Penulis [[Kuwait]] Abdullah Saad Al-Hadlaq urged negaranya untuk normalize relations dengan Israel. Responding to a question whether ia percaya bahwa Muslims memiliki hak untuk memerintah Yerusalem, Hadlaq berkata, "On the contrary, ayat nomor 21 dari Surat Al-Maeda, kitab suci Al-Qur'an emphasizes hak '[[Bani Israel]]'". Ia mengatakan bahwa model [[demokrasi]] Israel is unique and surpassed many of what he described as the "tyrannical, totalitarian" Arab regimes.<ref>Kuwait Times, March22 22,Maret 2009 Controversial writer urges Kuwait to accept Israel [http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=Mjk4MjUyNDY4]</ref> Pada artikel 2008nya, "The Right of Self-defense," Al-Hadlaq mendukung "hak Israel untuk mempertahankan dirinya" dan toldmengatakan thekepada masyarakat international communityagar "nottidak to criticizemengkritik Israel ifjika itserangan continues its fight melawanperlawanan Teror Persia committedyang dilakukan oleh teroris Hamas berkelanjutan (...) dan tidak mengkritik Israel untuk memakai pasukan untuk mempertahankan warga sipilnya dan teritorialnya".<ref>Abdullah Saad Al-Hadlaq, "The Right of Self-defense," [[Al-Watan (Kuwait)|Al-Watan]], 6 MarchMaret 2008, as cited in "Behind the Headlines: Pragmatic Arab views of Hamas"
10 April 2008 [http://www.mfa.gov.il/MFA/About+the+Ministry/Behind+the+Headlines/Pragmatic+Arab+views+of+Hamas+20-Feb-2008.htm]</ref> Pada tahun 2011, Hadlaq warnedmenyatakan againstpenentangan apengakuan unilateral recognition of a [[negara Palestina]], which he says will shatter the pemikiran damai nyata di wilayah tersebut. Menurut Al-Hadlaq, Israel has in the past mempunyai strategi concessions untuk damai, di [[Sinai]], [[Jalur Gaza]] dan [[Lebanon Selatan]], proving her desire for peacefulnegotiasi negotiationsdamai, butnamun the response she earned was asebuah hailsalam ofdari roket dari "teroris Hizbullah dan Hamas".<ref>Abdallah al-Hadlaq, [http://alwatan.kuwait.tt/ArticleDetails.aspx?Id=120302&YearQuarter=20112 "خطر الاعتراف المبكر بدولة «فلسطينية!": International agreements dealing with peace in the Middle East must be respected]. Al-Watan, 22 June 2011</ref>