}}
'''Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz''' IaBeliau yang dilahirkan pada hari seninSenin, 27 Mei 1963 M <small><nowiki>[</nowiki>[[Kalender Hijriyah]]: 4 Muharram 1383<nowiki>]</nowiki></small><ref name=rabithah/>., Adalahadalah seorang [[ulama]] dunia era modern. Habib ‘Umar kini tinggal di Tarim, Yaman dimanadi iamana beliau mengawasi perkembangan di [[Dar-al Musthafa]] dan berbagai sekolah lain yang telah dibangun dibawahdi manajemenbawah iamanajemennya. IaBeliau masih memegang peran aktif dalam dakwah agama Islam, sedemikian aktifnya sehingga iabeliau meluangkan hampir sepanjang tahunnya mengunjungi berbagai negara di seluruh dunia demi melakukan kegiatan-kegiatan mulianya<ref name=MR>{{harvnb|Majelis Rasulullah|2009}}.</ref>.
==Kehidupan awal ==
IaBeliau terlahir di [[Tarim]], [[Hadramaut]], salah satu kota tertua di [[Yaman]] yang menjadi sangat terkenal di seluruh dunia dengan berlimpahnya para ilmuwan dan para alim -ulama yang dihasilkan kota ini selama berabad-abad<ref name=MR/>. IaBeliau dibesarkan di dalam keluarga yang memiliki tradisi keilmuan Islam dan kejujuran moral dengan ayahnya yang adalah seorang pejuang martir yang terkenal, Sang Intelektual, Sang Da’i Besar, Muhammad bin Salim bin Hafiz bin Shaikh Abu Bakr bin Salim<ref name=MR/>. Ayahnya adalah salah seorang ulama intelektual Islam yang mengabdikan hidup merekahidupnya demi penyebaran agama Islam dan pengajaran Hukum Suci serta aturan-aturan mulia dalam Islam<ref name=MR/>. Ia secara tragis diculik oleh kelompok komunis dan diperkirakan telah meninggal<ref name=MR/>. Demikian pula kedua kakek iabeliau, al-Habib Salim bin Hafiz dan al-Habib Hafiz bin Abd-Allah yang merupakan para intelektual Islam yang sangat dihormati kaum ulama dan intelektual Muslim pada masanya<ref name=MR/>.
== Nasab <ref name=MR/><ref name=darulmurtadza>{{harvnb|Darul Murtadza|2012}}.</ref>. ==
IaBeliau adalah al-Habib ‘Umar putera dari Muhammad putera dari Salim putera dari Hafiz putera dari Abd-Allah putera dari Abi Bakr putera dari‘Aidarous putera dari al-Hussain putera dari al-Shaikh Abi Bakr putera dari Salim putera dari ‘Abd-Allah putera dari ‘Abd-al-Rahman putera dari ‘Abd-Allah putera dari al-Shaikh ‘Abd-al-Rahman al-Saqqaf putera dari Muhammad Maula al-Daweela putera dari ‘Ali putera dari ‘Alawi putera dari al-Faqih al-Muqaddam Muhammad putera dari ‘Ali putera dari Muhammad Sahib al-Mirbat putera dari ‘Ali Khali‘ Qasam putera dari ‘Alawi putera dari Muhammad putera dari ‘Alawi putera dari ‘Ubaidallah putera dari al-Imam al-Muhajir to Allah Ahmad putera dari ‘Isa putera dari Muhammad putera dari ‘Ali al-‘Uraidi putera dari Ja’far al-Sadiq putera dari Muhammad al-Baqir putera dari ‘Ali Zain al-‘Abidin putera dari Hussain sang cucu laki-laki, putera dari pasangan ‘Ali putera dari Abu Talib dan Fatimah al-Zahra puteri dari Rasul Muhammad s.a.wShallallahu 'Alaihi Wasallam.
