Tumpang negeri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP34Itang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP34Itang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 4:
 
'''Tumpang Negeri''' merupakan kegiatan yang berawal dari kearifan lokal orang [[Melayu]] atau orang laut di [[Kabupaten Landak]], [[Kalimantan Barat]].<ref name="Asep Haryono"> {{cite web|url= http://www.pontianakpost.com/pro-kalbar/kapuas/14183-budaya-tumpang-negeri.html| title= ''Budaya Tumpang Negeri''| publisher= pontianakpost.com| accessdate= 1 Juni 2014.17.30}} </ref>
 
 
==Pelaksanaan==
 
Upacara Tumpang Negeri meliputi buang telur ke air, antar bubur abang, mencuci barang pusaka [[Keraton Ismahayana Landak]], membuat dan mengantar [[tumpeng]], sedekah kampung selama tiga hari berturut-turut, yasinan, ziarah ke makam [[Raden Abdul Khara]], Ratu Bongkok, dan Riam Serawak.<ref name="Ismed Eka Kusuma "> {{cite web| url= http://www.aktual.co/warisanbudaya/143925tumpang-negeri-landak-dimeriahkan-lagu-etnis| title= ''"Tumpang Negeri" Landak Dimeriahkan Lagu Etnis''| publisher= aktual.co| accessdate= 3 Juni 2014.21.50}} </ref> Dalam prosesi ini [[Pangeran Landak]] yang ke-39 dibantu seorang [[pawang]] menghaturkan sesajian [[nasi pulut]] atau [[nasi kuning]] untuk mencegah pengaruh buruk dari ritual Tumpang Negeri.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> {{cite web|url= http://news.liputan6.com/read/117080/tumpang-negeri-penolak-bala-raja-landak| title= ''Tumpang Negeri, Penolak Bala Raja Landak''| publisher= liputan6.com| accessdate= 2 Juni 2014.22.00}} </ref> Tumpang Negeri sebagai lambang penghormatan dan permohonan kepada leluhur mereka dengan membuang sesajian di sungai.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref> Masyarakat percaya akan hal ini dengan membuang tujuh macam makanan di [[sungai]] sebagi sesaji.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref> Sesaji tersebut dipercayai masyarakat Landak sebagai simbol kesuburan tanah yang dibawa oleh air sungai.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref> Beberapa persembahan disediakan dengan maksud meminta keselamatan bagi seluruh umat.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref> Wujud keselamatan tersebut dalam bentuk [[perahu]] rakit.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref> Dalam kepercayaan masyarakat Landak, roh-roh jahat yang singgah perlu diantar pergi agar tak menimbulkan malapetaka.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref> Ini adalah sebuah permohonan halus, agar roh gaib tak murka.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref> Perahu rakit yang ditaruh makanan atau sesaji tersebut dihanyutkan di muara sungai Landak dan [[Munggu]], yakni sungai pertemuan di antara pusat bekas [[Kerajaan Landak]] dahulu.<ref name="ORS/Hardjuno Pramundito dan Bondan Wicaksono"> </ref>
 
Tumpang Negeri mempunyai dua dimensi, yakni sebagai doa agar terhindar dari segala malapetak, bencana, dan penyakit.<ref name="Ismed Eka Kusuma "> Selain itu, Tumpang Negeri juga sebagai permohonan keselamatan dan kesejahteraan agara di masa depan, masyarakat Landak diberi kehidupan yang lebih baik.<ref name="Ismed Eka Kusuma ">
 
Tumpang Negeri mempunyai dua dimensi, yakni sebagai doa agar terhindar dari segala malapetak, bencana, dan penyakit.<ref name="Ismed Eka Kusuma "> </ref> Selain itu, Tumpang Negeri juga sebagai permohonan keselamatan dan kesejahteraan agara di masa depan, masyarakat Landak diberi kehidupan yang lebih baik.<ref name="Ismed Eka Kusuma "> </ref>
 
==Referensi==