Al-Mutawakkil II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun, -Di tahun +Pada tahun)
Baris 49:
* Ahad, 17 Muharram 886 [[Hijriah|H]], terjadi gempa bumi hebat usai salat Ashar. Gunung-gunung dan bangunan-bangunan bergoncang. Sekalipun gempa itu tidak berlangsung lama, namun memakan korban dengan meninggalnya hakim agung Syarafuddin bin Id, salah seorang ulama besar mazhab [[Hanafi]] karena tertimpa reruntuhan tembok madrasah as-Saleh.<ref name="khalifah" />
 
* Pada bulan [[Rabiul awal]] dipada tahun yang sama, seseorang yang bernama Khaki dari [[India]] datang ke Mesir. Ia mengaku berumur dua ratus lima puluh tahun. As-Suyuthi menemuinya, dan menanggapnya bahwa pria tersebut merupakan pria yang sangat kuat, semua jenggotnya hitam, sehingga secara logika tidak mungkin umurnya sudah tujuh puluh tahun, lebih-lebih jika telah mencapai dua ratus lima puluh tahun. Menurut as-Suyuthi pria tersebut telah berdusta. Menurut kabar tersiar yang didengar oleh as-Suyuthi, katanya, ia juga telah menunaikan ibadah haji pada usia delapan belas tahun. Lalu ia kembali ke India.<ref name="khalifah" />
 
* Pada bulan [[Syawal]] dipada tahun yang sama, datang surat dari Madinah yang mengabarkan bahwa pada malam 13 Ramadhan ada petir dari langit menyambar menara tempat adzan, bahkan membakarnya petir itu menjatuhkan atas Masjid Nabawi dan menghanguskan sejumlah kitab, sehingga yang tersisa hanya tembok. Ini adalah kejadian yang begitu menakutkan.<ref name="khalifah" />
 
* Hari Rabu, 30 [[Muharram]] tahun 903 [[Hijriah|H]], khalifah wafat. Ia mewasiatkan jabatan khalifah kepada putranya yang bernama Ya'qub dengan gelar al-Mustamsik Billah.