== Masa Kecil <ref name=MR/> ==
IaBeliau telah mampu menghafal [[Al-Qur'an]] pada usia yang sangat muda dan ia juga menghafal berbagai teks inti dalam [[fikih]], [[hadits]], [[Bahasa Arab]] dan berbagai ilmu-ilmu keagamaan yang membuatnya termasuk dalam lingkaran keilmuan yang dipegang teguh oleh begitu banyaknyabanyak ulama-ulama tradisional seperti Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab dan al-Shaikh Fadl Baa Fadl serta para ulama lain yang mengajar di [[Ribat]], [[Tarim]]. IaBeliau pun mempelajari berbagai ilmu termasuk ilmu-ilmu spiritual keagamaan dari ayahnya yang meninggal syahid, al-Habib Muhammad bin Salim, yang darinya didapatkan cinta dan perhatiannya yang mendalam pada da’wah dan bimbingan atau tuntunan keagamaan dengan cara Allah s.w.tSWT. Ayahnya begitu memperhatikan sang ‘Umar kecil yang selalu berada di sisi ayahnya di dalam lingkaran ilmu dan [[zikir]].
Namun secara tragis, ketika al-Habib ‘Umar sedang menemani ayahnya untuk sholat Jum‘ah, ayahnya diculik oleh golongan komunis, dan sang ‘Umar kecil sendirian pulang ke rumahnya dengan masih membawa syal milik ayahnya, dan sejak saat itu ayahnya tidak pernah terlihat lagi. Ini menyebabkan ‘Umar muda menganggap bahwa tanggung -jawab untuk meneruskan pekerjaan yang dilakukan ayahnya dalam bidang Da‘wah sama seperti seakan-akan syal sang ayah menjadi bendera yang diberikan padanya di masa kecil sebelum ia mati syahid. Sejak itu, dengan sang bendera dikibarkannya tinggi-tinggi, ia memulai, secara bersemangat, perjalanan penuh perjuangan, mengumpulkan orang-orang, membentuk Majelis-majelis dan da’wah. Perjuangan dan usahanya yang keras demi melanjutkan pekerjaan ayahnya mulai membuahkan hasil. Kelas-kelas mulai dibuka bagi anak muda maupun orang tua di mesjid-mesjid setempat dimanadi mana ditawarkan berbagai kesempatan untuk menghafal Al -Qur’an dan untuk belajar ilmu-ilmu tradisional.
== Dikirim ke kota Al Bayda <ref name=MR/>==
IaBeliau sesungguhnya telah benar-benar memahami Kitab Suci sehingga iabeliau telah diberikan sesuatu yang khusus dari Allah meskipun usianya masih muda. Namun hal ini mulai mengakibatkan kekhawatiran akan keselamatannya dan akhirnya diputuskan iauntuk dikirimmengirimnya ke kota [[Al-Bayda’]] yang terletak di tempat yang disebut [[Yaman Utara]] yang menjadikannya jauh dari jangkauan mereka yang ingin mencelakai sang [[sayyid]] muda.
DisanaDi sana dimulai babak penting baru dalam perkembangan iaperkembangannya. Masuk sekolah Ribat di al-Bayda’ iabeliau mulai belajar ilmu-ilmu tradisional dibawahdi bawah bimbingan ahli dari yang Mulia al-Habib Muhammad bin ‘Abd-Allah al-Haddar, semoga Allah mengampuninya, dan juga dibawahdi bawah bimbingan ulama mazhab Shafi‘iSyafi‘i al-Habib Zain bin Sumait, semoga Allah melindunginya. Janji iaJanjinya terpenuhi ketika akhirnya iabeliau ditunjuk sebagai seorang guru tak lama sesudahnya. IaBeliau juga terus melanjutkan perjuangannya yang melelahkan dalam bidang Da‘wah.
Kali ini tempatnya adalah al-Bayda’ dan kota-kota serta desa-desa disekitarnyadi sekitarnya. Tiada satu pun yang terlewat dalam usahanya untuk mengenalkan kembali cinta kasih Allah dan Rasul-Nya s.a.w(shallahu pada'alaihi wasallam) ke dalam hati-sanubari mereka seluruhnyasemua. Kelas-kelas dan majelis didirikan, pengajaran dimulai dan orang-orang dibimbing. Usaha iaUsahanya yang demikian gigih menyebabkannya kekurangan tidur dan istirahat mulai menunjukkan hasil yang besar bagi mereka yang tersentuh dengan ajarannya, terutama para pemuda yang sebelumnya telah terjerumus dalam kehidupan yang kosong dan dangkal, namun kini telah mengalami perubahan mendalam hingga mereka sadar bahwa hidup memiliki tujuan,. merekaMereka bangga dengan indentitas baru mereka sebagai orang Islam, mengenakan sorban/selendang Islam dan mulai memusatkan perhatian mereka untuk meraih sifat-sifat luhur dan mulia dari Sang Rasul Pesuruh Allah s.a.w.
