Harian Rakyat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
 
{{Infobox Magazine
| title = Harian Rakyat
Baris 27 ⟶ 26:
| issn =
}}
[[berkasBerkas:DN Aidit speaking at PKI election meeting 1955.jpg|thumb|D.N. Aidit, ketua CC PKI yang turut mengelola Harian Rakyat]]
 
'''''Harian Rakyat''''' adalah salah satu [[media massa]] Indonesia pada periode 1950-1965. <ref name="rujukan1"> {{cite booksfn|author=Taufik Rahzen, dkk.|title=Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007)|year=2007|publisher=I:Boekoe|place=Yogyakarta|pagep=699}}</ref> ''Harian Rakyat'' pertama kali terbit pada tanggal [[31 Januari]] [[1951]] yang semula bernama ''Suara Rakyat''. <ref name="rujukan2"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=77}}</ref> Motto yang diusung oleh ''Harian Rakyat'' adalah “Untuk rakyat hanya ada satu harian, Harian Rakyat!”.<ref name="rujukan2"/> ''Harian Rakyat'' berkantor dipimpin oleh [[Njoto]] sebagai dewan redaksi dan [[Mula Naibaho]] sebagai penanggungjawab redaksi.{{sfn|Rhoma <refDwi nameAria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p="rujukan2"/>77}}
 
==Ideologi dan Aliran Jurnalisme==
Aliran [[jurnalisme]] yang diusung oleh ''Harian Rakyat'' adalah jurnalisme konfrontasi dengan bahasa yang meledak, tembak langsung dan pukul di tempat.<ref{{sfn|Rhoma nameDwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p="rujukan2"/>77}} Garis [[politik]] redaksi yang ditarik ''Harian Rakyat'' adalah konfrontasi maka sering terjadi konflik dan pertentangan dengan media massa lain.<ref{{sfn|Rhoma name="rujukan2"/>Dwi <refAria namedan Muhidin M. Dahlan|2008|p="rj">77}}{{cite booksfn|author=Sekretariat Negara Republik Indonesia|title=Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia: Latar belakang, aksi dan penumpasannya|year=1994|publisher=Ghalia Indonesia|place=Jakarta|pagep=32}}</ref> Secara sederhana, ''Harian Rakyat'' selalu menunjukkan sikap berani dan ofensif terhadap lawan-lawannya. Gaya bahasa yang digunakan hemat, lincah, dan terus terang sesuai dengan ajaran [[Marxisme]] dan [[Leninisme]]. <ref name="rujukan3"> {{cite book|author=Arif Zulkifi, dkk|title=Seri Buku Tempo: Lekra dan Geger 1965|year=2014|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|place=Jakarta|page=43}}</ref>Bahasa yang hemat, lincah dan terus terang itu mudah dimengerti petani dan buruh yang menjadi basis massa [[Partai Komunis Indonesia]] ([[PKI]]).<ref{{sfn|Arif name="rujukan3"/>Zulkifi, dkk.|2014|p=43}}
Harian Rakyat dapat dikatakan sebagai barisan pembela [[Manifesto Politik]] ([[Manipol]]) [[Soekarno]]. <ref name="rujukan4"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=78}}</ref> Ketika koran beraliran kanan atau konservatif tidak terlalu memikirkan tentang Manipol Soekarno, Harian Rakyat ampil ke depan menjadi corong propaganda Manipol, anti imperialis, dan menganggap koran-koran kanan telah menghina Soekarno karena tidak mendukung Manipol.<ref name="rujukan4"/> Harian Rakyat berpendirian tidak akan mencetak yang bertentangan dengan cita-cita revolusi. <ref name="rujukan5"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=79}}</ref>Secara sederhana dalam pertentangan antara [[sosialisme]] dan [[kapitalisme]], Harian Rakyat lebih memilih sosialisme. <ref name="rujukan5"/>Antara [[demokrasi terpimpin]] dan [[demokrasi liberal]], Harian Rakyat lebih berpihak pada demokrasi terpimpin. <ref name=”rujukan5”> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=79}}</ref>
 
''Harian Rakyat'' dapat dikatakan sebagai barisan pembela [[Manifesto Politik]] ([[Manipol]]) [[Soekarno]]. <ref name="rujukan4"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=78}}</ref> Ketika koran beraliran kanan atau konservatif tidak terlalu memikirkan tentang Manipol Soekarno, ''Harian Rakyat'' ampil ke depan menjadi corong propaganda Manipol, anti imperialis, dan menganggap koran-koran kanan telah menghina Soekarno karena tidak mendukung Manipol.<ref{{sfn|Rhoma nameDwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p="rujukan4"/>78}} ''Harian Rakyat'' berpendirian tidak akan mencetak yang bertentangan dengan cita-cita revolusi. <ref name="rujukan5"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=79}}</ref>Secara sederhana dalam pertentangan antara [[sosialisme]] dan [[kapitalisme]], ''Harian Rakyat'' lebih memilih sosialisme. <ref name="rujukan5"/>Antara [[demokrasi terpimpin]] dan [[demokrasi liberal]], ''Harian Rakyat'' lebih berpihak pada demokrasi terpimpin. <ref name=”rujukan5”> {{cite booksfn|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|pagep=79}}</ref>
==Pemberedelan Harian Rakyat==
 
