Efek Jokowi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 13:
Beberapa kekuatan Jokowi dalam kampanye "Jakarta Baru"nya adalah pendekatan langsung kepada rakyat,<ref>{{cite web|first=Aditya|last=Revianur|title=Cara Kampanye Jokowi Patut Ditiru di Pemilu 2014|date=24 September 2012|url=http://nasional.kompas.com/read/2012/09/24/21074915/Cara.Kampanye.Jokowi.Patut.Ditiru.di.Pemilu.2014|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> ''branding'' yang kuat dengan mengenakan baju kotak-kotak,<ref>{{cite web|first=Sri|last=Rejeki|title=Mengapa Jokowi-Ahok Pilih Kemeja Kotak-kotak?|date=21 Maret 2012|url=http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/21/10573968/Mengapa.Jokowi-Ahok.Pilih.Kemeja.Kotak-kotak.|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> dan pemanfaatan [[YouTube]] dan [[media sosial]] secara maksimal.<ref>{{cite web|first=Danang|last=Setiaji|title=Foke-Nara Akui Kekuatan Sosial Media Jokowi-Ahok|date=3 Oktober 2012|url=http://www.tribunnews.com/metropolitan/2012/10/03/foke-nara-akui-kekuatan-sosial-media-jokowi-ahok|work=Kompas|accessdate=11 April 2014}}</ref> Selain itu, setelah terpilih, Jokowi dikenal karena sering melakukan "blusukan" atau mendatangi langsung masyarakat untuk menjelaskan programnya sekaligus memperoleh masukan dari mereka.<ref>{{cite web|last=Cochrane|first=Joe|date=25 September 2013|title=In Indonesia, a Governor at Home on the Streets |url=http://www.nytimes.com/2013/09/26/world/asia/in-indonesia-a-governor-at-home-on-the-streets.html|work=The New York Times|accessdate=15 March 2014}}</ref> Akibatnya, popularitasnya melejit dan ia segera menjadi tokoh nasional.<ref name="saraschonhardt">{{cite web|last=Schonhardt |first=Sara|date=21 May 2013|title=The Meteoric Rise Of Joko Widodo |url=http://theglobaljournal.net/article/view/1104/|work=The Global Journal|accessdate=15 March 2014}}</ref> Pada saat yang sama, menurut pakar ilmu politik Marcus Mietzner dari [[Universitas Nasional Australia]], ia telah menjadi "fenomena budaya pop" seperti [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada tahun 2003 karena rakyat menginginkan pemimpin yang merakyat dan dapat menyelesaikan masalah.<ref name="saraschonhardt"/>
[[Berkas:Joko Widodo.jpg|thumb|right|250px|Walaupun popularitas Jokowi diyakini dapat mendongkrak suara PDIP, hasil hitung cepat pemilu legislatif 2014 menunjukkan bahwa jumlah suara yang diraih PDIP berkisar pada angka 19%.]]▼
[[Berkas:Jokowi and Irman Gusman.jpg|thumb|right|250px|Pencalonan Jokowi sebagai presiden telah memberi sentimen positif kepada penanam modal.]]▼
Akibat popularitasnya ini, Jokowi pun digadang-gadang sebagai calon presiden untuk [[pemilihan umum presiden Indonesia 2014|pemilihan umum presiden Indonesia tahun 2014]].<ref name="theeconomist2">{{cite web|date=14 Maret 2014|title=Indonesia's presidential election: Yes he can|url=http://www.economist.com/blogs/banyan/2014/03/indonesias-presidential-election|work=The Economist|accessdate=11 April 2014}}</ref> Ia juga merajai [[Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2014#Survei|survei-survei calon presiden]] yang memperkirakan bahwa pada Maret 2014, elektabilitasnya kurang lebih sebesar 40%, empat kali lebih tinggi dari saingan terberatnya [[Prabowo Subianto]].<ref name="theeconomist2"/> Hal inilah yang mendorong Megawati untuk memberikan mandat kepada Jokowi agar maju sebagai calon presiden.<ref name="nytimespencalonan"/> Selain itu, PDIP memiliki target suara sebesar 25% dalam [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2014]],<ref>{{cite web|last=Sahid|first=Rahmat|title=PDIP Target Usung Capres-Cawapres - Matangkan Strategi Raih 25% Suara Nasional|url=http://www.koran-sindo.com/node/327392|work=Koran Sindo|accessdate=11 April 2014}}</ref> sehingga pencalonan Jokowi diharapkan dapat membantu mendongkrak suara partai.<ref name="theeconomist1"/>
== Efek politik ==
▲[[Berkas:Joko Widodo.jpg|thumb|right|250px|Walaupun popularitas Jokowi diyakini dapat mendongkrak suara PDIP, hasil hitung cepat pemilu legislatif 2014 menunjukkan bahwa jumlah suara yang diraih PDIP berkisar pada angka 19%.]]
▲[[Berkas:Jokowi and Irman Gusman.jpg|thumb|right|250px|Pencalonan Jokowi sebagai presiden telah memberi sentimen positif kepada penanam modal.]]
