Kongahyan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Febri Gunawan (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Febri Gunawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1:
{{inuseBP|BP59Febri|15 Mei 2014|26 April 2014}}
Kongahyan merupakan [[alat musik]] gesek mirip [[rebab]] yang dapat ditemukan di [[Jawa]], [[Bali]], dan [[Sunda]], tetapi ukurannya lebih kecil.<ref name="Nurhayati">{{id}} Nurhayati E, Suherman Y, Suryana A, Laelasari E. 2013. ''Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Kejuruan''. Bandung: Grafindo Media Pratama.</ref> Alat musik ini digunakan dalam pementasan kebudayaan suku-suku di daerah tersebut.<ref name="Nurhayati"/> Alat musik ini berukuran lebih kecil dibandingkan tehyan dan sukong.<ref name="Nurhayati"/>
 
==Sejarah==
Kongahyan sekarang ini merupakan adaptasi dari alat musik gesek yang berasal dari [[Cina]].<ref Penggunaanname="Adi">{{id}} alatAdi musikW. ini2010. dalam''Batavia, banyak1970: acaraMenyisir kebudayaanJejak masyarakat [[Betawi]]''. menunjukkanJakarta: terjadinyaGramedia [[akulturasi]]Pustaka antara masyarakat Betawi dan bangsa CinaUtama.</ref> Bangsa Cina sendiri memiliki alat musik yang dinamakan er hu.<ref name="Kusuma">{{id}} Kusuma, Joel, Wijaya J. 2009. Analisis perbandingan er hu dengan sukong, tehyan dan konghayan. [skripsi]. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.</ref> Er hu merupakan alat musik gesek yang terdiri dari dua buah senar.<ref name="Philmultic">{{id}} Philmultic Management and Production. 2009. Erhu - Chinese violin or fiddle Chinese two-stringed bowed instrument [terhubung berkala]. http://www.philmultic.com/home/instruments/erhu.html [27 Apr 2014].</ref> Er hu tersebar luas ke daerah Eurasia melalui [[jalur sutra]] yang merupakan jalur perdagangan dari bangsa Cina.<ref name="Studymode">{{en}} Studymode. 2011. Erhu [terhubung berkala]. http://www.studymode.com/essays/Erhu-698294.html [27 Apr 2014].</ref> Alat musik er hu diketahu memiliki kemiripan dengan kongahyan, lalu terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa alat musik er hu telah banyak mengalami perkembangan, sedangkan kongahyan yang berada di Tangerang tidak mengalami perkembangan.<ref name="Kusuma"/> Penggunaan alat musik ini dalam banyak acara kebudayaan masyarakat [[Betawi]] menunjukkan terjadinya [[akulturasi]] antara masyarakat Betawi dan bangsa Cina.<ref name="Adi"/>
 
==Bahan==
Pada zaman dahulu, alat musik ini terbuat dari [[bambu]] bukan dari [[batok kelapa]], baru tahun [[1950]]-an tabung bambu diganti menjadi tabung batok kelapa.<ref name="Adi">{{id}}Adi W. 2010. ''Batavia, 1970: Menyisir Jejak Betawi''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.</ref> Penggantian tersebut bertujuan untuk menghasilkan bunyi suara gesek yang lebih keras.<ref name="Adi"/>
 
==Penggunaan==
Alat musik ini biasanya digunakan untuk acara-acara budaya seperti:
* [[Gambang Kromong]]
:Gambang Kromong merupakan salah satu kesenian musik yang berasal dari daerah pinggiran Jakarta. Kesenian ini bermula dari kelompok musik para pekerja yang bekerja pada perkebunan tebu pengusaha Cina di Tangerang.<ref name="Adi"/> Mereka memainkan alat musik dari Cina yaitu tehyan, kongahyan, dan sukong. Ketiga alat gesek ini dipadukan dengan bunyi-bunyiaan gambang, keromong, gong, kemong, kendang, kecrekan, dan suling.<ref name="Adi"/> Selanjutnya, kelompok ini berkembang untuk mengiringi tarian cokek, tarian lenong, dan topeng Betawi.<ref name="Adi"/>
* [[Lenong]]
:Lenong merupakan kesenian [[teater]] dari masyakarat Betawi.<ref name="Taendiftia">{{id}} Taendiftia ER, Mustafa S, Atmanani R. 1996. ''Gado-gado Betawi: Masyarakat Betawi dan Ragam Budayanya''. Jakarta: Grasindo.</ref> Lenong dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu lenong denes dan lenong preman.<ref name="Taendiftia"/> Lenong denes menceritakan tentang kehidupan bangsawan atau kerajaan, sedangkan lenong preman menceritakan mengenai kehidupan masyarakat Betawi atau cerita mengenai jagoan-jagoan Betawi.<ref name="Taendiftia"/>
* [[Ondel-ondel]]
:Ondel-ondel dipercaya memiliki nilai luhur yang baik yaitu menjaga anak cucu dan penduduk di suatu desa.<ref name="Mulyadi">{{id}} Mulyadi, Royani, Novita D, Shahrabi D, Suminarsih, Hidayat S, Yunara. 2008. ''Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta untuk Sekolah Dasar Kelas 4''. Jakarta: Grasindo.</ref> Boneka raksasa tersebut awalnya digunakan untuk menolak bala, atau gangguan roh halus.<ref name="Mulyadi"/>
* [[Topeng Betawi]]
:Topeng Betawi mirip dengan lenong dalam hal penyampaian cerita moral yaitu dengan cerita lucu.<ref name="Taendiftia"/> Pertunjukan topeng Betawi terbagi atas topeng blantek dan topeng jantuk.<ref name="Taendiftia"/> Pertunjukkan ini menceritakan kritik sosial atau menyampaikan nasihat-nasihat tertentu untuk masyarakat.<ref name="Taendiftia"/>
 
==Referensi==