== Pembredelan ==
Sebagai sebuah media massa yang mengambil aliran konfrontasi, ''Harian Rakyat'' selalu bertentangan dengan pihak lain tak terkecuali juga pihak penguasa. <ref name="rujukan6"> {{cite book|author=Taufik Rahzen, dkk|title=Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007)|year=2007|publisher=I:Boekoe|place=Yogyakarta|page=700}}</ref> Karena pemberitaannya dianggap melanggar ketentuan pihak penguasa, ''Harian Rakyat'' ditutup.<ref name="rujukan6"/> Penutupan ini terjadi selama 23 jam antara [[13 September]] [[1957]] pukul 21.00 hingga [[14 September]] [[1957]] pukul 20.00 bersama media lain seperti koran ''[[Harian koranIndonesia Raya|Indonesia Raya]]'', ''[[Bintang Timur]]'', ''[[Pemuda Merdeka]]'', ''[[Djiwa Baru]]'', ''[[Pedoman]]'', ''[[Keng Po]]'', ''[[Java Bode]]'', serta tiga kantor berita Antara, PIA dan INPS.<ref{{sfn|Taufik nameRahzen, dkk.|2007|p="rujukan6"/>700}}
 
Penutupan kembali berulang pada tahun 1959, lebih tepatnya pada tanggal [[16 Juli]] [[1959]]. <ref name="rujukan7"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=98}}</ref> Penutupan hampir terjadi selama satu bulan.<ref name="rujukan7"/> ''Harian Rakyat'' dibredel karena memuat pernyataan [[CC PKI]] pada tanggal 3 Juli yang berjudul “Penilaian sesudah satu tahun Kabinet Kerdja, Komposisi, tidak mendjamin pelaksanaan program 3 pasal, perlu segera diretul”.<ref name="rujukan7"/> Pada tanggal [[2 Agustus]] [[1959]], sebulan setelah penutupan, ''Harian Rakyat'' kembali terbit lagi.<ref{{sfn|Rhoma Dwi name="rujukan7"/>Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p=98}}
Pada tanggal 2 November 1959, Harian Rakyat kembali dibreidel oleh Penguasa Perang.<ref name="rujukan7"/> Alasan pembredelan kali ini tidak begitu jelas.<ref name="rujukan7"/> yang terjadi atas pembreidelan ini adalah diadakan aksi perluasan peredaran Harian Rakyat yang dipimpin oleh para petinggi PKI yaitu [[D.N. Aidit]], [[M.H Lukman]] dan aktivis PKI lainnya yang langsung turun ke jalan.<ref name="rujukan7"/>
Pada tanggal [[9 Desember]] [[1959]], Pembredelan Harian Rakyat terulang kembali. <ref name="rujukan8"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=99}}</ref> Alasan pembreidelan karena Harian Rakyat memuat berita “tjeramah Njoto di gedung SBKA” yang diadakan pada [[23 November]] [[1959]] dan dimuat pada [[24 November]] [[1959]].<ref name="rujukan8"/> Alasan pembreidelan ini juga tidak jelas sehingga menimbulkan protes dan desakan agar Harian Rakyat diterbitkan kembali.<ref name="rujukan8"/> Oleh karena banyak desakan dari berbagai pihak, Harian Rakyat dapat terbit kembali pada tanggal [[23 Desember]] [[1959]].<ref name="rujukan8"/>
 
