Nagari Padang Laweh berada Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam yang merupakan salah satu Nagari di daerah Minangkabau ( Sumatera Barat ).dimana daerah Minangkabau mempunyai dua lingkungan wilayah yaitu: Minangkabau Asli dan Daerah Rantau . Wilayah Minangkaabau Asli oleh orang Minangkabau disebut ”Darek” yang wilayahnya terdiri dari tiga luhak yaitu : Luhak Agam, Luhak Tanah Data, dan Luhak Lima Puluh Kota.,
Sementara Daerah Rantau, merupakan wilayah perluasan berbentuk koloni dari setiap luhak yang tersebut diatas dimana : Rantau Luhak Agam, meliputi dari Pesisir Barat, sejak Pariaman sampai Air Bangis, Lubuk Sikaping dan Pasaman., Rantau Luhak Limapuluh Kota, meliputi Bangkinang, Lembah Kampar Kiri, Kampar Kanan dan Rokan.dan Rantau Luhak Tanah Datar, meliputi Kubang 13, Pesisir Barat atau Selatan, dari Padang sampai Indrapura, Kerinci dan Muara Labuh. Bila dilihat dari dua Wilayah Minangkabau diatas, maka Nagari Padang Laweh termasuk wilayah Minang Asli yang terletak di wilayah Luhak Agam. Dengan demikian masyarakat Nagari Padang Laweh di samping terikat oleh ajaran Islam, mereka juga terikat oleh peraturan-peraturan adat Minangkabau.
Sebagaimana pepatah adat yang berbunyi:
Adat Basandi Syara’
Syara’ Basandi Kitabullah
Gantang di Bodi Caniago
Cupak di Koto Rang Piliang
Adat Mamakai, Syara’ Mangato
Ujuik Satu Balain Jalan –jalan
Selanjutnya, Nagari Padang Laweh adalah nama yang diberikan karena identik dengan keadaan wilayah saat pertama kali ditemukan atau ditempati oleh nenek moyang masyarakat Nagari Padang Laweh itu sendiri pada masa lampau. Sama halnya dengan nama-nama wilayah, tempat atau nagari lainnya di Minangkabau. Nama-namanya berdasarkan pada apa yang ditemukan pada saat pertama menemukan atau menempati wilayah tersebut, seperi Bukittinggi, Batusangka, Kotogadang, Kototuo, dan lain sebagainya.
Berdasarkan informasi atau cerita yang diterima secara turun temurun tentang Nagari Padang Laweh adalah dimana nama Nagari Padang Laweh berasal dari nama Padang Ilalang yang luas (Laweh). Konon ceritanya pada zaman dahulu ninik (nenek moyang) orang Minangkabau merupakan petualang-petualang sejati yang menjelajahi seantero Minangkabau, bahkan sampai keluar daerah Minagkabau. Dari Pariangan Padang Panjang mereka mengadakan perjalanan ke berbagai tempat. Di tengah perjalanan mereka berhenti sejenak untuk melepaskan lelah, mereka berhenti di tempat yang penuh dengan tumbuhan ilalang (Padang Ilalang) di sana hanya baru terdapat beberapa buah pondok yang penduduknya belum banyak. Dengan melihat keadaan yang seperti itu ninik (nenek moyang) yang melakukan perjalanan tadi berunding dengan keputusan, sebagian dari mereka melanjutkan perjalanan ke arah Timur (Batu Palano sekarang) dan yang sebahagian lagi memilih untuk tinggal di tempat peristirahatan mereka tadi, dan mereka sepakat menamakan tempat itu dengan Padang Laweh.
== Potensi Nagari Padang Laweh, Sungai Puar, Agam ==
Potensi Nagari
Pertanian dan Perkebunan
Kondisi topografi yang ada berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, dan ketersediaan lahan, penggunaan lahan di Nagari Padang Laweh didominasi oleh areal pertanian (sawah, ladang)
Di Nagari Padang Laweh terdapat areal pertanian di keempat jorong, Jorong Talao, Jorong Tampaik, Jorong Batu Gadang dan Jorong Kubu
Berbagai jenis sayuran yang dibudidayakan di Nagari Padang Laweh diantaranya Kembang Kol (Lobak Bungo),Kol Bulat ( Lobak Bulek ),Lobak Singgalang, Sawi manih, Sawi Paik, Sawi Bola, Japan ( Labu Siam ), Bawang Perai, Wortel, Lado ( Cabe ), terong, Tomat dan lain-lain.
Dilihat dari jenis sayuran diatas produksi sayuran yang tertinggi adalah jenis Lobak, bulek, sawi, dan yang terendah adalah Terong, tanaman sayur ini mempunyai nilai komersil tinggi dan kecenderungan peningkatan produktifitas dan dari tahun ke tahun sehingga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan secara agribisnis.
Tanaman holtikultura (bunga-bungaan) termasuk dalam komuditas holtikultura yang memiliki potensi pengembangan sangat baik, permintaan pasar akan komuditi tanaman hltikultura cenderung meningkat berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, industri pariwisata yang makin berkembang, faktor pendukung yang sangat strategis bagi pengembangan agribisnis holtikultura Nagari Padang Laweh adalah tersedianya sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang memadai serta faktor letak yang dekat dengan kota bukittinggi.
Disamping pertanian tanaman pangan perkebunan di Nagari Padang Laweh merupakan potensi yang dapat dikembangkan bagi perekonomian masyarakat. Perkebunan ini bisa dikembangkan menjadi agrobisnis karena didukung dengan pemandangan yang indah, iklim yang sejuk dan tanah yang subur.
Pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perkembangan Nagari Padang Laweh juga didukung dengan letak yang startegis yaitu dekat dengan jalan lintas Sumatera sebagi lintasan transportasi dari Aceh menuju Jakarta jika melalui jalan darat, hal ini merupakan potensi berkembangnya pedagang-pedagang kecil, sedang berkembang industri konveksi.
Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Nagari Padang Laweh terdapat berbagai objek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan karena didukung oleh keindahan alam dan udara yang sejuk berbagai objek wisata yang dapat dikembangkan yaitu:
Wisata Alam Pemandian air Terjun’ Sarasah
Wisata Bungin Indah
Agro Wisata
Seni Tari Alang Suntiang Pangulu
Seni Randai Batuduang Ameh
Adat dan Budaya
Dalam pelaksanaannya secara umum adat minang kabau mengajak kepada masyarakatnya untuk senantiasa bertingkah laku baik dan bermoral mulia, tata kehidupan masyarakat minangkabau didasarkan pada falsafah hidup adat minang kabau yaitu adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah yang mempunyai makna syara’ mangato adat mamakai.
Dalam tata kehidupan masyarakat Nagari Padang Laweh selalu memgang teguh ajaran agama dan adat istiadat yang berlaku di nagari. Penyelenggaraan pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan selalu menggunakan jalan musyawarah mufakat setiap pengambilan keputusan dengan melibatkan semua unsur masyarakat yang ada seperti niniak mamak, cadiak pandai, alim ulama, bundo kanduang dan pemuda yang terakomodir dalm wadah lembaga Badan Permusyawaratan Nagari.
Di zaman era globalisasi sekarang, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga memberikan dampak negatif pada pelunturan nilai-nilai agama dan adat istiadat, disinilah peran penting tokoh agama dan adat untuk mengantisipasi dampak negatif masuknya pengaruh dari luar yang dapat merusak nlai-nilai agama dan adat istiadat tersebut dengan mendorong agar masyarakat dapat menghayati dan mengamalkan filosofis ABS-SBK dalam kehidupan sehari-hari.
Agama
Seiring dengan kebijakan pemerintah propinsi sumatera barat “babaliak Kanagari” di era otonomi daerah, belum mampu diterjemahkan secara konkrit ditengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga muncul kekhawatiran makin luntur dan rendahnya pemahaman agama bagi generasi muda.
Untuk mengantisipasi hal ini, telah dilakukan berbagai langkah dan upaya bagi tokoh masyarakat di Nagari Padang Laweh untuk membangun mesjid, mushalla dan melakukan kegiatan-kegaiatan keagamaan dengan penyediaan sarana dan prasarana ibadah serta pengembangan kegiatan kegamaan.
Perantau
Salah satu ciri masyarakat Nagari Padang Laweh dan telah menjadi kebiasaan sebagaimana budaya masyarakat minangkabau yaitu merantau. Masyarakat Nagari Padang Laweh yang merantau lebih didominasi oleh penduduk laki-laki yang berumur 18 tahun s/d 45 tahun dengan kota tujuan yang beragam dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan bahkan ada yang merantau sampai ke luar negeri yaitu Malaysia. Masyarakat anak Nagari Padang Laweh yang merantau tersebut tergabung dan dihimpun dalam wadah organisasi Ikatan Keluarga Besar Padang Laweh (IKBPL) yang berpusat di Jakarta.
Tujuan anak Nagari Padang Laweh merantau adalah untuk merubah kehidupan yang lebih baik dengan berdagang, menjadi pegawai (instansi swasta/Negeri) dan sebagainya. Bagi anak Nagari Padang Laweh yang berhasil di perantauan mereka memberikan konstribusi terhadap pembangunan kampung halaman baik berupa bantuan moril maupun materil.
== Kondisi Nagari Padang Laweh, Sungai Puar, Agam ==
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Padang Laweh merupakan salah satu Nagari yang secara administratif tergabung dalam Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam. Terletak dikaki gunung Singgalang dengan luas 690 ha.
Dengan batas-batas nagari sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan Nagari Batagak
Sebelah Selatan dengan Nagari Pandai Sikek, Kabupatan Tanah Datar.
Sebelah Barat dengan Gunung Singgalang ( Balingka IV Koto ).
Sebelah Timur dengan Nagari Batu Palano.
Yang terdiri dari empat Jorong yaitu; Jorong Kubu, Jorong Batu Gadang, Jorong Tampat dan Jorong Talao. Gerbang Nagari Padang Laweh terletak di Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Kota Bukittinggi dengan Kota Padang Panjang. Berjarak 2 km dari Ibu Kota Kecamatan dan waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan sekitar 15 menit, sedangkan jarak ke Ibu kota Kabupaten sekitar 88 km dan waktu tempuh 3 jam sedangkan jarak ke Ibukota Propinsi sekitar 89 km dengan waktu tempuh 2 jam.
Topografi
Dilihat dari topografi Nagari Padang Laweh mempunyai topografi yaitu kemiringan, ketinggian dan morfologi daratan, wilayah pegunungan, daratan tinggi. Nagari Padang Laweh terletak pada ketinggian 985 – 1505 m diatas permukaan laut, beriklim tropis dengan suhu rata-rata 16°C – 25°C dan kelembaban udara berkisar antara 80 - 90%.
Curah hujan yang cukup tinggi yaitu 12.521 mm/tahun tanpa bulan kering. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November sekitar 1.647 mm dan curah hujan terendah terjadi sekitar bulan Juli 74 mm. Kondisi Curah hujan ini berpengaruh terhadap aktifitas penduduk.
Jenis tanah yang ada di Kenagarian Padang Laweh adalah jenis tanah Andosol atau tanah gembur yang sangat cocok untuk pertanian dan perkebunan.
|