=== Perjuangan Da'wah===
Sejak saat itu, sekelompok besar orang-orang yang telah dipengaruhimendapat iasentuhan dakwahnya mulai berkumpul mengelilingi iamengelilinginya dan membantunya dalam perjuangan da‘wah maupun keteguhan iaketeguhannya dalam mengajar di berbagai kota besar maupun kecil di Yaman Utara. Pada masa ini, iabeliau mulai mengunjungi banyak kota-kota maupun masyarakat diseluruhdi seluruh Yaman, mulai dari kota [[Ta'iz]] di utara, untuk belajar ilmu dari mufti Ta‘iz al-Habib Ibrahim bin Aqil bin Yahya yang mulai menunjukkan pada iapadanya perhatian dan cinta yang besar sebagaimana iabeliau mendapatkan perlakuan yang sama dari Shaikh al-Habib Muhammad al-Haddar sehingga ia memberikan puterinya untuk dinikahi setelah menyaksikan bahwa dalam dirinya terdapat sifat-sifat kejujuran dan kepintaran yang agung.
untuk dinikahi setelah menyaksikan bahwa dalam diri ia terdapat sifat-sifat kejujuran dan kepintaran yang agung.
=== Ibadah haji ===
Tak lama setelah itu, iabeliau melakukan perjalanan melelahkan demi melakukan ibadah Haji di Mekkah dan untuk mengunjungi makam RasulRasulullah s.a.w di Madinah. Dalam perjalanannya ke Hijaz, iabeliau diberkahi kesempatan untuk mempelajari beberapa kitab dari para ulama terkenal disanadi sana, terutama dari al-Habib 'Abdul Qadir bin Ahmad al-Saqqaf yang menyaksikan bahwa di dalam diri ‘Umar muda, terdapat semangat pemuda yang penuh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya s.a.w dan sungguh-sungguh tenggelam dalam penyebaran ilmu dan keadilan terhadap sesama umat manusia sehingga ia dicintai al-Habib Abdul Qadir salah seorang guru besarnya. Begitu pula iabeliau diberkahi untuk menerima ilmu dan bimbingan dari kedua pilar keadilan di Hijaz, yakni al-Habib Ahmed Mashur al-Haddad dan al-Habib 'Attas al-Habashi.
== Awal dikenal dunia <ref name=MR/> ==
Setelah Perjalanan ke Hijaz, nama al-Habib Umar bin Hafiz mulai tersebar luas terutama dikarenakan kegigihan usaha iausahanya dalam menyerukan agama Islam dan memperbaharui ajaran-ajaran awal yang tradisional. Namun kepopuleran dan ketenaran yang besar ini tidak sedikitpunsedikit pun mengurangi usaha pengajaranpengajarannya. ia, bahkanBahkan sebaliknya, ini menjadikannya mendapatkan sumber tambahan dimanadi mana tujuan-tujuan mulia lainnya dapat dipertahankan. Tiada waktu yang terbuang sia-sia, setiap saat dipenuhi dengan mengingat Allah dalam berbagai manifestasinya, dan dalam berbagai situasi dan lokasi yang berbeda. Perhatiannya yang mendalam terhadap membangun keimanan terutama pada mereka yang berada didekatnya, telah menjadi salah satu dari perilaku iaperilakunya yang paling terlihat jelas sehingga membuat nama ianamanya tersebar luas bahkan hingga sampai ke Dunia Baru.
Negara Oman akan menjadi fase berikutnya dalam pergerakan menuju pembaharuan abad ke-15. Setelah menyambut baik undangan dari sekelompok Muslim yang memiliki hasrat dan keinginan menggebu untuk menerima manfaat dari ajarannya, iabeliau meninggalkan tanah kelahirannya dan tidak kembali hingga beberapa tahun kemudian. Bibit-bibit pengajaran dan kemuliaan juga ditanamkan di kota [[Shihr]] di [[Yaman timur]], kota pertama yang disinggahinya ketika kembali ke Hadramaut, Yaman. DisanaDi sana ajaran-ajaran iabeliau mulai tertanam dan diabadikan dengan pembangunan Ribat al-Mustafa. Ini merupakan titik balik utama dan dapat memberi tanda lebih dari satu jalan, dalam hal melengkapi aspek teoritis dari usaha ini dan menciptakan bukti-bukti kongkritkonkrit yang dapat mewakili pengajaran-pengajaran pada masa depan.