Pada tanggal 2 November 1959, ''Harian Rakyat'' kembali dibreidel oleh Penguasa Perang.<ref name="rujukan7"/> Alasan pembredelan kali ini tidak begitu jelas.<ref name="rujukan7"/> yangYang terjadi atas pembreidelanpembredelan ini adalah diadakan aksi perluasan peredaran ''Harian Rakyat'' yang dipimpin oleh para petinggi PKI yaitu [[D.N. Aidit]], [[M.H Lukman]] dan aktivis PKI lainnya yang langsung turun ke jalan.<ref{{sfn|Rhoma name="rujukan7"/>Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p=98}}
Pada tanggal [[3 Februari]] [[1961]] oleh [[Penguasa Perang Jakarta Raya]], Harian Rakyat ditutup kembali. <ref name="rujukan9"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=100}}</ref> Alasan yang diajukan untuk pembredelan adalah pemuatan sambutan ketua CC PKI D.N Aidit pada hari jadi ke-10 koran Harian Rakyat.<ref name="rujukan9"/> Dalam pidatonya, Aidit mengajukan tuntutan struktur kabinet dan menyinggung masalah demokrasi serta kebebasan politik.<ref name="rujukan9"/> Menurut Penguasa Perang, komentar yang muncul itu dapat mengganggu kestabilan politik di [[Indonesia]] saat itu.<ref name="rujukan9"/>
Pada tanggal [[9 Desember]] [[1959]], Pembredelanpembredelan ''Harian Rakyat'' terulang kembali. <ref name="rujukan8"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=99}}</ref> Alasan pembreidelanpembredelan karena ''Harian Rakyat'' memuat berita “tjeramah Njoto di gedung SBKA” yang diadakan pada [[23 November]] [[1959]] dan dimuat pada [[24 November]] [[1959]].<ref name="rujukan8"/> Alasan pembreidelanpembredelan ini juga tidak jelas sehingga menimbulkan protes dan desakan agar ''Harian Rakyat'' diterbitkan kembali.<ref name="rujukan8"/> Oleh karena banyak desakan dari berbagai pihak, ''Harian Rakyat'' dapat terbit kembali pada tanggal [[23 Desember]] [[1959]].<ref{{sfn|Rhoma nameDwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p="rujukan8"/>99}}
Setelah terjadi peristiwa [[G30S]], akhirnya Harian Rakyat mengalami akhir perjalanannya. <ref name="rujukan10"> {{cite book|author=Arif Zulkifi, dkk|title=Seri Buku Tempo: Lekra dan Geger 1965|year=2014|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|place=Jakarta|page=46}}</ref> Pada tanggal [[3 Oktober]] [[1965]], Harian Rakyat bertekuk lutut dan berhenti terbit.<ref name="rujukan10"/> Tidak hanya bubar, semua anggota partai dan aktivis yang mendukung Harian Rakyat diburu, ditangkap, dipenjarakan dan dibunuh.<ref name="rujukan10"/> Inilah kata-kata terakhir dari redaksi Harian Rakyat kepada para pembacanya, “Banyak-banyak terimakasih, sekalian para pembaca!” <ref name="rujukan9"/>
 
Pada tanggal [[3 Februari]] [[1961]] oleh [[Penguasa Perang Jakarta Raya]], ''Harian Rakyat'' ditutup kembali. <ref name="rujukan9"> {{cite book|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|publisher=Merekasumba|place=Yogyakarta|page=100}}</ref> Alasan yang diajukan untuk pembredelan adalah pemuatan sambutan ketua CC PKI D.N Aidit pada hari jadi ke-10 koran ''Harian Rakyat''.<ref name="rujukan9"/> Dalam pidatonya, Aidit mengajukan tuntutan struktur kabinet dan menyinggung masalah demokrasi serta kebebasan politik.<ref name="rujukan9"/> Menurut Penguasa Perang, komentar yang muncul itu dapat mengganggu kestabilan politik di [[Indonesia]] saat itu.<ref{{sfn|Rhoma name="rujukan9"/>Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p=100}}
 
Setelah terjadi peristiwa [[G30S]], akhirnya ''Harian Rakyat'' mengalami akhir perjalanannya. <ref name="rujukan10"> {{cite book|author=Arif Zulkifi, dkk|title=Seri Buku Tempo: Lekra dan Geger 1965|year=2014|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|place=Jakarta|page=46}}</ref> Pada tanggal [[3 Oktober]] [[1965]], ''Harian Rakyat'' bertekuk lutut dan berhenti terbit.<ref name="rujukan10"/> Tidak hanya bubar, semua anggota partai dan aktivis yang mendukung ''Harian Rakyat'' diburu, ditangkap, dipenjarakan dan dibunuh.<ref{{sfn|Arif nameZulkifi, dkk.|2014|p="rujukan10"/>46}} Inilah kata-kata terakhir dari redaksi ''Harian Rakyat'' kepada para pembacanya, “Banyak-banyak terimakasih, sekalian para pembaca!” <ref{{sfn|Rhoma nameDwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p="rujukan9"/>100}}
 
==Rujukan==
{{reflist|2}}
 
== Daftar pustaka ==
* {{Cite book|title=Lekra Tak Membakar Buku|year=2008|ref=harv|publisher=Merekasumba|location=Yogyakarta|author=Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan}}
* {{Cite book|title=Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi dan Penumpasannya|year=1994|ref=harv|publisher=Ghalia Indonesia|location=Jakarta|author=Sekretariat Negara Republik Indonesia}}
* {{Cite book|title=Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007)|year=2007|ref=harv|publisher=I.Boekoe|location=Yogyakarta|author=Taufik Rahzen, dkk.}}
* {{Cite book|title=Seri Buku Tempo: Lekra dan Geger 1965|year=2014|ref=harv|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|location=Jakarta|author=Arif Zulkifi, dkk.}}
 
[[Kategori:Media massa Indonesia]]