Anak-Anak Manusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmat Aditya (bicara | kontrib)
Alasan
Baris 218:
Anak-anak Manusia mengisahkan tentang kehidupan di sebuah [[kampung]] di pinggiran Jakarta. Tokoh utamanya seorang laki-laki yang bernama Mardani yang tiap hari selalu berulah, membuat resah, bahkan tega untuk memfitnah walaupun akhirnya dia juga yang kena batunya. Tiap kali ketahuan salahnya, Mardani selalu bilang dia tidak akan mengulangi lagi kesalahannya, tapi itu hanya di bibir saja. Esok atau lusa, dia akan terus membuat ulah dan membuat resah orang lain dengan segala tindakannya.
 
Konflik cerita dimulai ketika H Mansyur yang sudah berusia cukup lanjut, mengajak pengurus [[masjid]] melihat sebidang tanah yang akan dia wakafkan untuk pembangunan [[madrasah]]. H Mansyur ingin wakafnya ini menjadi tabungan [[pahala]] jika dirinya sudah wafat nanti. Mardani adalah anak paling tua H. Mansyur, dan Selbi adiknya datang dan marah-marah karena kecewa dengan niat ayahnya untuk mewakafkan tanahnya tanpa memberi tahu mereka dulu. Mardani menuduh Mawi seorang pengurus masjid yang mempengaruhi H. Mansyur untuk mewakafkan tanahnya. H. Mansyur marah kepada Mardani dan menyuruh Mardani pulang.menja
 
Sebetulnya, kekesalan Mardani terhadap Mawi sudah tertanam sejak dulu, tiap ada kesempatan Mardani selalu mencari-cari kesalahan Mawi untuk bisa mempermalukannya. Seperti ketika mendengar kabar bahwa Mawi dipecat dari kantornya lantaran [[korupsi]], Mardani langsung menyebarkan [[berita]] itu kepada semua orang. Mardani bahkan mendesak H. Mansyur untuk segera memecat Mawi dari kepengurusan masjid. Bahkan Mardani mempengaruhi warga lain agar tidak mau salat jamaah bila Mawi yang jadi [[imam]]. Segala upaya juga dilakukan oleh Mardani untuk menggagalkan orangtuanya mewakafkan tanahnya. Ia bahkan diam-diam menyuruh Selbi mengambil surat tanahnya, agar bisa Mardani jual. Tentu saja ini membuat H. Mansyur marah.
 
Dengan segala akal liciknya Mardani bisa saja menghindar dari kemarahan H. Mansyur. Saat disuruh minta maaf kepada Mawi karena ulahnya, Mardani mengajak Encun istrinya yang bodoh. Namun, begitu sampai di depan rumah Mawi, mendadak Mardani pura-pura sedang sakit perut. Alhasil, Encun sendirian yang meminta maaf pada keluarga Mawi.
Selbi, adik Mardani, setali tiga uang dengan kelakuan kakaknya. Anak perempuan H. Mansyur yang belum menikah di usianya yang sudah matang ini sering sekali mendukung ulah abangnya. Selbi pernah mau [[bunuh diri]], karena harga dirinya jatuh setelah mengira H. Mansyur mau menjodohkannya dengan Mawi untuk dijadikan [[istri]] kedua. Setelah mengetahui bahwa yang dimaksud H. Mansyur adalah Dahlan yang merupakan saudara Mawi yang ganteng, Selbi mengurungkan niatnya dan langsung bersikap baik kepada keluarga Mawi. Kemudian Selbi harus patah hati setelah Dahlan ternyata tidak membalas cintanya.
Mardani terus berulah, membuat susah setiap orang, walaupun dia sudah berjanji untuk tak mengulangi lagi perbuatannya. Meskipun demikian, H. Mansyur dan warga kampung tidak lelah mengingatkan Mardani untuk jera akan sikapnya.
 
==Hubungan antara para pemain==
Pada sinetron ini kebanyakan pemainnya suami-istri dan kakak-adik.
 
===Suami-istri===
* [[Teuku Ryan]] dan [[Vira Yuniar]]
* [[Primus Yustisio]] dan [[Jihan Fahira]]
* [[Atalarik syah]] dan [[Tsania Marwa]]
* [[Risty Tagor]] dan [[Rifky Balweel]]
 
=== Kakak-adik ===
* [[Atalarik Syah]] dan [[Teddy Syah]]
 
== Penghargaan ==
{| class="wikitable" width="100%" cellpadding="5"
|-
! width="5%"|Tahun
! width="5%"|Award
! width="5%"|Kategori
! width="5%"|Hasil
|-
| [[2014]]
| '''[[Panasonic Gobel Awards 2014]]'''
| Program Drama Seri
| {{nom}}
|}
 
 
 
==Pranala luar==
* {{id}} [http://www.sinemart.com/tv.php?id=217 Sinopsis di situs web SinemArt]
{{indo-film-stub}}
 
[[Kategori:Sinetron Indonesia]]
[[Kategori:Sinetron Sinemart]]|}