Hari Ibu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
MoiraMoira (bicara | kontrib) k ←Suntingan 185.37.162.87 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Dj Bing |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 392:
Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden [[Soekarno]] di bawah Dekrit Presiden No. 316 thn. 1953, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, dimana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba memasak dan memakai [[kebaya]].<ref name="wardhani">{{cite web |title= In observance of Mother's Day |author= Wardhani, Lynda K. |work= [[The Jakarta Post]] |date= 22 December 2010 |url= http://www.thejakartapost.com/news/2010/12/22/in-observance-mother’s-day.html}}</ref>
Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan [[Kongres Perempuan Indonesia]] yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928.<ref name="indonesia"/><ref name="bulbeck"/> Kongres ini diselenggarakan di sbeuah gedung bernama Dalem Jayadipuran,<ref>[http://www.javanologi.info/main/index.php?page=agenda&id=102 Dalem Jayadipuran], Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta</ref> yang kini merupaakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen Katamso, [[Yogyakarta]]. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di [[Jawa]] dan [[Sumatera]]. Di Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia di abad ke-19 seperti [[Kartini]], [[Martha Christina Tiahahu]], [[Cut Nyak Meutia]], [[Maria Walanda Maramis]], [[Dewi Sartika]], [[Nyai Ahmad Dahlan]], [[Rasuna Said]], dan sebagainya.<ref name="indonesia">{{citation |title= Sejarah Perayaan Nasional Hari Ibu 22 Desembe |author=seenthing |date= 21 December 2010 |url= http://www.shvoong.com/writing-and-speaking/ezines-and-newsletters/2089852-sejarah-perayaan-nasional-hari-ibu/ }}</ref>
Indonesia juga merayakan [[Hari Kartini]] pada 21 April, untuk mengenang aktivis wanita [[Raden Ayu Kartini]]. Ini merupakan perayaan terhadap emansipasi perempuan.<ref name="bulbeck">{{citation |title= Sex, Love and Feminism in the Asia Pacific: A Cross-cultural Study of Young People's Attitudes |series= ASAA women in Asia |author= Chilla Bulbeck |publisher= Routledge |year= 2009 |isbn= 9781134104697 |url= http://books.google.es/books?id=chqofjVED54C&pg=PA94&lpg=PA94&dq=mother's+day+indonesia&source=bl&ots=luKvRo2DKd&sig=o1E7OBDaKYB_Yabpr-QNAJo_YnU&hl=en&sa=X&ei=1CccUKKnAqb80QWzmIC4AQ&ved=0CEMQ6AEwAg#v=onepage&q=mother's%20day%20indonesia&f=false }}</ref> Peringatan tanggal ini diresmikan pada Kongres Perempuan Indonesia 1938.<ref name="robinson">{{citation |title= Gender, Islam and Democracy in Indonesia |series= ASAA women in Asia |author= Kathryn Robinson |publisher= Routledge |year= 2009 |pages= 3, 36, 44, 72 |isbn= 9781134118830 |url= http://books.google.es/books?id=V9OBgXw7m1kC&pg=PA36&lpg=PA36&dq=mother's+day+indonesia&source=bl&ots=F3SIjMrLsn&sig=-Nd2jHMaE9FaqRYovpIPLCQALZs&hl=en&sa=X&ei=1CccUKKnAqb80QWzmIC4AQ&ved=0CEkQ6AEwAw#v=onepage&q=mother's%20day%20indonesia&f=false }}</ref> Pada saat Presiden Soekarno menetapkan [[Kartini]] sebagai pahlawan nasional emansipasi wanita dan hari lahir Kartini sebagai memperingati hari emansipasi wanita nasional. Tetapi banyak warga Indonesia yang memprotes dengan berbagai alasan diantaranya Kartini hanya berjuang di [[Jepara]] dan [[Rembang]], Kartini lebih pro [[Belanda]] dari pada tokoh wanita seperti [[Cut Nyak Dien]], dll. Karena [[Soekarno]] sudah terlanjur menetapkan [[Hari Kartini]] maka Soekarno berpikir bagaimana cara meemperingati pahlawan wanita selain [[Kartini]] seperti [[Martha Christina Tiahahu]], [[Cut Nyak Meutia]], [[Maria Walanda Maramis]], [[Dewi Sartika]], [[Nyai Ahmad Dahlan]], [[Rasuna Said]], dll. Akhirnya Soekarno memutuskan membuat [[Hari Ibu Nasional]] sebagai hari mengenang pahlawan wanita alias pahlawan kaum ibu-ibu dan seluruh warga Indonesia menyetujuinya.
|