Syarif Abubakar dari Pelalawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Shaid22 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Shaid22 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
== Awal Penabalan ==
Walaupun sudah menjadi adat dan amanat secara turun menurun oleh Raja terdahulu, bahwasanya hak waris Kesultanan Pelalawan secara berurutan akan diwariskan kepada adik beradiknya sampai kepada beliau selaku adik bungsu, namun ketika sampai pada Syarif Abubakar menduduki takhta Pelalawan, hal itu ditentang oleh kemenakannya (putra-putra Syarif Jaafar), yakni TengkuTengkoe Pangeran Syarif Sembuk dan TengkuTengkoe Pangeran Syarif Kelana. Kedua kemanakannya ini menentang amanat yang sudah menjadi tradisi istana, karena mereka merasa lebih berhak menduduki tahkta Pelalawan menggantikan ayahandanya Syarif Jaafar. Pertentangan ini semakin hebat ketika sebagian Orang Besar Kerajaan Pelalawan mendukung kedua kemenakannya itu.
 
Menghadapi tentangan itu Syarif Abubakar menunjukkan sikap yang amat sabar. Beliau menyadari, bahwa sikap kedua kemenakannya ini pada hakekatnya dihasut-hasutkan oleh beberapa Orang Besar Kerajaan yang mencoba menimbulkan perpecahan dikalangan keluarga istana, serta mencari kesempatan untuk mendapatkan posisi dan jabatan yang menguntungkan dalam istana. Sikap Syarif Abubakar yang penuh kesabaran dan tidak membesar-besarkan masalah itu menyebabkan kedua kemenakannya itu sadar dan menyatakan pengakuannya kepada Syarif Abubakar. Dengan demikian, konflik dapat diredakan kembali, dan kerukunan di kalangan keluarga istana pulih sebagaimana sediakala.