Teater Gapit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Teater ini dan anggotanya setiap hari harus melewati lawang gapit, sehingga teater ini diberi nama teater Gapit. Teater ini mencoba mengangkat masalah - masalah masyarakat pinggiran yang hidupnya susah, juga realita kehidupan sekeliling tembok keraton, misalnya masalah magersari, penembakan misterius. Lakon yang sering dipentaskan di Tahun 80-90 an adalah "Leng", "Reh", "Dor", "Dom".
 
Sutradara dan penulis lakon yang produktif serta merangkap pimpinan teater adalah Kenthut. Sedangkan penata gendhingnya Dedek Wahyudi, penata lampunya Hengky dan Iyeh. Para pemainnya diantaranya; Djarot,Trisno Santoso (pelok), Wahyudiato, Pamardi, Wahyu (inong), Budi, Endang Widyaningsih dan lainnya. Pemain teater Gapit selalu berubah karena adanya mahasiswa yang lulus dan munculnya pemain baru, kecuali untuk dosen dan karyawan tetap. Teater gapit selalu menggunakan gamelan untuk musik pengiringnya. Lantunan gending dan tembang jawa sangat dominan dalam mengiringi pementasan.
 
Tetapi semenjak Kenthut meningal, teater ini lumpuh total dan sampai saat ini jarang manggung lagi, karena tidak ada yang mengambil alih pimpinan.