Indonesia Sustainable Palm Oil: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 18:
ISPO tidak hanya mengenai sertifikasi, namun juga dialog berkelanjutan antara pemerintah Indonesia, perusahaan perkebunan kelapa sawit, dan pihak lainnya yang terkait. Pada bulan Maret 2014, perusahaan pemegang sertifikat ISPO memfokuskan [[emisi gas rumah kaca]] sebagai salah satu bahasan utama dalam perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.<ref>{{cite news |url = http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/03/24/222638/upaya-industri-cpo-kurangi-gas-rumah-kaca |title = Upaya Industri CPO Kurangi Gas Rumah Kaca |publisher = MetroTV News |date = 24 Maret 2014}}</ref>
Indonesia terus berupaya mempromosikan ISPO di Uni Eropa dan melobi penghapusan diskriminasi minyak sawit dibandingkan dengan [[minyak nabati]] lainnya yang diproduksi di dalam Eropa.<ref>{{cite news |url = http://economy.okezone.com/read/2014/03/25/320/960292/peran-kelapa-sawit-di-indonesia-seperti-boeing-di-eropa |publisher = OKezone |date = 25 Maret 2014 |title = Peran Kelapa Sawit di Indonesia Seperti Boeing di Eropa}}</ref> Uni Eropa menanggapinya dengan mewajibkan eksportir CPO memberikan label RSPO kepada produk CPO-nya.<ref name="MBD 25 April 2014">{{cite news |url = http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/04/25/91968/eropa_wajibkan_label_rspo_produk_sawit/#.U2JArqKDo3k |title = Eropa Wajibkan Label RSPO Produk Sawit |publisher = Medan Bisnis Daily |date= 25 April 2014}}</ref> Pemilik lahan sawit di Indonesia yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia berencana melakukan penghentian ekspor ke Eropa karena kewajiban sertifikasi RPSO ini.<ref>{
== Lihat pula ==
Baris 26:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
|