== Pulang ke Tarim ==
Kepulangannya ke [[Tarim]] menjadi tanda sebuah perubahan mendasar dari tahun-tahun yang iabeliau habiskan untuk belajar, mengajar, membangun mental agamis orang-orang disekelilingnyadi sekelilingnya, menyebarkan seruan dan menyerukan yang benar serta melarang yang salah<ref name=MR/>. Pada tahun 1993 M atau sekitar 1414 H, Al al-Habib umarUmar mengabadikan ajaran-ajarannya dengan membangun [[Dar-al Musthafa]]/ atau Pondok Pesantren Darul Musthafa<ref name=pustakabasmap18>{{harvnb|Tim Pustaka Basma|2012|p=18}}.</ref>. Pesantren ini didirikan dengan tiga tujuan :
# ''Mengajarkan berbagai disiplin ilmu keislaman secara bertatap muka(talaqqi) dan para pengajarnya adalah para ahli yang memiliki sanad keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan.''<ref name=pustakabasmap18/>
#'' Menyucikan diri dan memperbaiki akhlaq''<ref name=pustakabasmap18/>
#'' Menyebarkan ilmu yang bermanfaat serta berdakwah menyeru kepada jalan yang dirihai Allah swt dan sesuai dengan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW serta para salafunassahlihin''<ref name=pustakabasmap18/>
[[Dar-al Musthafa]] menjadi hadiah iabeliau bagi dunia, dan di pesantren itu pulalah ajaran para salafunasshalihinsalafusshalihin diserukan, hingga menyebar ke seluruh penjuru dunia<ref name=pustakabasmap18/>. Dalam waktu yang dapat dikatakan demikian singkat, penduduk Tarim akan menyaksikan berkumpulnya pada murid dari berbagai daerah yang jauh bersatu di satu kota yang hampir terlupakan ketika masih dikuasai para pembangkang komunis<ref name=MR/><ref name=pustakabasmap18/>. Murid-murid dari [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Kepulauan Comoro]], [[Tanzania]], [[Kenya]], [[Mesir]], [[Inggris]], [[Pakistan]], [[Amerika Serikat]] dan [[Kanada]], juga negara-negara Arab lain dan negara bagian di Arab akan diawasi secara langsung oleh Habib Umar<ref name=MR/><ref name=pustakabasmap18/>. Mereka ini akan menjadi perwakilan dan penerus dari apa yang kini telah menjadi perjuangan asli demi memperbaharui ajaran Islam tradisional di abad ke-15 setelah hari kebangkitan<ref name=MR/>. Berdirinya berbagai institusi Islami serupa di Yaman dan di negara-negara lain dibawah manajemen Al al-Habib Umar akan menjadi sebuah tonggak utama dalam penyebaran Ilmu dan perilaku mulia serta menyediakan kesempatan bagi orang-orang awam yang kesempatan tersebut dahulunya telah dirampas dari mereka<ref name=MR/>.
== Dakwah di Indonesia ==
Awal kedatangan Habib Umar ke [[Indonesia]] adalah pada tahun 1994<ref name=pustakabasmap22>{{harvnb|Tim Pustaka Basma|2012|p=22}}.</ref>. IaBeliau diutus oleh [[Al Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf]] yang berada di [[Jeddah]] untuk mengingatkan dan menggugah ghirah (semangat atau rasa kepedulian) para [[Alawiyyin]] Indonesia, disebabkan sebelumnya ada keluhan dari [[Habib Anis bin Alwi al-Habsyi]] seorang [[ulama]] dan [[tokoh]] asal Kota Solo/ [[Kota Surakarta]], [[Jawa Tengah]] tentang keadaan para [[Alawiyyin]] di [[Indonesia]] yang mulai jauh dan lupa akan nilai-nilai ajaran para leluhurnya<ref name=pustakabasmap22/>.
