D. Djajakusuma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 72:
Djajakusuma belajar sinematografi di Amerika Serikat, pertama di [[Universitas Washington]] di [[Seattle]], kemudian di [[Sekolah Seni Sinematik USC|Sekolah Seni Sinematik]] [[Universitas California Selatan]], dari 1956 sampai 1957.{{sfn|Darmawi 1982, Djadoeg Djajakusuma}} Ketika ia kembali ke Indonesia, ia bekerja dengan Ismail dan seorang karyawan Perfini yang bernama [[Asrul Sani]] untuk mendirikan Akademi Teater Nasional Indonesia, dengan mengenalkan realisme; tokoh drama Indonesia [[Putu Wijaya]] menyatakan bahwa realisme yang diperkenalkan oleh Akademi tersebut lebih berunsur Indonesia ketimbang Barat,{{sfn|National Library of Indonesia, Pandangan Tokoh: Putu Wijaya}} walaupun Djajakusuma mendapatkan inspirasi dari gerakan [[Neorealisme (seni)|neorealis]] Italia.{{sfn|Biran|2009|p=334}} Djajakusuma menjadi pengajar di akademi tersebut sampai 1970, dan para muridnya mengenalnya sebagai orang yang humoris dan gampang untuk didekati.{{sfn|Hoerip|1995|p=31}}
 
Ketika pulang ke Indonesia, Djajakusuma mulai membuat sebuah karya yang berjudul ''[[Tjambuk Api]]'', yang mengkritik [[korupsi di Indonesia]]; tema ini membuat dilm tersebut diputar oleh biro penyensoran selama hampir satu tahun.{{sfn|Marselli 1987, Mengenang D. Djajakusuma}} Ia kemudian menyutradarai drama ''Pak Prawiro'', yang disponsori oleh Bank Tabungan Pos dan dimaksudkan untuk menyampaikan pentingnya memiliki [[tabungan]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Pak Prawiro}} Pada periode ini, ia mempelajari teater tradisional India, dengan cara mengunjungi [[Kalkuta]], [[Chennai|Madras]], dan [[New Delhi]]; ia berharap agar kunjungan tersebut dapat menginspirasikannya dalam memfilmkan cerita-cerita tradisional asal Indonesia.<ref>{{harvnb|Berita Buana 1975, Djaduk Djajakusuma Mengenal Wayang}}; {{harvnb|Hoerip|1995|p=106}}</ref>
Ketika pulang ke Indonesia, Djajakusuma mulai membuat sebuah karya yang berjudul ''[[Tjambuk Api]]'', yang mengkritik [[korupsi di Indonesia]]
 
Ia kemudian menyutradarai drama ''Pak Prawiro'', yang disponsori oleh Bank Tabungan Pos
 
Pada periode ini, ia mempelajari teater tradisional India, dengan cara mengunjungi [[Kalkuta]], [[Chennai|Madras]], dan [[New Delhi]]; ia berharap agar kunjungan tersebut dapat menginspirasikannya dalam memfilmkan cerita-cerita tradisional asal Indonesia.<ref>{{harvnb|Berita Buana 1975, Djaduk Djajakusuma Mengenal Wayang}}; {{harvnb|Hoerip|1995|p=106}}</ref>
 
Pada 1960, Djajakusuma meluncurkan film pertamanya yang berdasarkan pada cerita pewayangan tradisional, ''Lahirnja Gatotkatja'';<ref>{{harvnb|Suara Karya 1987, D.Djajakusuma}}; {{harvnb|Filmindonesia.or.id, Filmografi}}</ref> sebuah pertunjukan boneka tradisional yang ia tonton semasa kecil, dengan karakter utama yang bernama [[Ghatotkacha|Gatotkaca]].{{sfn|Berita Buana 1975, Djaduk Djajakusuma Mengenal Wayang}} Pengambilan gambar pada film tersebut dilakukan di Yogyakarta dengan pemeran utama dari Jakarta dan pemeran lokal sebagai pemain latar belakang.{{sfn|Nasional 1960, (Untitled)}} Namun, film tersebut menuai kontroversi: [[dalang]] dan golongan lainnya dalam berhubungan dengan wayang berpendapat bahwa sutradara tersebut menghiraukan banyak aspek tradisional pada cerita pewayangan.{{sfn|Hoerip|1995|p=30}} Pada tahun tersebut, Djajakusuma juga bertugas sebagai [[Unit manajer produksi|manajer produksi]] untuk ''[[Pedjuang]]'' karya Ismail{{sfn|Hoerip|1995|p=30}} dan menyutradarai ''Mak Tjomblang'', sebuah film komedi yang diadaptasi dari drama ''[[Pernikahan (sandiwara)|Pernikahan]]'' dari tahun 1842 buatan [[Nikolai Gogol]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Mak Tjomblang}}