Samatha-vipassanā: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
translated from En WP |
|||
Baris 9:
== Sekilas ==
Dalam kanon Pali, jalan praktik Buddha disederhanakan menjadi tiga divisi, yaitu moralitas (''sila''), konsentrasi (''samadhi'') dan kebijaksanaan (''panna''). Kesadaran pernapasan mengarahkan praktisinya ke dalam konsentrasi (''samadhi''), area pengalaman dimana indra menjadi tenang dan pikiran berdiam dalam konsentrasi yang tidak terganggu pada objek (yaitu, napas), jika tidak dalam penyerapan meditatif (''Dhyana''). Ini adalah kondisi untuk wawasan (''vipassana'') dan selanjutnya pengembangan kebijaksanaan yang membebaskan (''panna''). Dalam Buddhisme, moralitas (''sila'') dipahami sebagai dasar yang stabil untuk pencapaian (''samatha''). Samatha dan vipassana merupakan bagian tak terpisahkan dari [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]] (''Noble Eightfold Path) ''seperti yang dijelaskan oleh Sang Buddha dalam ajaran intinya (''the Four Noble Truths''). [[Empat Kebenaran Mulia]], "''The Way to the End of Suffering ''", meliputi sila, samadhi dan panna, merupakan jalan yang mengundang praktisi untuk hidup dengan sila, samadhi dan panna.
==Penerapan==
''Samatha'' (ketenangan) dianggap sebagai prasyarat konsentrasi. Dalam hal praktek meditatif, ''samatha'' mengacu pada teknik yang membantu dalam menenangkan pikiran. Salah satu teknik utama yang diajarkan oleh [[Sang Buddha]] dalam hal ini adalah kesadaran pernapasan (Pali:'' [[anapanasati]]''). Praktek ini juga digunakan untuk memusatkan pikiran. Dengan demikian, meditasi ''samatha'' dan meditasi konsentrasi sering dianggap identik. Tujuannya adalah pendirian perhatian seperti yang digunakan dalam hubungannya dengan praktik wawasan (P: ''[[vipassanā]]''; S: ''vipaśyanā''), penyelidikan sifat benda, seperti yang ditemui dalam tradisi ''dzogchen'', sehingga menghasilkan kebijaksanaan (P:'' panna'', S:''prajna''). ''Samatha'' umumnya dilakukan sebagai awal untuk dan dalam hubungannya dengan praktik
Baris 118:
#Keterlibatan spontan (''anābhogavāhana'', ''lhun-grub-tu 'jug-pa'')
=== Hubungan dengan ''vipassanā '' ===
Dzogchen Pönlop Rinpoche dengan jelas menggambarkan grafik hubungan perkembangan praktik ''samatha'' dan ''vipassanā'':
Bagaimana kedua aspek meditasi tersebut dipraktikkan adalah ketika seseorang mulai dengan praktik ''shamatha''; atas dasar itu, maka ada kemungkinan untuk melatih ''vipassana'' atau ''lhagthong''. Melalui praktik ''vipassana'' yang berbasis dan dijalankan di tengah-tengah ''shamatha'', seseorang pada akhirnya berlatih penyatuan [''yuganaddha''] dari ''shamatha'' dan ''vipassana''. Penyatuan tersebut mengarah kepada pengalaman yang sangat jelas dan langsung dari sifat segala sesuatu. Hal ini membawa seseorang sangat dekat dengan apa yang disebut dengan kebenaran mutlak.<ref>Ray, Reginald A. (Ed.)(2004). ''In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers''. Boston, Massachusetts, USA: Shambala.ISBN 1-57062-849-1 (pbk.: alk. paper) hal.76.</ref>
== Praktik-praktik serupa dalam agama-agama lain ==
Meditasi dari tradisi agama lain mungkin juga diakui
|