Folklor Maluku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP34Itang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP34Itang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 7:
[[Berkas:Nenek Luhu.jpg|kiri|150 px]]
 
Nenek Luhu adalah seorang tokoh yang dikisahkan hilang secara misterius menurut kepercayaan masyarakat [[Ambon]], Maluku, [[Indonesia]]. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> {{cite web|url= http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/199-Nenek-Luhu| title= ''Nenek Luhu''| publisher= Cerita Rakyat Nusantara| accessdate= 1 Meri 2014.10.30}} </ref> Konon katanya pada zaman Belanda, [[Negeri]] [[Luhu]], [[Pulau Seram]], Maluku diperintah oleh seorang raja yang bernama [[Raja Gimelaha Luhu Tuban]] yang lebih dikenal dengan nama [[Raja Luhu]]. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> {{cite web|url=http://indofiles.web.id/showthread.php/74803-Kumpulan-Cerita-Rakyat/page4| title= ''Nenek Luhu''| publisher= Indofile| accessdate= 1 April 2014.11.00}} </ref> Sang Raja memiliki seorang permaisuri yang bernama ''Puar Bulan''. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Sang Raja dan Sang [[Permaisuri]] dikaruniai 3 orang anak. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Anak sulung adalah perempuan yang bernama ''Ta Ina Luhu'', dan dua anak yang lain adalah laki-laki yang bernama ''Sabadin Luhu'' dan ''Kasim Luhu''. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> ''Rangkuman 100 Cerita Rakyat dari Sabang sampai Merauke'', PT TransMedia, 2013 </ref> Ta Ina Luhu memiliki perangai yang baik, penurut, rajin beribadah, [[mandiri]], serta sayang kepada keluarga. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Suatu ketika kabar tentang kekayaan dan ketentraman Negeri Luhu didengar oleh penjajah Belanda yang berkedudukan di Ambon. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Belanda pun menyerang Negeri Luhu dengan persenjataan lengkap. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> </ref> Raja Luhu dan pasukannya berusaha melakukan perlawanan, tetapi belanda berhasilkan menjatuhkan Negeri Luhu dan menguasainya. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> </ref> Raja Luhu dan keluarganya serta seluruh rakyatnya tewas dalam pertempuran tersebut. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Satu-satunya orang yang selamat pada saat itu adalah putri raja, Ta Ina Luhu. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> </ref> Namun, ia ditangkap dan dibawa oleh [[penjajah]] Belanda ke Ambon, untuk dijadikan istri [[panglima]] [[perang]] Belanda. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Dengan penolakkan untuk dijadikan istri, Ta Ina Luhu diperkosa oleh [[Panglima]] Belanda. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Karena selalu diperlakukan tidak senonoh oleh panglima tersebut, Ta Ina Luhu berusaha melarikan diri. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Suatu malam, Ta Ina Luhu berhasil melarikan diri dari Kota Ambon. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Pada malam itu juga Ta Ina Luhu berjalan menuju ke sebuah negeri yang bernama [[Negeri [[Soya]]. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> </ref> Di Negeri Soya Ta Ina Luhu disambut baik oleh Keluarga Raja Soya, bahkan dianggap sebagai keluarga istana Soya. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> </ref> Setelah beberapa bulan tinggal di istana Soya, Ta Ina Luhu hamil dan berniat melarikan diri dari istana Soya. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> </ref> Esoknya, saat suasansuasana istana sedang sepi di malam hari, ia mengendap-endap menuju pintu belakang dan menaiki kuda Sang Raja. <ref name="Irwan Souf dan Shenia Ananda"> </ref> Ia sengaja tak memberitahu kepergiannya kepada keluarga [[Raja Soya]], karena pastinya keluarga Raja Soya tidak akan mengizinkannya. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref>
 
Sesampainya di pundak gunung, Ta Ina Luhu beristirahat di bawah pohon [[jambu]]. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Ketika hari menjelang siang ia mendengar suara para pasukan Raja Soya memanggilnya dari kejauhan. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Ia akhirnya meninggalkan tempat itu. Tak begitu lama seteleh kepergiannya, sebagian rombongan pengawal Raja Soya tiba ditempat itu dan menemukan kulit jambu bekas Ta Ina Luhu. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Konon, rombongan itulah yang menamakan gunung tersebut dengan nama ''Gunung Nona''. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Sementara itu, Ta Ina Luhu terus memacu kudanya menuruni lereng gunung menuju pantai [[Amahusu]] dengan kencang sehingga topinya diterbangkan [[angin]]. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Ketika sang putri hendak mengambil topi itu, tiba-tiba topinya berubah menjadi batu. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Batu itu dinamakan ''Batu Capeu'' hingga sekarang. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Setelah itu Ta Ina Luhu melanjutkan perjalanannya. Namun, begitu ia hendak memacu kudanya, ia dihadang oleh pengawal Raja Soya. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref> Ta Ina Luhu memohon agar tidak dibawa pulang ke istana Soya, karena ia tak mau merepotkan orang lain. <ref name="Kumpulan Cerita Rakyat"> </ref>
Ketika salah seorang pengawal akan menarik tangannya, tiba-tiba Ta Ina Luhu menghilang secara gaib. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Para pengawal Raja Soya kaget dan terperangah menyaksikan peristiwa ajaib itu. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Sejak peristiwa itu, jika hujan bersamaan dengan cuaca panas, sering ada anak-anak yang hilang. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Menurut kepercyaan masyarakat Ambon, makhluk halus yang suka menculik anak-anak adalah jelmaan dari Ta Ina Luhu. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref> Hingga saat ini Ta Ina Luhu dikenal dengan Nenek Luhu. <ref name="Cerita Rakyat Nusantara"> </ref>