Mimi Mariani Lusli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
BP87Laurentius (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
| website = [http://www.mimiinstitute.com/content/mimi-institute]}}
 
'''Mimi Mariani Lusli''' adalah seorang penyandang [[tunanetra]] yang memiliki dua gelar [[master]] dari [[Universitas Indonesia]] dan [[''University of Leeds''|''University ofUniversitas Leeds'']].<ref name=liputan6>{{Cite web|url=http://news.liputan6.com/read/158194/quotkartini-baruquot-berjuang-untuk-hak-anak-cacat|title=Kartini Baru, Berjuang untuk Hak Anak Cacat|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.news.liputan6.com}}</ref> Perempuan kelahiran [[17 Desember]] tahun [[1962]] ini memiliki keprihatinan terhadap tunanetra atau anak berkebutuhan khusus.<ref name=jpnn>{{Cite web|url=http://www.jpnn.com/read/2011/10/03/104560/Kehilangan-Penglihatan,-Mimi-Mariani-Lusli-Tetap-Gigih-di-Dunia-Pendidikan-|title=Kehilangan Penglihatan, Mimi Mariani Lusli Tetap Gigih di Dunia Pendidikan|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.jpnn.com}}</ref> Oleh karena itu, Mimi berinisiatif mendirikan sebuah tempat [[konseling]] penyandang cacat yang diberi nama [[Mimi Institute]].<ref name=jpnn></ref> Lembaga yang didirikan oleh Mimi pada [[Desember]] tahun [[2009]] tersebut bertujuan untuk membiasakan isu kecacatan, agar lingkungan lebih ramah terhadap anak berkebutuhan khusus.<ref name=jpnn></ref>
 
==Awal Kebutaan Mimi Mariani Lusli==
Baris 37:
Pada saat Mimi sedang menempuh pendidikan kelas empat di [[SD Candranaya]], [[Jakarta Barat]], prestasi Mimi terus mengalami penurunan akibat penglihatannya yang tak sempurna.<ref name=kompas>{{Cite web|url=http://foto.kompas.com/photo/detail/2013/04/19/66789165311481366304442/mimi-kartini-kini|title=Mimi, Kartini Kini|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.foto.kompas.com}}</ref><ref name=jpnn></ref> Pandangannya mulai kabur saat Mimi duduk di kelas lima sekolah dasar.<ref name=jpnn></ref> Keadaan ini membuat Mimi harus berhenti sekolah karena kondisinya semakin sulit untuk memahami pelajaran.<ref name=kompas></ref> Ketika itu keluarga Mimi mulai mengupayakan kesembuhan bagi sang anak, mulai dari [[dokter]] mata dan dokter saraf hingga [[pengobatan alternatif]].<ref name=jpnn></ref><ref name=kompas></ref> Selama proses itu berjalan, Mimi akhirnya bersekolah di [[Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur]], [[Malang]], [[Jawa Timur]].<ref name=jpnn></ref> Semakin hari impian Mimi akan kesembuhan malah kian terasa jauh, kondisi matanya menjadi semakin buruk.<ref name=kompas></ref> Ketika Mimi merayakan ulang tahun ke 17, Mimi sangat ingin kembali bersekolah.<ref name=kompas></ref> Tetapi pada saat itu pula, dokter men[[diagnosis]] bahwa Mimi mengalami kebutaan total dan tidak bisa diobati.<ref name=kompas></ref> Penyakit [[genetis]] [[retinis pigmentosa|''retinis pigmentosa'']] merupakan penyakit [[degenerasi]] [[retina]] yang menjadi penyebab kebutaan Mimi.<ref name=kaltimpost>{{Cite web|url=http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/65768/rekam-perkataan-dosen-tak-mau-hanya-dikasihani.html|title=Rekam Perkataan Dosen, Tak Mau Hanya Dikasihani|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.kaltimpost.co.id}}</ref> Karena penyakit itu mengenai [[saraf]] dan genetis, sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif.<ref name=kaltimpost></ref>
==Pendidikan==
Setelah lulus dari Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur Malang, Mimi merasakan sendiri bagaimana sulitnya mencari sekolah lagi bagi tunanetra.<ref name=jpnn></ref> Ia kemudian melanjutkan pendidikan setara [[Sekolah Menengah Pertama]] di Malang pada tahun [[1982]].<ref name=jpnn></ref> Pada tahun 1982 hingga [[1985]], ia menempuh pendidikan di [[Sekolah Pendidikan Guru Santa Maria]].<ref name=jpnn></ref> Mimi baru memperoleh gelar [[sarjana]] empat tahun kemudian pada tahun [[1989]] di [[IKIP Sanata Dharma]], [[Yogyakarta]].<ref name=jpnn></ref> Tidak puas hanya lulus sarjana, Mimi berhasil meneruskan dan menyelesaikan kuliah [[pasca sarjana]] di Fakultas Ilmu Adminstrasi, Universitas Indonesia ([[1995]]-[[1997]]).<ref name=kickandy>{{Cite web|url=http://www.kickandy.com/theshow/1/1/2039/read/MENGGAPAI-ASA-DALAM-GULITA|title=Menggapai Asa Dalam Gulita|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.kickandy.com}}</ref><ref name=hidupkatolik>{{Cite web|url=http://www.hidupkatolik.com/2013/01/04/mimi-lenny-lieke-noni-berprestasi-dalam-keterbatasan|title=Mimi, Lenny, Lieke, Noni: Berprestasi Dalam Keterbatasan|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.hidupkatolik.com}}</ref> Pada tahun [[2003]], Mimi berhasil mendapatkan [[beasiswa]] untuk melanjutkan studi [[S2]] di ''University of[[Universitas Leeds'']], [[Inggris]].<ref name="kickandy" /> Tidak cukup sampai disitu, pada tahun 2010 Mimi memperoleh beasiswa untuk studi [[S3]] di [[Faculty of Earth and Life Scienes|''Faculty of Earth and Life Scienes'']], [[University ofUniversitas Amsterdam|''University of Amsterdam'']], [[Belanda]].<ref name=hidupkatolik></ref> Ia memilih topik [[disertasi]] tentang [[stigma]], khususnya yang berkaitan dengan [[kusta]] dengan lokasi penelitian di [[Cirebon]].<ref name=diffa>{{Cite web|url=http://majalahdiffa.com/index.php/persona/empati/417-mimi-mariani-lusli-masyarakat-dan-disabilitas-perlu-dididik?showall=&start=2|title=Mimi Mariani Lusli Masyarakat dan Disabilitas Perlu Dididik|accessdate=1 Mei 2014|publisher= www.majalahdiffa.com}}</ref>
 
