Kerajaan Mysore: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 70:
Untuk menahan kebangkitan Haidar, Britania bersekutu dengan Maratha dan [[Nizam]] Hyderabad, sehingga memicu [[Perang Inggris-Mysore]] pertama pada tahun 1767. Walaupun unggul jumlah, Haidar Ali mengalami kekalahan di Chengham dan Tiruvannamalai. Britania menolak tawaran perdamaian hingga Haidar memindahkan angkatan bersenjatanya hingga lima mil dari [[Madras]].<ref name="Venkata Ramanappa 1975 p. 207"/><ref name="dhar"/><ref name="peace">Chopra et al. (2003), hal. 73</ref> Pada tahun 1770, saat tentara Maratha di bawah pimpinan [[Madhavrao Peshwa]] menyerang Mysore, Haidar mengharapkan bantuan Britania sesuai dengan perjanjian pada tahun 1769, namun Britania tidak membantunya. Hal tersebut membuat Haidar sangat tidak memercayai Britania-sentimen yang juga dimiliki oleh putranya dan yang akan memicu perseteruan Inggris-Mysore tiga dasawarsa berikutnya.
 
Pada tahun 1779, Haidar Ali merebut sebagian Tamil Nadu dan [[Kerala]] di selatan, sehingga memperluas wilayah Mysore hingga mencapai 80.000&nbsp;mi² (205.000&nbsp;km²).<ref name="dhar"/> Pada tahun 1780, ia berteman dengan Perancis dan berdamai dengan Maratha dan Nizam.<ref name=autogenerated1>Chopra et al. (2003), hal. 74</ref> Namun, Haidar Ali dikhianati oleh Maratha dan Nizam, yang juga membuat traktat dengan Britania. Pada Juli 1779, Haidar Ali memimpin angkatan bersenjata yang terdiri dari 80.000 tentara (sebagian besar kavaleri) untuk mengepung benteng-benteng Britania di Arkot utara, sehingga memicu [[Perang Inggris-Mysore Kedua]]. Haidar Ali awalnya berhasil, terutama di [[Pertempuran Pollilur|Pollilur]] (yang merupakan kekalahan terburuk Britania di India hingga meletusnya [[Pertempuran Chillianwala]]) dan Arkot; namun, kedatangan [[Sir Eyre Coote]] mengubah jalannya perang.<ref name="rout">Chopra et al. (2003), hal. 75</ref> Pada tanggal 1 Juni 1781, Sir Eyre Coote berhasil mengalahkan Haidar Ali dalam [[Pertempuran Porto Novo]]. Setelah pertempuran ini, meletus pertempuran di Pollilur pada tanggal 27 Agustus, yang lagi-lagi dimenangkan oleh Britania, dan sebulan kemudian tentara Mysore dikalahkan di [[Sholinghur]] satu bulan kemudian. Haidar Ali meninggal pada tanggal 7 Desember 1782, tetapi pertempuran melawan Britania masih berlanjut. Ia digantikan oleh putranya, [[Tipu Sultan]], yang meneruskan perlawanan dengan merebut kembali Baidanur dan Mangalore.<ref name="dhar"/><ref name="host1">Chopra et al. 2003, hal. 75</ref>
 
Pada tahun 1783, baik Britania maupun Mysore tidak dapat menggapai kemenangan penuh. Perancis menarik dukungan mereka terhadap Mysore setelah ditandatanganinya [[Traktat Versailles (1783)|perjanjian perdamaian Versailles]] di Eropa.<ref>Venkata Ramanappa, M. N. (1975), hal. 211</ref> Tipu, yang umumnya dikenal dengan sebutan "Macam Mysore", tetap meneruskan perang melawan Britania, namun Britania berhasil merebut beberapa wilayah di pesisir. Wilayah [[Kittur]], Nargund, dan [[Badami]] kemudian dikuasai oleh Maratha. [[Traktat Mangalore]] yang ditandatangani pada tahun 1784 mengakhiri peperangan untuk sementara waktu dan mengembalikan wilayah seperti saat sebelum perang (''[[status quo ante bellum]]'').<ref name="surrender"/><ref name="surrender1">Chopra et al. (2003), hal. 75–76</ref> Traktat ini merupakan dokumen yang penting dalam sejarah India karena merupakan peristiwa terakhir ketika negara di anak benua India menentukan isi traktat dengan Britania. Meletusnya kembali pertempuran antara Britania dan Perancis di Eropa menjadi alasan yang cukup bagi Tipu untuk membatalkan traktat dan meneruskan ambisinya untuk menghantam Britania.<ref name="strike">Chopra et al. (2003), hal. 77</ref> Tipu mengajak Nizam, Maratha, Perancis, dan Turki untuk membantunya, namun gagal.<ref name="strike"/>