Syarif Abubakar dari Pelalawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Shaid22 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (2), Beliau → Dia
Baris 4:
 
== Awal Penabalan ==
'''Syarif Abubakar''' dikenal sebagai Sultan yang sabar dalam memerintah, pada awal pemerintahannya sempat terjadi sebuah konflik dalam tubuh Istana. Walaupun sudah menjadi adat dan amanat secara turun menurun dari Raja terdahulu, bahwasanya hak waris [[Kesultanan Pelalawan]] secara berurutan akan diwariskan kepada adik beradiknya sampai kepada beliaudia selaku adik bungsu, namun ketika sampai pada '''Syarif Abubakar''' menduduki takhta Pelalawan, hal itu ditentang oleh kemenakannya (putra-putra [[Syarif Jaafar]]), yakni [[Tengkoe Pangeran Syarif Sembuk]] dan [[Tengkoe Pangeran Syarif Kelana]]. Kedua kemanakannya ini menentang amanat yang sudah menjadi tradisi istana, karena mereka merasa lebih berhak menduduki tahkta Pelalawan menggantikan ayahandanya [[Syarif Jaafar]]. Pertentangan ini semakin hebat ketika sebagian Orang Besar Kerajaan Pelalawan mendukung kedua Pangeran itu.
 
Menghadapi tentangan itu, '''Syarif Abubakar''' selaku paman dari kedua pangeran itu menunjukkan sikap yang amat sabar. Karena BeliauDia sendiri sangat tahu bahwa sikap kedua kemenakannya ini pada hakekatnya bukanlah maksud yang sesungguhnya datang dari hati mereka, namun merupakan hasutan dari beberapa Orang Besar Kerajaan yang mencoba menimbulkan perpecahan dikalangan keluarga istana, serta mencari kesempatan untuk mendapatkan jabatan yang menguntungkan dalam istana. Sikap '''Syarif Abubakar''' yang penuh kesabaran dan tidak membesar-besarkan masalah itu menyebabkan kedua kemenakannya itu sadar dan menyatakan pengakuannya kepada '''Syarif Abubakar'''. Dengan demikian, konflik dapat diredakan kembali dan kerukunan di kalangan keluarga istana pulih sebagaimana sediakala.
 
== Masa Pemerintahan ==
Baris 12:
 
== Akhir Hayat ==
Pada tahun 1886, '''Syarif Abubakar''' mangkat dengan gelar Marhum Bungsu, karena beliaudia merupakan anak bungsu dari Syarif Abdurrahman (Sultan pertama Pelalawan). Setelah kemangkatannya, takhta kerajaan diwariskan pada Putra tertuanya [[Sontol Syarif Ali|Tengku Sontol Said Ali]].
 
{{Kotak_rujukan|Didahului Oleh : = [[Syarif Jaafar|Tengkoe Besar Syarif Jaafar]]|Rujukan = Sultan Pelalawan ke- VI<br> 1872 &ndash; 1886|Diteruskan Oleh : = [[Sontol Syarif Ali|Tengkoe Besar Sontol Syarif Ali]]}}