[[Dakwah]] ia<nowiki/>nya juga sangat dirasakan kesejukannya dan disambut dengan hangat oleh umat [[Islam]] di [[Indonesia]]<ref name=rabithah/>. [[Masyarakat]] menyambut iamenyambutnya dengan sangat antusias dan hangat, mengingat bahwa [[kakek|kakeknya]] ia yang kedua, [[Al Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim]], berasal dari [[Kabupaten Bondowoso]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Dakwah iaDakwahnya yang sangat indah dan sejuk itu yang bersumber dan sang [[kakek]] ia Nabi [[Muhammad]] saw, sangatlah diterima oleh berbagai kalangan, baik [[pemerintah]] maupun [[rakyat]], kaya ataupun miskin, tua ataupun muda<ref name=rabithah/>.
Di [[Indonesia]] Al Habib Umar sudah beberapa kali membuat [[kerjasama]] dengan pihak bahkan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Ditjen Kelembagaan Keagamaan [[Kementerian Agama Indonesia]] meminta pembuatan [[kerjasama]] dengan Al Habib Umar dan [[Dar-al Musthafa]] untuk pengiriman [[Sumber daya manusia]] yang berkualitas, khususnya para [[kiai]] pimpinan [[pondok pesantren]] untuk mengikuti [[program]] pesantren kilat selama tiga bulan dibawahdi bawah bimbingan langsung Al Habib Umar<ref name=rabithah/>. Sampai saat ini, banyak sudah [[santri]]-[[santri]] di [[Indonesia]] yang menuntut [[ilmu]] di [[pondok pesantren]] yang iabeliau pimpin, [[Dar-al Musthafa]] di [[Hadhramaut]], dan telah melahirkan banyak da’i-da’i yang meneruskan perjuangan [[dakwah]]nya di berbagai [[daerah]] di [[Indonesia]]<ref name=rabithah/>.
== Penghargaan & Kiprah Internasional ==
[[Berkas:DSC 0241.jpg|thumb|''A Common Word Conference with The Archbishop of Canterbury and Cambridge University
October 15, 2008'']]
# Pada tanggal 22 Februari sampai dengan 2 Maret 2003 (26-29 Dzul Hijjah 1423 H) di [[Dar-al Musthafa]], [[Tarim]] iabeliau merintis upaya persatuan dalam aktifitas dakwah, dengan mengadakan multaqa ulama atau simponsiumsimposium yang dalam pertemuan itu di hadiridihadiri oleh berbagai ulama dari belahan dunia, dan kemudian berlanjut pada pertemuan berikutnya diberbagaidi berbagai penjuru dunia dalam skala lokal maupun internasional<ref name=Alqadripviii>{{harvnb|Al Qadri|2012|p=38}}.</ref>
# Habib Umar termasuk sebagai salah seorang penandatangan dari dua dokumen internasional yang berpengaruh, yaitu [[Risalah Amman]] pada tahun 2005, pada urutan tandatangan nomor 549<ref name=ammanmessage.com>{{harvnb|ammanmessage.com}}.</ref>, dan [[A Common Word]] ({{lang-en|[https://en.wiki-indonesia.club/wiki/A_Common_Word_Between_Us_and_You A Common Word Between Us and You]}}) pada tahun 2007 dalam urutan tandatangan nomor 42<ref name=acommonword>{{harvnb|acommonword}}.</ref>, yang keduanya ditandatangani oleh tokoh-tokoh Muslim dunia, termasuk di antaranya beberapa pemimpin Muslim Indonesia<ref name=Alqadripviii/>
# Di Indonesia, Habib Umar mendeklarasi berdirinya [[Majelis Almuwasholah Bayna Ulama Al Muslimin]] atau Forum Silaturrahmi Antar Ulama pada tahun 1327 H / 2007 M.
