Harian Rakyat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Hanamanteo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox Magazine
| title = Harian Rakyat
Baris 27 ⟶ 26:
| issn =
}}
[[
'''''Harian Rakyat''''' adalah salah satu [[media massa]] Indonesia pada periode 1950-1965.
==Ideologi dan Aliran Jurnalisme==
Aliran [[jurnalisme]] yang diusung oleh ''Harian Rakyat'' adalah jurnalisme konfrontasi dengan bahasa yang meledak, tembak langsung dan pukul di tempat.
Harian Rakyat dapat dikatakan sebagai barisan pembela [[Manifesto Politik]] ([[Manipol]]) [[Soekarno]]. <ref name="rujukan4"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=78}}</ref> Ketika koran beraliran kanan atau konservatif tidak terlalu memikirkan tentang Manipol Soekarno, Harian Rakyat ampil ke depan menjadi corong propaganda Manipol, anti imperialis, dan menganggap koran-koran kanan telah menghina Soekarno karena tidak mendukung Manipol.<ref name="rujukan4"/> Harian Rakyat berpendirian tidak akan mencetak yang bertentangan dengan cita-cita revolusi. <ref name="rujukan5"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=79}}</ref>Secara sederhana dalam pertentangan antara [[sosialisme]] dan [[kapitalisme]], Harian Rakyat lebih memilih sosialisme. <ref name="rujukan5"/>Antara [[demokrasi terpimpin]] dan [[demokrasi liberal]], Harian Rakyat lebih berpihak pada demokrasi terpimpin. <ref name=”rujukan5”> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=79}}</ref>▼
▲''Harian Rakyat'' dapat dikatakan sebagai barisan pembela [[Manifesto Politik]] (
== Pembredelan ==
Sebagai sebuah media massa yang mengambil aliran konfrontasi, ''Harian Rakyat'' selalu bertentangan dengan pihak lain tak terkecuali juga pihak penguasa.
Penutupan kembali berulang pada tahun 1959, lebih tepatnya pada tanggal [[16 Juli]] [[1959]].
Pada tanggal 2 November 1959, Harian Rakyat kembali dibreidel oleh Penguasa Perang.<ref name="rujukan7"/> Alasan pembredelan kali ini tidak begitu jelas.<ref name="rujukan7"/> yang terjadi atas pembreidelan ini adalah diadakan aksi perluasan peredaran Harian Rakyat yang dipimpin oleh para petinggi PKI yaitu [[D.N. Aidit]], [[M.H Lukman]] dan aktivis PKI lainnya yang langsung turun ke jalan.<ref name="rujukan7"/> ▼
Pada tanggal [[9 Desember]] [[1959]], Pembredelan Harian Rakyat terulang kembali. <ref name="rujukan8"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=99}}</ref> Alasan pembreidelan karena Harian Rakyat memuat berita “tjeramah Njoto di gedung SBKA” yang diadakan pada [[23 November]] [[1959]] dan dimuat pada [[24 November]] [[1959]].<ref name="rujukan8"/> Alasan pembreidelan ini juga tidak jelas sehingga menimbulkan protes dan desakan agar Harian Rakyat diterbitkan kembali.<ref name="rujukan8"/> Oleh karena banyak desakan dari berbagai pihak, Harian Rakyat dapat terbit kembali pada tanggal [[23 Desember]] [[1959]].<ref name="rujukan8"/>▼
▲Pada tanggal 2 November 1959, ''Harian Rakyat'' kembali dibreidel oleh Penguasa Perang.
Pada tanggal [[3 Februari]] [[1961]] oleh [[Penguasa Perang Jakarta Raya]], Harian Rakyat ditutup kembali. <ref name="rujukan9"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=100}}</ref> Alasan yang diajukan untuk pembredelan adalah pemuatan sambutan ketua CC PKI D.N Aidit pada hari jadi ke-10 koran Harian Rakyat.<ref name="rujukan9"/> Dalam pidatonya, Aidit mengajukan tuntutan struktur kabinet dan menyinggung masalah demokrasi serta kebebasan politik.<ref name="rujukan9"/> Menurut Penguasa Perang, komentar yang muncul itu dapat mengganggu kestabilan politik di [[Indonesia]] saat itu.<ref name="rujukan9"/> ▼
▲Pada tanggal [[9 Desember]] [[1959]],
Setelah terjadi peristiwa [[G30S]], akhirnya Harian Rakyat mengalami akhir perjalanannya. <ref name="rujukan10"> {{cite book|author=Arif Zulkifi, dkk|title=Seri Buku Tempo: Lekra dan Geger 1965|year=2014|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|place=Jakarta|page=46}}</ref> Pada tanggal [[3 Oktober]] [[1965]], Harian Rakyat bertekuk lutut dan berhenti terbit.<ref name="rujukan10"/> Tidak hanya bubar, semua anggota partai dan aktivis yang mendukung Harian Rakyat diburu, ditangkap, dipenjarakan dan dibunuh.<ref name="rujukan10"/> Inilah kata-kata terakhir dari redaksi Harian Rakyat kepada para pembacanya, “Banyak-banyak terimakasih, sekalian para pembaca!” <ref name="rujukan9"/>▼
▲Pada tanggal [[3 Februari]] [[1961]] oleh [[Penguasa Perang Jakarta Raya]], ''Harian Rakyat'' ditutup kembali.
▲Setelah terjadi peristiwa [[G30S]], akhirnya ''Harian Rakyat'' mengalami akhir perjalanannya.
==Rujukan==
{{reflist|2}}
== Daftar pustaka ==
* {{Cite book|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|ref=harv|publisher=Merekasumba|location=Yogyakarta|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan}}
* {{Cite book|title=Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi dan Penumpasannya|year=1994|ref=harv|publisher=Ghalia Indonesia|location=Jakarta|author=Sekretariat Negara Republik Indonesia}}
* {{Cite book|title=Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007)|year=2007|ref=harv|publisher=I.Boekoe|location=Yogyakarta|author=Taufik Rahzen, dkk.}}
* {{Cite book|title=Seri Buku Tempo: Lekra dan Geger 1965|year=2014|ref=harv|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|location=Jakarta|author=Arif Zulkifi, dkk.}}
[[Kategori:Media massa Indonesia]]
|