==Karier==
Karena kecintaannya terhadap dunia pendidikan, Mimi pun memutuskan untuk berkarier sebagai pengajar dan [[dosen]].<ref name=kaltimpost></ref> Mimi pernah menjadi guru di [[Sekolah Santa Ursula|SMA Santa Ursula]] dan [[BHK Kristoforus Grogol]].<ref name=kaltimpost></ref> Kemudian menjadi dosen di [[Universitas Atma Jaya]] sejak tahun [[1994]] hingga [[2003]].<ref name=kaltimpost></ref> Selain itu, Mimi juga aktif di berbagai organisasi seperti menjadi anggota [[Persatuan Tunanetra Indonesia]] (Pertuni), salah satu pendiri [[Mitra Netra]], pendiri sekaligus ketua pertama [[Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia]] (HPWCI), [[LSM Tunanetra Leticia]] (paduan suara penyandang disabilitas di [[Gereja Katedhral Jakarta]]) dan pendiri Mimi Institute.<ref name=kaltimpost></ref><ref name=diffa></ref>
 
===Mimi Institute===
Baris 49:
 
==Penghargaan==
Tahun [[2008]], Mimi terpilih sebagai partisipan pada [[''Women International Leadership and Disability''|''Women International Leadership and Disability'']] yang diadakan [[Mo­bility International Amerika Serikat|''Mo­bility International'' Amerika Serikat]].<ref name=hidupkatolik></ref> Tahun 2009, ia diundang untuk menghadiri [[Konferensi Asia Pacific Disability Research|Konferensi ''Asia Pacific Disability Research'']] yang diselenggarakan [[University ofUniversitas New South Wales|''University]], of New South Wales''[[Sydney]], [[SydneyAustralia]].