ngikatari, serta yang kedua adanya gagasan bahwa pendidikan itu merupakan proses pembentukan manusia secara total sepanjang hidup.<ref name="Kusuma A"></ref><!--Bagian ini juga bisa jadi beberapa kalimat. Pelajari lagi kapan harus menaruh koma dan kapan titik-->▼
▲*''pendidikan karakter Aristokratis ala Humeros''
▲Pujangga besar yunani kuno, [[Homeros]] dalam pendidikan karakter lebih menekankan pertumbuhan individu secara utuh dengan cara mengembangakan potensi dalam diri individu, dalam penekanan utama pendidikan karakter ala homerian adalah kesadaran akan diri yang berkaitan denagan berbagai macam dimensi dalam dirinya yaitu dimensi fisik dan moral, dalam puisi [[homeros]] telah terdapat 2 unsur penting dalam krikulum yunani klasik yang muncul dikemudian hari yaitu hubungan antara [[pendidikan]] manusia dengan lingkungan hidup yang ngikatari, serta yang kedua adanya gagasan bahwa pendidikan itu merupakan proses pembentukan manusia secara total sepanjang hidup.<ref name="Kusuma A"></ref>
Menurut pandangan [[plato]] pendidikan memiliki fungsi yaitu untuk membentuk pemimpin yang memimpi manusia, dalam kerangka kehidupan politik pendidikan karakter bagi [[plato]] adalah mencetak sosok pemimpin negara, dalam hal ini sosok yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan harus mepunyai rasa tanggung jawab serta menjiwai rasa keadilan dan kebaikan didalam dirinya.<!--Bagian ini juga bisa jadi beberapa kalimat. Pelajari lagi kapan harus menaruh koma dan kapan titik-->▼
▲*''Plato mencetak seorang pilsuf pemimpin''
▲Menurut pandangan [[plato]] pendidikan memiliki fungsi yaitu untuk membentuk pemimpin yang memimpi manusia, dalam kerangka kehidupan politik pendidikan karakter bagi [[plato]] adalah mencetak sosok pemimpin negara, dalam hal ini sosok yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan harus mepunyai rasa tanggung jawab serta menjiwai rasa keadilan dan kebaikan didalam dirinya.
<ref name="Kusuma A"></ref>
==Pendidikan karakter di sekolah==
Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus, seorang indivu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka,tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan (sekolah).<ref name=''Rukiyanto">Agus Rukiyanto.2009. Pendidikan Karakter. Yogyakarta:Kanisius.64-67</ref><!--Bagian ini juga bisa jadi beberapa kalimat. Pelajari lagi kapan harus menaruh koma dan kapan titik-->
pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai dengan memberikan keteladanan serta memberikan pembelajaran dalam konteks moral, keagamaan serta kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal.<ref name=''Nasar">Nasar.2006. Pendidikan Karakter. Jakarta:Grasindo.Kata Pengatar</ref> <!--bahasa buku, bukan parafrase hasil bacaan. Perbaiki!-->
===Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter===
==Penilaian pendidikan karakter==
|