Dampak lingkungan dari irigasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- hektar + hektare)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik
Baris 1:
[[Berkas:Soil_Salinity2.jpg|thumb|Tanah yang mengalami [[salinisasi]] dan [[penggenangan air]] akibat praktekpraktik irigasi yang kurang baik, di [[Peru]]]]
'''{{PAGENAME}}''' adalah perubahan kuantitas dan kualitas [[tanah]] dan [[air]] akibat [[irigasi]]. Dampak juga terlihat di alam dan lingkungan sosial di hulu dan hilir sungai yang dijadikan sumber irigasi. Dampak lingkungan berakar dari perubahan kondisi [[hidrologi]] sejak instalasi dan pengoperasian irigasi.
 
Irigasi sebagian besar mengambil air dari sungai dan mendistribusikannya ke area yang diirigasikan. Dampak langsung dari hal tersebut adalah berkurangnya [[debit (hidrologi)|debit]] hilir sungai dan peningkatan [[evaporasi]].<ref name=Direct>{{cite journal|last=Rosenburg|first=David|coauthors=Patrick McCully, Catherine Pringle|title=Global-Scale Environmental Effects of Hydrological Alterations: Introduction|journal=BioScience|year=2000|volume=Sep 2000|pages=746–751|url=http://www.bioone.org/doi/full/10.1641/0006-3568%282000%29050%5B0746%3AGSEEOH%5D2.0.CO%3B2|accessdate=17 March 2014}}</ref> Penggenangan air permanen (''waterlogging'') juga dapat terjadi karena tinggi muka air tanah meningkat hingga menenggelamkan akar tanaman. Pada irigasi yang mengambil air dari [[air tanah]], maka tinggi muka air tanah akan menurun. Pada sungai yang di[[bendung]] untuk ditinggikan permukaan airnya untuk irigasi, akan terjadi risiko relokasi pemukiman manusia yang tinggal dekat dengan sungai seperti yang terjadi pasca pembangunan [[bendungan Manantali]] di [[Mali]]. Dari semua dampak langsung tersebut, terdapak dampak tidak langsung yang mengikuti, seperti terjadinya [[kelangkaan air]], [[subsiden tanah]], [[intrusi air asin]], dan [[salinisasi tanah|salinisasi]], tidak terkecuali dampak sosio-ekonominya.
Baris 16:
* berkurangnya air yang mengalir ke laut yang dapat mempengaruhi ekosistem pantai dan [[intrusi air laut]]. Saat ini [[Sungai Nil]], meski debitnya sangat tinggi, namun karena besarnya pengambilan air untuk irigasi, aliran sungai ini tidak mencapai ke laut di musim kemarau.<ref name=WWF/> Contoh lainnya adalah yang terjadi pada [[Laut Aral]] di mana sungai diambil untuk irigasi sehingga Laut Aral mengering.
 
Irigasi juga telah mengurangi kualitas air sungai karena air bilasan dari lahan pertanian dapat mengandung garam, pupuk, dan [[pestisida]] sehingga dapat terakumulasi di sungai. Air bilasan dari lahan pertanian dapat mengalami perkolasi dan mencmari [[air tanah]].
 
[[File:BaluchNomads.jpg|thumb|Air menjadi langka bagi kaum nomaden penggembala di Balochistan akibat pembangunan irigasi]]
Baris 24:
Irigasi dari sumber selain air tanah akan meningkatkan tinggi muka air tanah yang berada di bawah lahan pertanian dikarenakan [[perkolasi]]. [[Irigasi permukaan]] adalah metode dengan tingkat perkolasi tertinggi sehingga efisiensi irigasi berkurang. Metode irigasi tertentu dapat mencegah perkolasi berlebihan, misal dengan [[sprinkler]] dan [[irigasi tetes]]. Peningkatan tinggi muka air tanah dapat menyebabkan penggenangan air, menyebabkan akar tanaman terendam air. Munculnya genangan air yang stagnan dapat menjadi sarang berbagai jenis organisme vektor penyakit,<ref>World health organization (WHO), 1983. ''Environmental health impact assessment of irrigated Agriculture''. Geneva, Switzerland.</ref> sedangkan efek samping akibat pengoperasian irigasi biasanya tidak disertakan dalam biaya pembangunan/pengoperasian irigasi.<ref name=Thakkar/>
 
Di India, dua juta hektare lahan telah tergenang dan tiga juta hektare lahan telah mengalami [[salinisasi]].<ref>N.K.Tyagi, 1996. ''Salinity management: the CSSRI experience and future research agenda''. In: W.B.Snellen (Ed.), Towards integration of irrigation and drainage management. ILRI, Wageningen, The Netherlands, 1997, pp. 17-27.</ref><ref>N.T.Singh, 2005. ''Irrigation and soil salinity in the Indian subcontinent: past and present''. Lehigh University Press. ISBN 0-934223-78-5, ISBN 978-0-934223-78-2, 404 p.</ref>
 
Di lembah sungai Indus, Pakistan, dua juta hektare lahan telah tergenang<ref name=Green>Green Living Association Pakistan, ''Environmental Issues''.</ref> dan 3.1 juta hektare lahan mengalami salinisasi.<ref name=Green/> Reklamasi lahan dengan pipa drainase telah memakan biaya miliaran [[rupee]], namun tujuan reklamasi baru belum terpenuhi.<ref>A.K.Bhatti, 1987. ''A review of planning strategies of salinity control and reclamation projects in Pakistan''. In: J.Vos (Ed.) Proceedings, Symposium 25th International Course on Land Drainage. ILRI publ. 42. International Institute for Land Reclamation and Improvement, Wageningen, The Netherlands</ref> Asian Development Bank menyatakan bahwa 38% lahan yang teririgasi kini tergenang dan 14% mengalami salinisasi.<ref>Asian Development Bank (ADB), ''Water in the 21st Century : Imperatives for Wise Water Management, From Public Good to Priced Commodity''.</ref>
Baris 60:
* "Modern interferences with traditional irrigation in Baluchistan": [http://www.waterlog.info/pdf/baluchistan.pdf]
 
[[CategoryKategori:Irigasi]]
[[CategoryKategori:Masalah lingkungan terkait air]]
[[CategoryKategori:Ilmu lingkungan]]
[[kategoriKategori:Ilmu tanah]]
[[CategoryKategori:Masalah lingkungan terkait pertanian]]