D. Djajakusuma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 49:
Pada awal 1946, ketika pasukan kolonial Belanda menguasai Jakarta, Djajakusuma mengungsi ke ibukota negara yang baru di [[Yogyakarta]].{{sfn|Biran|2009|p=354}} Disana, ia menghabiskan waktu dengan kantor berita nasional [[Antara (kantor berita)|Antara]]{{sfn|Suara Karya 1987, D.Djajakusuma}} sebelum bergabung dalam divisi pendidikan [[Tentara Nasional Indonesia|militer]] yang membuatnya mendapatkan pangkat kapten.{{sfn|Said|1982|p=139}} Pada bidang militer, Djajakusuma menyunting mingguan ''Tentara''; ia juga berkontribusi pada artikel-artikel majalah kebudayaan ''Arena'' milik Ismail.{{sfn|Hoerip|1995|pp=20–21}}
Djajakusuma diminta oleh Kementerian Informasi pada 1947 untuk mengajar di sebuah sekolah seni pertunjukan, Stichting Hiburan Mataram.{{sfn|Biran|2009|p=356}} Ketika di Mataram, ia dan Ismail berkenalan dengan pembuat film [[Andjar Asmara]], Huyung, dan Sutarto; keduanya belajar dibawah pengajaran ketiganya. Sementara itu, Djajakusuma ditugaskan untuk menyensor penyiaran radio di wilayah yang masih dipertahankan oleh Republik, tugas tersebut ia lakukan sampai [[Operasi Kraai|Belanda menduduki Yogyakarta]] pada 19 Desember 1948. Djajakusuma melarikan diri dari kota tersebut, kemudian ia bertemu dengan pasukan Republik. Dengan menggunakan radio tua dan sepeda bertenaga generator, Djajakusuma menyimak siaran berita internasional dan menuliskanyya;{{sfn|Hoerip|1995|pp=22–24}} informasi dari siaran tersebut kemudian dicetak pada surat kabar bawah tanah.{{sfn|Kompas 1993, Pekan Film Djajakusuma}}
[[File:Usmar Ismail Sewindu Perfini p11.jpg|left|thumb|[[Usmar Ismail]]]]
|