PDIP beberapa kali menunjuk Jokowi sebagai juru kampanye berbagai pilkada dengan maksud untuk memanfaatkan popularitas Jokowi untuk mendongkrak elektabilitas para calon dari PDIP.<ref name="jokowiganjar">{{cite web|first=Randy Ferdi|last=Firdaus|date=27 Mei 2013|title=Akhirnya, kampanye Jokowi di Pilkada berujung kemenangan|url=http://m.merdeka.com/politik/akhirnya-kampanye-jokowi-di-pilkada-berujung-kemenangan.html|work=Merdeka|accessdate=12 April 2014}}</ref> Pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 16 dan 17 Februari 2013, Jokowi mengajukan cuti untuk menjadi juru kampanye [[Rieke Diah Pitaloka]] dalam [[pemilihan umum Gubernur Jawa Barat 2013]];<ref>{{cite web|first=Tri Artining|last=Putri|date=16 Februari 2013|title=Bantu Kampanye Rieke, Jokowi Cuti 2 Hari|url=http://www.tempo.co/read/news/2013/02/16/083461779/Bantu-Kampanye-Riekei-Jokowi-Cuti-2-Hari|work=Tempo|accessdate=12 April 2014}}</ref> namun, Rieke dikalahkan oleh [[Ahmad Heryawan]] dengan perbedaan suara sebesar empat persen.<ref>{{cite web|first=Baban|last=Gandapurnama|date=3 Maret 2013|title=Aher-Deddy Resmi Gubernur & Wagub Jabar Periode 2013-2018|url=http://news.detik.com/bandung/read/2013/03/03/174049/2184404/486/aher-deddy-resmi-gubernur--wagub-jabar-periode-2013-2018|work=Tempo|accessdate=12 April 2014}}</ref> Kemudian, ia ditunjuk sebagai juru kampanye [[Effendi Muara Sakti Simbolon]] dalam pemilu [[Gubernur Sumatra Utara]] 2013.<ref name="jokowiganjar"/> Akan tetapi, Jokowi membatalkan rencana kedatangannya ke [[Sumatra Utara]] pada tanggal 23 Februari 2013 karena sakit,<ref>{{cite web|first=Sahat|last=Simatupang|date=23 Februari 2013|title=Sakit, Alasan Jokowi Batal Kampanye di Medan|url=http://www.tempo.co/read/news/2013/02/23/064463253/Sakiti-Alasan-Jokowi-Batal-Kampanye-di-Medan|work=Tempo|accessdate=12 April 2014}}</ref> sementara Effendi Simbolon sendiri dikalahkan oleh [[Gatot Pujo Nugroho]].<ref name="jokowiganjar"/> Jokowi juga diminta untuk menjadi juru kampanye pasangan AAG Ngurah Puspayoga dan Dewa Nyoman Sukrawa dalam pemilihan umum [[Gubernur Bali|Gubernur]] [[Bali 2013]], walaupun lagi-lagi keberadaan Jokowi tidak berhasil memenangkan pasangan dari PDIP tersebut.<ref name="jokowiganjar"/> Jokowi kemudian menjadi juru kampanye [[Ganjar Pranowo]] dalam [[pemilihan umum Gubernur Jawa Tengah 2013]], dan kali ini kandidat yang dikampanyekan oleh Jokowi berhasil memperoleh kemenangan.<ref name="jokowiganjar"/>
Popularitas dan tren elektabilitas Jokowi juga
Namun, hasil hitung cepat menunjukkan bahwa jumlah suara yang diraih PDIP tidak mencapai 20%, yang berada jauh di bawah angka yang dibutuhkan agar PDIP dapat mengajukan calon presidennya sendiri.<ref>{{cite web|last=Saragih|first=Bagus BT|date=9 April 2014|title=‘Jokowi effect’ falls flat: Analyst |url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/04/09/jokowi-effect-falls-flat-analyst.html|work=The Jakarta Post|accessdate=12 April 2014}}</ref> Akibatnya, para pakar politik mulai meragukan pengaruh efek Jokowi terhadap pemilihan legislatif. Terdapat beberapa hipotesis yang diajukan untuk menjelaskan hal tersebut, seperti perpecahan di internal PDIP karena masih ada yang menginginkan Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden,<ref>{{cite web|author=Ihsanuddin|date=11 April 2014|title=Pengamat: Efek Jokowi Terhambat Perpecahan di Internal PDI-P|url=http://nasional.kompas.com/read/2014/04/11/2323370/Pengamat.Efek.Jokowi.Terhambat.Perpecahan.di.Internal.PDI-P|work=Kompas|accessdate=12 April 2014}}</ref> gaya kampanye PDIP yang kurang memaksimalkan efek Jokowi dan masih didominasi oleh ketokohan Megawati dan [[Puan Maharani]],<ref>{{cite web|date=10 April 2014|title=PDI-P Kurang Maksimalkan Efek Jokowi|url=http://www.suarapembaruan.com/home/pdi-p-kurang-maksimalkan-efek-jokowi/52891|work=Suara Pembaruan|accessdate=12 April 2014}}</ref> lemahnya strategi kampanye PDIP,<ref name="newmandala"/> dan pemilih yang membedakan antara pemilihan legislatif dan pemilihan presiden<ref>{{cite web|author=Ferdinan|date=9 April 2014|title=Efek Jokowi 'Melempem', PDIP: Banyak Pemilih Bedakan Pileg dan Pilpres|url=http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/04/09/170151/2550343/1562/efek-jokowi-melempem-pdip-banyak-pemilih-bedakan-pileg-dan-pilpres|work=Detik|accessdate=12 April 2014}}</ref> atau memilih berdasarkan kampanye akar rumput daripada identifikasi partai dengan kandidat presiden yang diinginkan.<ref name="newmandala"/> Namun, menurut Yunarto Wijaya dari Charta Politika, elektabilitas PDIP sudah meningkat berkat Jokowi, walaupun tidak maksimal karena PDIP menurutnya gagal dalam mengoptimalkan efek Jokowi.<ref>{{cite web|last=Harahap|first=Riza|date=10 April 2014|title=Pengamat: efek Jokowi belum dioptimalkan PDI-P|url=http://www.antaranews.com/berita/428689/pengamat-efek-jokowi-belum-dioptimalkan-pdi-p|work=Antara|accessdate=12 April 2014}}</ref>
|