D. Djajakusuma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 65:
Sementara Ismail, yang masih menjadi kepala Perfini, sedang menjalani studi sinematografi di [[Sekolah Teater, Film dan Televisi UCLA|Sekolah Teater, Film dan Televisi]] di [[Universitas California, Los Angeles]], Djajakusuma mulai menjalankan peran besar pada Perfini. Ia membuat debut penyutradaraannya di tahun 1952 pada film ''[[Embun]]'', yang menceritakan guncangan psikologi saat bertatapan dengan para prajurit yang mengunjungi desa mereka setelah revolusi.<ref>{{harvnb|JCG, Djaduk Djajakusuma}}; {{harvnb|Said|1982|p=55}}</ref> Pengambilan gambar pada film tersebut dilakukan di [[Wonosari]], pada waktu di tengah kekeringan, untuk memberikan metafora visual pada jiwa-jiwa para prajurit yang tandus.{{sfn|Hoerip|1995|p=28}} Karena penggambarannya takhayul tradisional, film tersebut ini memiliki masalah dengan biro sensor dan kritikus; takhayul dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan modernisasi pada negara baru.{{sfn|Said|1982|p=55}} Peluncuran ''Embun'' membuat Djajakusuma menjadi salah satu dari empat sutradara yang berkarya dengan Perfini; yang lainnya adalah Ismail, Nya Abas Akup, dan Wahyu Sihombing.{{sfn|Anwar|2004|p=84}}
Produksi Djajakusuma berikutnya, ''Terimalah Laguku'' (1952), adalah sebuah [[film musikal|musikal]] tertang seorang musisi tua yang miskin yang menjual saksofonnya untuk membantu karir mantan muridnya.{{sfn|Hoerip|1995|pp=39–40}} Meskipun kualitas teknikal film tersebut rendah, ketika ia kembali ke Indonesia pada 1953 Ismail menyenangi pekerjaan tersebut, menyatakan bahwa proses penyuntingannya dilakukan dengan baik. Pada tahun berikutnya, Ismail menyampaikan informasi yang ia dapatkan di UCLA kepada staf Perfini; setelah itu, Djajakusuma mempelajarinya dengan cermat.{{sfn|Hoerip|1995|p=29}} Dilanjutkan dengan ''[[Harimau Tjampa]]'' pada 1953, sebuah film mengenai seorang pria yang dendam terhadap pembunuh ayahnya. Dengan berlatar belakang [[orang Minangkabau|budaya Minang]],{{sfn|Marselli 1987, Mengenang D. Djajakusuma}} film tersebut memperlihatkan keterbukaan pertama pada produksi domestik{{sfn|Imanjaya|2006|pp=107–108}} dan mendapatkan tanggapan yang bagus.{{sfn|Hoerip|1995|p=29}}
[[File:D. Djajakusuma boarding ship Perfini booklet p22.JPG|thumb|Djajakusuma membuat sebuah kapal untuk menuju ke [[Sumatra]] saat pemfilman ''Arni'', {{circa}} 1955]]
|