Dinasti Xia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
Yǔ adalah putra dari Gǔn. Yǔ bukan hanya tidak menunjukkan rasa dendam, malahan tetap menghormati [[Shun]], dan mendapatkan kepercayaan dari Shùn. Shùn menyerahkan tugas mengendalikan banjir kepada Yǔ. Yǔ memperbaiki cara ayahnya mengendalikan banjir, secara besar mempersatukan orang dari berbagai suku, sehingga akhirnya berhasil mengendalikan banjir. Dalam catatan [[Shǐjì Xiàběnjì ]] tercatat waktu Yǔ mengendalikan banjir, bekerja keras, tiga kali melewati pintu rumahnya tetapi tidak pernah masuk – dengan alasan reuni dengan keluarga akan menghabiskan banyak waktu dan pikiran dari tugasnya mengendalikan banjir. Kegigihan dan ketekunannya dalam melaksanakan tugas mendapat penghargaan dari banyak kalangan, dan ini mungkin juga merupakan salah satu faktor dari bersatu berbagai suku.
 
Oleh karena Yǔ berhasil mengendalikan banjir dan mengembangkan pertanian, sehingga kekuatan suku Xià menjadi kuat, menjadi pemimpin dari gabungan berbagai suku. Kemudian Shùn mengutus Yǔ untuk menyerang [[suku Sānmiáo]]. Yǔ mengusir suku Sānmiáo kedaerah perairan [[Dānjiāng]] dan [[Hànshuǐ]], berhasil mengkokohkan kekuatan kerajaan. Dalam [[Mòzǐ Fēigōng]] menceritakan bahwa setelah Yǔ berhasil menaklukkan suku Sānmiáo, suku Xià sudah menjadi suku yang sangat penting diperairan Huánghé pada waktu itu. Shùn mewariskan singgasana kepada Yǔ, Yǔ pernah mengadakan pertemuan persekutuan antar suku di [[Túshān]] (Gunung Du), dan sekali lagi menyerang suku Sānmiáo (pada waktu itu suku di [[Zhōngyuán]] (pusat daratan Tiongkok) sering berperang dengan suku Sānmiáo). Dalam [[Zuǒzhuàn 左传/左傳]] (walau mungkin terlalu dibesar-besarkan) mengatakan terdapat puluhan ribu negara upeti menghadiri pertemuan persekutuan di Túshān, dengan demikian boleh diperkirakan betapa besarnya pengaruh suku Xià pada waktu itu. Pada suatu pertemuan antar suku di [[Huìjī]], pemimpin [[suku Fángfēngshì]], waktu pertemuan datang terlambat dan dihukum mati oleh Yǔ. Ini membuktikan bahwa suku Xià pada awal pengukuhan kekuasaannya telah muncul sifat monarki atas kekuasaan. Menyusul dengan semakin kuatnya kekuasaan gabungan suku bangsa dengan suku Xià yang merupakan keturunan dari [[suku Húangdì]] sebagai inti kekuatan, hubungan ekonomi berbagai daerah juga semakin kuat. Dalam catatan sejarah kuno sering terdapat catatan tentang Yǔ menentukan pembayaran upeti sesuai dengan jarak negara-negara upetinya, ini juga membuktikan pengendalian ekonomi suku Xià terhadap suku-suku lain disekitarnya.
 
Dalam catatan literatur kuno juga sering menceritakan nafsu Yǔ atas kekuasaan pada usia tuanya. Walaupun Yǔ ingin mempertahankan kekuasaan pemerintahan dalam suku Xià sendiri, tetapi tetap harus mempertimbangkan tradisi Chánràng, sehingga ia menerapkan suatu siasat yang efektif. Yǔ pada mulanya mengangkat [[Gāotáo]] dari [[suku Yǒuyǎnshì]] yang memiliki reputasi tinggi sebagai ahli warisnya, guna menunjukkan penghargaan Yǔ terhadap tradisi Chánràng. Tetapi Gāotáo lebih tua dari Yǔ, sehingga belum sempat mewarisi singgasana sudah meninggal. Kemudian Yǔ memilih Yì dari [[suku Dōngyí]] yang tidak begitu berpengaruh menjadi ahli waris. Dimana pada waktu itu banyak suku yang tidak mendukung Yì, dan malahan mendukung putra dari Yǔ, Qǐ. Dimana Yǔ berharap jika kelak Yì tidak mendapat dukungan dari masyarakat, maka akan mewariskan singgasana kepada putranya Qǐ.