# Tahun 2009, ''New York Times'' menampilkan Al Habib Umar dan Darul Musthafa dalam salah satu pemberitaannya<ref name=Alqadripviii/>
# Al Habib Umar bin Hafizh termasuk salah satu dari 50 Urutan teratas dari ''The Muslim 500: The Wordl's 500 Most Influential Muslims ''({{lang-en|[http://en.wiki-indonesia.club/wiki/The_500_Most_Influential_Muslims The 500 Most Influental Muslims]}}), yang diterbitkan oleh Center for Muslim-Christian Understanding, Georgetown University ({{lang-en|[https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Georgetown_University Georgetown University]}}), [[Amerika Serikat]], yang dipimpin oleh sarjana studi Islam ternama John Esposito<ref name=Alqadripviii>{{harvnb|Al Qadri|2012|p=vii}}.</ref><ref name=themuslim500>{{harvnb|themuslim500.com|2013}}.</ref>({{lang-en|[https://en.wiki-indonesia.club/wiki/John_Esposito John Esposito]}}).
.
== Wasiat dan Nasihat ==
# ''Carilah dunia sebanyak mungkin, namun janganlah urusan duniamu mengalahkan urusan akhiratmu.''<ref name=basyaibanp1/>
# ''Selalulah bersyukur kepada segala pemberian Allah, baik yang besar maupun yang kecil. Contoh yang telah diajarkan Rasulullah SAW. Seperti menjilati tangan sehabis makan adalah salah satu bentuk perwujudan syukur kita kepada Allah swt.''<ref name=basyaibanp1/>
# '' Tidak menyisakan nasi dalam piring bidangan kita juga merupakan bentuk rasa syukur kita, mengambil sebutir nasi yang terjatuh dari piring kita untuk dimakan adalah juga suatu bentuk perwujudan syukur kita kepada Allah swt.''<ref name=basyaibanp1/>
# '' Kita harus bersyukur walau hanya dapat makan dengan nasi putih saja. Karena Allah swt telah berfirman: "Barangsiapa bersyukur atas nikmat-Ku, maka Aku akan tambahkan nikmat kepadanya"(QS.Ibrahim-14:7). Wahai para hadirin, kata"Aku" disini adalah Allah, jadi Allah sendiri yang akan menambahkan dan memberi tambahan nikmat-Nya atas orang yang mau bersyukur.""<ref name=basyaibanp1/>''
# '' Sungguh agung dan suci anugrah-Nya. Dikatakan bahwa barangsiapa yang taat dan patuh kepada Allah, maka memerintahkan dunia untuk tunduk dan mendatanginya serta melayani hamba-Nya itu.''<ref name=basyaibanp2>{{harvnb|Basyaiban|2012|p=2}}.</ref>
== Daftar Kitab Karangan ==
'''Maulid Adh-Dhiya Ullami (Cahaya Yang Terang Benderang)'''. Kitab yang disusun oleh Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad Al-Hafizh ini merupakan Kitab Maulid mutakhir.
DisuatuDi suatu malam Al Musnid Habib Umar bin Hafidh memanggil salah seorang muridnya, lalu diperintahnya membawa pena dan kertas, seraya berkata : ''"Tulis..”,'' lalu ia mengucapkan maulid dhiya’ullamiDhiya’ullami' itu mulai sepertiga malam, dan sebelum waktu subuh telah selesai.
Maulid ini mulia, karena angka -angkanya disebutkan menuliskan sejarah Nabi SAW, bait-bait shalawat pembukanya berjumlah 12 yang melambangkan kelahiran Nabi SAW yg tanggal 12 rabiul awal.
Alinea pertamanya dipadu dari 3 surat, yaitu surat AlfathAl-fath, surat AttaubahAt-taubah dan Surat Al -Ahzab. 3 surat ini melambangkan kelahiran Nabi Saw adalah pada bulan tiga, yaitu rabiul awal, alinea pertama hingga Qiyam jumlahnya 63 yaitu melambangkan usia Nabi SAW 63 tahun, maulid ini angka-angkanya memperhitungkan sejarah Nabi SAW, tahun Hijrah Nabi SAW, jumlah sahabat dll.
Al Habib Umar yang ahli dalam bahasa, syairnya bukan hanya Maulid Dhiya’ullami’, namun lebih dari seribu alinea syair telah diterbitkan dari ucapan ia,ucapannya dengan jumlah yang mencapai ratusan ribu bait.
IaBeliau digelari Al Musnid, didasarkan karena setiap menyebut hadits, iabeliau mampu ataupun hafal menyebut sanadnya hingga Nabi SAW atau kutubusshahih.
== Catatan Kaki ==
|